Perang Hamas Lawan Israel
Kisah Pilu Abu Saher Urus Ratusan Jenazah Korban di Gaza, Kondisi Jasad Tercerai, ‘Saya Kumpulkan’
Abu Saher membagikan ceritanya selama mengurus jenazah para korban di jalur Gaza. Terkadang, dia mendapati kondisi jasad tercerai-berai.
Penulis: Olga Mardianita Afifa | Editor: Mardianita Olga
"Misi saya memberi saya tantangan besar," ujarnya.
"(Para) orang tua di Gaza menjadi gila karena kesedihan mereka. Berteriak dan menangis untuk anak mereka."
"Jadi saya mencoba untuk berbelas kasih semampu saya dan berusaha membuat jenazah terbungkus rapi, sehingga mereka (keluarga korban) bisa mengucapkan selamat tinggal," tutur dia.
Al-Maghari berusaha semaksimal mungkin membungkus jenazah korban serangan Israel, layaknya orang meninggal pada umumnya.
Ia akan menyeka darah dan debu, kemudian menuliskan nama korban di kain kafannya.
"Momen perpisahan terakhir ini selalu memilukan dan kejam."
"Kadang-kadang, saya menerima jenazah yang tak memiliki ciri-ciri karena hancur terkena ledakan."
"Di sini, saya membungkuskan kain kafan hingga tertutup agar anggota keluarga tidak mengingat orang yang mereka cintai dalam keadaan yang begitu gamblang," urai al-Maghari.
Seringkali al-Maghari membungkus jenazah di dalam ambulans yang tiba di rumah sakit karena terlalu sulit untuk membawa potongan-potongan tubuh tersebut ke ruang kerjanya untuk dicuci dan dikafani.
Al-Maghari mengatakan, jumlah jenazah yang tiba di RS Syuhada Al-Aqsa bertambah dua kali lipat setelah adanya pengungsian massal warga Kota Gaza ke kota-kota di Jalur Gaza selatan, yang meningkat setelah 13 Oktober.
“Setiap hari, perempuan, laki-laki, dan anak-anak, semuanya warga sipil, terbunuh dalam serangan Israel terhadap rumah atau tempat umum mereka atau saat bepergian ke selatan,” katanya.
Al-Maghari percaya mendiskusikan dampak pekerjaan ini terhadap kesehatan mentalnya adalah sebuah “kemewahan”, mengingat kondisi bencana yang dialami sektor kesehatan.
Baca juga: Diduga Terpengaruh Hamas-Israel, Kakek Tega Bunuh Bocah Palestina, Teriak Kebencian saat Beraksi
“Menghadapi banyaknya jenazah yang robek dan terbakar yang sebagian besar adalah anak-anak, memerlukan ketangguhan psikologis tingkat tinggi yang tidak dimiliki setiap manusia,” ujarnya.
Saya menghadapi ujian nyata setiap hari. Tidak ada waktu untuk menangis atau putus asa pada saat yang sama, tetapi kita hanyalah manusia," tegas al-Maghari.
Pekerjaan Al-Maghari dalam kondisi berbahaya ini tidak memberinya kesempatan untuk memikirkan keluarganya, yang tinggal di kamp pengungsi Nuseirat di pusat Kota Gaza.
Gaza
Israel
Palestina
Abu Saher
serangan Israel ke Palestina
jenazah
TribunMadura.com
Tribun Madura
berita viral
Strategi Jitu Pejuang Palestina Tewaskan 7 Tentara Israel di Tank, Dilakukan Seorang Diri |
![]() |
---|
‘Bagai Ratu’, Ibu di Israel Berterima Kasih ke Hamas, Rawat Anaknya Meski Jadi Sandera di Gaza |
![]() |
---|
Kisah Pilu Evakuasi Pasien RS Al-Shifa Gaza, Diperintah Israel, Lambaikan Kain Putih Sepanjang Jalan |
![]() |
---|
Nasib Warga Tepi Barat Palestina, Tak Kalah Menderita dari Rakyat Gaza, Israel Ciptakan Perang Sipil |
![]() |
---|
Cara Canggih Hamas Bobol Pertahanan Israel, Penjaga Perbatasan Dibuat Tak Berkutik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.