Berita Madura
Marak Tetesan Air Garam di Madura, Keburu Diangkut ke Truk, Bahayakan Pengendara
Salah seorang pemerhati garam, Mohamad Fahri, mengatakan, seharusnya bila garam itu dipanen dari tambak garam, maka dibiarkan terlebih dulu
Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Tetesan air garam bercampur solar di jalan raya yang terjadi di Bangkalan dan Pamekasan belakangan ini, lantaran garam yang dipanen tidak dibiarkan terlebih dulu untuk ditiriskan. Namun keburu diangkut ke atas truk, sehingga garam yang masih basah berpotensi airnya menetes ke jalan raya.
Salah seorang pemerhati garam, Mohamad Fahri, mengatakan, seharusnya bila garam itu dipanen dari tambak garam, maka dibiarkan terlebih dulu minimal 4 hari di tempat penampungan. Setelah itu barulah diangkut ke atas truk untuk dibawa ke pabrik. Sehingga sebelum dinaikkan ke truk, garam itu mengering dan tidak akan menetes.
“Air garam yang menetes di jalan raya itu, lantaran setelah garam dipanen, hanya dibiarkan dua hari di gudang penampungannya, setelah itu diangkut. Bahkan, ada yang hanya satu hari dibiarkan, kemudian dinaikkan ke truk. Padahal garamnya belum kering betul dan membuat garam menetes di jalan saat diangkut truk,” ujar Mohammad Fahri, kepada SURYA, Rabu (20/9/2023).
Menurut Fahri, panggilan pengusaha garam yang memiliki tambak garam di Pamekasan ini menyatakan, selama ini pihaknya jika setiap memasok garam ke pabrik, maka membiarkan terlebih dulu ditiriskan dalam waktu antara 4 hingga 5 hari. Setelah itu barulah diangkut ke atas truk. Dan cara ini dapat mencegah, serta meminimalisir menetesnya air garam di jalan.
Fahri menguraikan, kenapa garam yang baru dipanen tidak dibiarkan terlebih dulu hingga beberapa hari sebelum diangkut ke truk, ini karena beberapa pengepul garam dan sejumlah petani garam, beralasan agar garam yang dipanen cepat laku dan uangnya dibutuhkan.
Baca juga: Tetesan Air Garam Campur Solar Juga Dikeluhkan Warga Pamekasan
Informasi lengkap dan menarik Berita Madura lainnya di Googlenews TribunMadura.com
“Kami mengimbau kepada petani maupun pengepul garam, jangan karena hanya mengejar keuntungan, namun mengabaikan keselamatan orang lain. Tolong garam yang baru dipanen dari tambah garam, mohon dibiarkan dulu jangan keburu diangkut ke truk,” ujar Fahri.
Fahri menjelaskan, tetesan air garam yang jatuh ke jalan raya itu dampaknya cukup berbahaya bagi pengguna jalan raya. Bukan hanya kepada pengendara roda dua, namun juga roda empat. Karena sifat air garam itu pekat, beda dengan air biasa atau air hujan.
Diakui, di musim kemarau ketika air garam dari truk menetes ke jalan raya, beberapa jam kemudian mengering. Namun di malam hari, apalagi di pagi hari, jalan raya bekas tetesan air garam itu basah kembali, sehingga jalannya licin. Dan bila terdapat sepeda motor yang melintas dan ngerem mendadak, bisa tergelincir.
Farhi mengatakan, kalau malam hari ia sering menjumpai tetesan air garam itu di kawasan Asemmanis, jalan Jokotole, Pamekasan. Karena beberapa truk pengangkut garam dari Sumenep berhenti sebentar di sana, untuk istirahat. Setelah truk berangkat, muncul tetesan air garam.
Menyinggung adanya tetesan garam bercampur solar, Paong memaklumi. Hampir semua truk pengangkut garam, setelah pulang dari Surabaya memasok garam, truknya dicuci. Setelah itu, bak truk dan rangkanya disemprot dengan solar untuk menghindari karat. “Ketika jalan menikung atau berada di tanjakan, posisi truk miring, membuat air garam menetes,” papar Fahri.
Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan, Imam Hidajat, yang dimintai komentarnya mengatakan, untuk mencegah munculnya tetesan air garam dari truk pengangkut garam, pihaknya sudah koordinasi dengan beberapa pengusaha angkutan dan paguyuban angkutan di Pamekasan, memberitahu bila mengangkut garam, usahakan jangan sampai garamnya menetes ke jalan raya.
“Kami mohon kepada pengusaha angkutan maupun sopir truk, sebelum garam itu diangkut ke atas truk, sebaiknya bak truknya bagian dalam dilapisi terpal. Agar sewaktu-waktu air garamnya menetes, tidak jatuh ke jalan raya, namun tetap pada posisi tertampung di dalam bak truk,” kata Imam Hidajat.
Transportasi Murah Meriah Trans Jatim Surabaya-Madura, Bayar Rp 5 Ribu Bisa Nikmati Fasilitas Nyaman |
![]() |
---|
Sudah Ada TransJatim, Warga Madura Ternyata Masih Suka Naik Bus Rute Jauh |
![]() |
---|
Kronologi Meninggalnya Warga Madura di Gurun Pasir saat Ingin Naik Haji Secara Ilegal |
![]() |
---|
Kunjungi Kangean, Kementerian Kelautan dan Perikanan Survei Budidaya Lobster Milik PT Balad Grup |
![]() |
---|
Bangkalan Larang Kelulusan SD-SMA Pakai Toga, Cukup Tasyakuran, Ikuti Gebrakan Gubernur Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.