Berita Viral

Kisah Indah Sopir Bajaj selama Narik: Ibu-ibu Brojol di Perjalanan, sampai Dibayar Bule ‘300 Dolar’

Sopir bajaj ini menceritakan kisah indahnya selama bekerja. Dia pernah melihat ibu-ibu brojol di perjalanan hingga diberi ratusan dolar oleh bule.

Editor: Mardianita Olga
TikTok @lensagram
Sopir bajaj menceritakan pengalaman indah dan unik selama mencari nafkah. Dia sempat mendapatkan ibu-ibu lahiran di bajaj, hingga diberi 300 dolar oleh penumpang bule. 

TRIBUNMADURA.COM - Selama menjadi sopir bajaj, pria ini memiliki sejumlah pengalaman unik.

Tak hanya unik, beberapa di antara pengalamannya itu, ada kisah indah yang membuatnya terharu.

Dia juga pernah tak menyangka akan mendapat rezeki nomplok selama menjadi sopir bajaj.

Bagaimana tidak?

Suatu hari dia menyaksikan ibu-ibu melahirkan di bajaj-nya.

Di hari lain, dia memperoleh ratusan dolar dari penumpang bule.

Lantas, seperti apa kisah sopir bajaj tersebut?

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Baca juga: Sosok Andrea Henriette, Bule Inggris Fasih Bicara Bahasa Jawa, Pamer Skill di TikTok: Mbujuki Paling

Kisah sopir bajaj ini kepalang unik dan indah sampai-sampai viral di media sosial.

Di TikTok @lensagram, video yang menyoroti curhatan sopir ini bahkan telah ditonton sebanyak 2,5 juta kali.

Dia adalah Hendi Saputra, pria yang telah melanglang dengan bajaj–nya selama 15 tahun.

Selama belasan tahun itu, Hendi mempunyai cerita unik saat bertemu penumpanggnya, mulai dari ditawarin menikah dan diberikan tips besar oleh seorang turis asing.

“Emang gua dari dulu style bang, pake sepatu. Supir bajaj kan kaya yang lain lihat sendiri pakaiannya. Tadi emak-emak percaya gak, gua bawa sewa? ‘Ini mau gak sama anak saya orang Tasik?’. Gua dijodohin. Jangan, gua udah punya cucu, gua bilang gitu,” ujarnya.

Pengalaman unik lainnya adalah saat bajaj miliknya dinaiki penumpang wanita yang ingin lahiran.

Tapi belum sampai rumah sakit, wanita tersebut sudah melahirkan.

Baca juga: Punya Paras Bule, Pacar Artis Ini Bisa Bahasa Jawa, Ternyata Asli Orang Lumajang, Suka Sentolop

“Nih bajaj sekali ada indahnya, ngelahirin anak dalam bajaj. Gua dapet penumpang dari Muara Baru. Saking mules-mulesnya, gua bawa ke rumah sakit Teluk Gong, lalu brojol di bajaj gua" kata Hendi.

“Nah gak lama tuh orang tua perempuan bilang, ‘bang minta tolong dong di adzanin’. Lah Bu jangan saya, saya kan bukan bapaknya. ‘Gak apa-apa mas, udah adzanin aja, bapaknya lagi berlayar’,” lanjutnya.

Satu hal yang membuatnya terharu adalah sang bayi memegang pipinya ketika sedang di adzankan.

Pada momen itu, Hendi mengaku sampai menitiskan air mata karena merasa seperti anaknya sendiri.

Hendi juga menceritakan saat mendapatkan penumpang wisata asing.

Saat itu, dirinya mengantar ke lokasi wisata yang menjadi ikonik di Jakarta, seperti Monas, Kota Tua, dan Ancol, dan mendapatkan bayaran yang cukup besar.

“Pernah dapet bule, dikasih tuh 300 dolar Amerika. Cuma ke mana? Ke Monas sama Kota Tua, trus Ancol, pengen tau doang. Ih lumayan dolar. Besoknya tuker, dua hari gak narik,” ucapnya.

Seperti yang diketahui uang 300 dolar kalau dirupiahkan sebanyak Rp4,6 juta.

Sebelumnya, Hendi mengaku bekerja sebagai security dan sopir pribadi di Jakarta.

“Kalau security di saat hari raya itu enggak bisa ketemu keluarga. Kalau ini kan bebas, gak ada waktu, mau kapan aja bebas.

Engak ada keterpaksaan, engak ada keterikatan,” ujar Hendi seperti dikutip dalam kanal YouTube Lensagram.

Awal mula Hendi melakoni pekerjaan sebagai pengemudi bajaj mencoba armada milik temannya.

Dia mengaku nyaman bisa melepas penat berkeliling kota serta berbincang dengan berbagai karakter penumpang.

“(Paling rame) itu biasanya di hari jam kerja sama istirahat, pulang kerja. Menentukan tarifnya ya di antara jarak jauh dekatnya.

Ya, kita kan masih bisa nego. Misalnya jauh, ya sebisa kita lah ngehargain, tapi jangan terlalu melambung tinggi. Sepantasnya aja lah,” ucapnya.

Selain Hendi, sopir bajaj lainnya sempat menjadi sorotan publik.

Pasalnya, dia jago berbahasa Inggris saat mendapatkan penumpang warga negara asing (WNA).

Baca juga: Niat Lihat Masjid Tertua, Bule Apes Diikuti Pria Mesum, Tak Henti Onani: Jangan di Tempat Suci Juga

Momen itu diunggah langsung oleh di kanal YouTube sang bule, Ken Abroad.

Ken kala itu berada di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat dan ingin singgah ke pusat perbelanjaan di Jakarta.

Namun, Johan pun mulai menjelaskan kepada Ken Abroad bahwa lokasi pasar yang ingin ia datangi sudah tutup.

"Pasar Tasik is the close, and Pasar Tanah Abang is the open," kata Johan.

Ken Abroad pun menjelaskan kepada Johan bahwa ia hanya ingin berkeliling di sekitar Pasar Tasik.

Ketika ditanya soal tarif, Johan menawar dengan harga Rp100.000.

Tetapi, Ken Abroad menawar karena harganya beda jauh dengan taksi online.

"What's the best price you can do? (Berapa penawaran terbaikmu?)" tanya Ken Abroad.

"You can have fifty thousand Rupiah (Anda bisa naik dengan Rp50.000)," jawabnya.

Sepanjang perjalanan, Johan pun berusaha selalu berbincang dengan Ken Abroad dengan Bahasa Inggris yang ia bisa.

Mulai dari menginformasikan Ken tentang demonstrasi yang terjadi selama perjalanan, sistem ganjil genap, dan barang yang bisa dibeli di pasar.

Ketika sampai di tujuan, Ken Abroad memuji pelayanan Johan.

“That was the first tuk-tuk ride in Jakarta, Indonesia, and a very good experience (Itu tadi pertama kali naik tuk-tuk di Jakarta dan pengalaman yang sangat bagus),” ujar Ken.

YouTuber asal Jerman bernama Ken Abroad yang menampilkan Johan (35), sopir bajaj asal Cakung, Jakarta Timur, yang mampu berbahasa Inggris.
YouTuber asal Jerman bernama Ken Abroad yang menampilkan Johan (35), sopir bajaj asal Cakung, Jakarta Timur, yang mampu berbahasa Inggris. (YouTube.com)

Baca juga: Rombongan Bule Asal Belgia Kecelakaan di Pantura Situbondo, Polisi Beber Kronologi

Diketahui, Johan merupakan warga RT 005/RW 011 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

Ia memang sengaja menyapa setiap wisatawan mancanegara dengan Bahasa Inggris agar mereka tertarik menggunakan jasanya.

"Awalnya saya bilang, 'Hello Mister, hello Miss. Where are you going?'. 

Mungkin dengan bahasa Inggris itu, mereka tertarik (untuk naik bajaj)," kata Johan, dikutip dari Kompas.com pada Selasa (17/10/2023).

"Saya speak English karena menurut saya itu bahasa global," sambungnya.

Johan mengaku, mau tidak mau ia memberanikan diri berbicara Bahasa Inggris untuk menggaet penumpang wisatawan mancanegara.

"Kalau dia (wisman) tertarik, tunjukin map di HP, saya beraniin lagi ngomong 'you can try to me with tuk-tuk'. Dia tertarik, tinggal negosiasi harga," ungkap Johan.

Pekerjaan menjadi sopir bajaj ini sudah dilakoni Johan sejak enam tahun lalu, tepatnya 2017.

Namun, Johan baru mulai mangkal di sekitar Monas, Jakarta Pusat, sejak awal 2023.

Sebelum pindah ke Monas, Johan kerap mangkal di kawasan Tanah Abang.

Tetapi, karena pasar tersebut mulai sepi pengunjung, Johan pun mulai berkeliling Ibu Kota mencari penumpang.

Ketika melintasi kawasan Monas, ia melihat bahwa di sana ramai wisatawan. Johan pun memutuskan untuk mulai mencari penumpang di sana.

"Saya di pintu Monas Selatan, di patung kuda. 

Sejak di Monas sering angkut wisatawan, tapi kalau Minggu orang-orang yang CFD (car free day)," terang Johan.

Johan pun mengaku, ia mendapatkan lebih banyak mendapatkan penumpang saat mangkal di Monas ketimbang saat masih di Tanah Abang.

"Kalau wisatawan lokal, sering angkutnya bukan wisatawan Jabodetabek tapi orang luar daerah," katanya.

Adapun, Johan mengasah kemampuan Bahasa Inggris miliknya melalui pembelajaran yang pernah ia dapatkan dulu sejak sekolah.

Namun, kala itu, Johan tidak berani menonjolkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris-nya.

Tetapi, saat mangkal di Tanah Abang, Johan pernah mendapatkan penumpang WNA.

Ia masih ragu-ragu dalam menggunakan kemampuan bahasa asingnya saat itu.

Johan (35), sopir bajaj yang viral karena mampu berbicara bahasa Inggris
Johan (35), sopir bajaj asal Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, yang viral karena mampu berbicara bahasa Inggris dengan seorang bule asal Jerman ketika sedang narik bajaj di kawasan Monas, Jakarta Pusat. (Kompas.com/Nabila Ramadhian)

Baca juga: Ketakjuban Bule pada Abang Duplikat Kunci Indonesia, 10 Menit Bikin Ulang Kunci Motor Hilang: Kaget

Ia masih merasa bingung tentang apa yang perlu dibicarakan. 

Alhasil, Johan hanya mengantarkan orang asing itu tanpa bersuara.

"Bulenya saya bawa, tapi saya diemin. 

Saya mikir, enggak ada yang bisa saya tunjukin. 

Sejak di Monas, saya beranikan untuk ngomong pakai Bahasa Inggris," jelas dia.

Selain itu, ia juga merasa perlu mempertajam kemampuan yang telah dipelajari sejak SD-STM.

Ia mengaku sempat kesulitan karena bahasa Inggris yang dipelajari semasa sekolah bukanlah jenis percakapan sehari-hari.

"Yang dipelajari dan diterapkan langsung beda. 

Jadinya kalau komunikasi langsung, otomatis apa yang diucapkan jadi semrawut," ungkap Johan.

Dengan modal sapaan berbahasa inggris itu, Johan pun sudah mengangkut ratusan wisman.

Mereka datang dari berbagai negara, misalnya Belanda, Belgia, Filipina, Perancis, dan Malaysia.

Rata-rata, tujuan favorit mereka adalah Kota Tua dan Glodok. 

Namun, untuk wisman asal Belanda dan sudah berusia, mereka senang mengunjungi area makam Belanda.

Kemampuan Johan berbahasa Inggris juga pernah membuat ia menjadi penengah jika ada konflik antara wisman dengan sopir bajaj.

Johan menjadi penengah saat konflik seperti itu terjadi belum lama ini di Stasiun Gambir.

Saat itu, ia sedang melintas saat melihat seorang sopir bajaj hampir adu jotos dengan seorang wisman.

Ia langsung menghampiri sopir bajaj itu dan menanyakan akar permasalahannya.

Dia juga memberi tahu bahasa Inggris yang benar saat berbicara dengan bule.

"Kata dia, bulenya ngasih Rp 5.000 padahal yang diminta Rp 50.000. 

Saya tanya, ngomong Rp 50.000-nya gimana. Dia bilang, 'saya ngomong five thousand'. Saya bilang salah, five thousand itu Rp 5.000 kalau fifty thousand itu Rp 50.000," ungkap dia.

Setelah itu, sopir bajaj tersebut meminta tolong kepada Johan untuk memberi penjelasan ke wisman itu.

"Saya jelasin ke bulenya, 'sorry Mister the driver problem to you. 

Price Monas ke sini fifty thousand Rupiah not five thousand. This is not speak English'. Bule bilang no problem," kata Johan.

 

-------

Artikel ini telah ditayangkan di TribunJateng.com

Berita Madura dan berita viral lainnya.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved