Berita Blitar

Nenek Penjual Pecel Perhiasannya Raib Setelah Digendam, Diturunkan dari Mobil: Bingung

Komplotan gendam itu beraksi menyasar nenek penjual pecel bernama Tusini (65), warga Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Imam Taufiq
Nenek penjual pecel yang jadi korban gendam ditolong warga saat ditemukan di tepi jalan Kecamatan Selorejo, Blitar. 

TRIBUNMADURA.COM - Nenek penjual pecel di Blitar menjadi korban gendam komplotan penjahat kendarai mobil.

Komplotan gendam itu beraksi menyasar nenek penjual pecel bernama Tusini (65), warga Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben.

Korban dimasukkan ke dalam mobil pelaku.

Lalu perhiasan yang dikenakan korban dipreteli.

Hingga akhirnya korban dibuang di pinggir jalan raya Desa Kali Legi, Kecamatan Selorejo atau Jurusan Malang-Blitar, Senin (31/7/2023) pagi kemarin.

Baca juga: Aksi Tak Terpuji Kades di Pasuruan Gendam Orang di Tuban, Kini Dicokok Polisi

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Korban ditemukan dalam kondisi bingung.

"Iya, seperti itu cuma berapa kerugiannya, kami belum bisa memastikan karena saat ditolong warga, korban masih dalam kondisi bingung," ujar AKP Suhartono, Kapolsek Kesamben, Selasa (01/8/2023).

Suhartono sendiri belum bisa bercerita detail soal kronologis kejadian itu namun itu terjadi saat korban sedang berjualan nasi pecel pincuk di tepi jalan raya Malang-Blitar, yang ada di sebelah Selatan lapangan sepak bola Dusun Sembung.

Sebenarnya, meski korban tak berjualan nasi pecel, secara ekonomis sudah cukup mampu karena anak-anaknya sudah sukses, termasuk rumah yang ditempati di dekat lapangan sepak bola itu cukup mentereng dibandingkan dengan yang lain.

Bahkan, sisi kelebihan lainnya, menurut warga, korban dikenal suka mengoleksi perhiasaan karena yang dikenakan di tubuhnya cukup lengkap.

"Katanya sih, belum lama berjualan nasi pecel itu, kemungkinan ya sekitar setahun lah," ungkapnya.

Itu dilakukan rutinitas atau buka pagi bersamaan waktu orang sarapan atau sebelum orang berangkat kerja.

Harganya cuma Rp 7.000 per bungkus atau per pencuk dengan daun pisang.

Tepat sekitar pukul 08.00 WIB atau bersamaan dengan tak ada pembeli, ada mobil melintas dari arah Barat atau arah Terminal Kesamben yang berjarak sekitar 1 km.

Mungkin sudah digambar kalau korban lagi sendirian, mobil yang ditumpangi pelaku itu melaju pelan dan berhenti tepat di depan tempat berjualan korban.

Salah seorang dari penumpang mobil itu memanggil korban untuk disuruh mendekat ke arah mobilnya. Orang itu duduk di bangku tengah.

"Begitu memanggil korban dengan gerakan tangannya juga, korban langsung berdiri karena dikira orang itu mau beli " ujarnya.

Namun, entah dibilangi apa, saat korban mendekat ke arah penumpang yang memanggilnya itu, korban seperti dibikin menurut.

Sebab, nenek itu langsung masuk ke dalam mobil pelaku, yang diperkirakan ditumpangi empat orang.

Meski belum dijelaskan jenis mobilnya namun polisi sepertinya sudah mengantongi identitas mobil pelaku.

Sebab, di sebelah kiri tempat jualan korban itu banyak tempat usaha yang juga dipasang CCTV sehingga dipastikan mobil pelaku itu bahkan aksi pelaku saat menyuruh korban masuk ke dalam mobilnya juga terekam CCTV.

"Petugas masih mengumpulkan data dari orang-orang yang tahu," ujarnya.

Begitu dimasukkan mobil, korban dibawa tancap gas ke arah Timur atau Malang.

Baca juga: Pemain Terbuang AS Roma Tak Laku di Liga Inggris Meski Sukses, Kini Dilempar Lagi ke Klub Serie A

Baca juga: Akhirnya Ditangkap Pelaku Pembacokan di Sampang Karena Santet, Terungkap Motif : Ibu Sakit Tak Wajar

Baca juga: Siaran Langsung Manchester City Vs Arsenal 22.00 WIB di MNC Vision Piala Community Shield 2023

Entah korban sempat meronta atau tidak, hanya berjarak sekitar 4 km dari tempat berjualannya, korban diturunkan di tepi jalan jurusan Malang-Blitar.

Itu tepatnya di Timur Jembatan Kali Legi  Kecamatan Selorejo, yang dekat dengan lokasi usaha pemecah batu kali (batu koral).

Saat ditemukan, korban dalam kondisi bingung dan perhiasaannya, seperti kalung, cincin, gelang, raib semua.

Dugaannya, korban kabur ke arah Malang dengan melalui Bendungan Sutami yang berjarak sekitar 4 km dari lokasi korban diturunkan di tepi jalan dan ditolong warga yang rumahnya di dekat TKP itu.

Kemungkinan korban mengalami syok berat saat dimasukkan ke dalam mobil pelaku apalagi sempat dibawa kabur sehingga mengira akan diperlakukan kasar atau dibawa ke mana.

"Ya, wajar lah siapa yang nggak takut kalau dibawa kabur oleh penjahat," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved