Berita Viral

Niat Lapor Kekerasan di Pinggir Jalan, Pemotor Kesal Malah Tak Ada Tanggapan, Berakhir ‘Saya Katain’

Saat melintas, pemotor ini menemui penganiayaan seorang pria ke wanita. Dia mengaku kesal karena dilempar-lempar ketika berniat melapor.

Editor: Mardianita Olga
Instagram.com/@merekamjakarta
Kekerasan terjadi di pinggir jalan. Pemotor yang melintas kesal lantaran tak mendapat tanggapan ketika melapor. 

"Anak saya juga sampai bilang, 'Mamanya si NT itu jahat banget'," tambah A, menirukan ucapan anaknya.

Menurut A, tetangga lainnya yang bekerja sebagai kuli bangunan pernah menegur RY.

Sebab, aksi kekerasan itu dikhawatirkan dicontoh anak-anak untuk melakukan hal serupa terhadap orang lain.

"Tapi, si ibunya itu malah marah ke si tukang bangunan karena kata dia mencampuri urusannya," kata A.

Polisi pun telah menetapkan RY (38) menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan ini.

Namun, RY tidak ditahan.

Keputusan bahwa RY tak ditahan didasari hasil rapat koordinasi antara Polres Metro Tangerang Kota dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Kejaksaan Negeri Tangerang, Dinas Sosial Kota Tangerang, dan pemerhati anak.

Rio mengatakan, semua pihak sepakat RY tak ditahan karena tersangka memiliki bayi.

"Tersangka tidak ditahan karena dasar kemanusiaan, di mana tersangka masih memiliki anak bayi berusia sembilan bulan," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Kota Kompol Rio Mikael Tobing.

NT dipisahkan sementara dengan RY. Ia dipindahkan ke rumah aman Yayasan Peduli Anak.

Kabar teranyar, kondisi NT semakin membaik.

Namun, bocah malang itu enggan pulang ke rumah lantaran trauma masih membekas di dalam dirinya.

"Kondisi korban sehari-harinya semakin baik, interaksinya makin baik, keceriaannya baik. Hanya memang belum mau dikembalikan kepada orangtuanya," ujar Pejabat Sementara Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Lia Latifah saat dihubungi pada Kamis (23/11/2023).

RY terus menjalin komunikasi dan membujuk anak tirinya itu untuk pulang.

Namun, bujukan RY masih ditolak oleh NT.

"Setiap hari biasanya orangtuanya telepon, selalu ditanyain mau pulang apa enggak? Tapi (NT) selalu jawabannya, 'Aku belum mau pulang. Aku mau di sini aja', kata Lia.

Lia pun menyarankan agar RY membangun kembali rasa kepercayaan NT terlebih dahulu sebelum memintanya pulang.

Pasalnya, penyiksaan yang dialami NT membuat kondisi psikisnya cukup membekas.

NT masih mengungkit aksi kekejaman RY bila melihat luka-luka di tubuhnya.

Salah satunya kala ditanya oleh aktivis sosial Novi Pratiwi.

"Dikepentokin lantai sama mama terus jadi berdarah," ucap NT dengan suara yang bergetar, seperti dilansir dari Tribun-Medan.com, Kamis (24/11/2023).

Baca juga: ‘Tak Bisa Hidup Tanpa Suami’, 3 Tahun Ibu Tega Biarkan Ayah Rudapaksa Anak Kandung, Hamil 2 Kali

Aktivis sosial Novi Pratiwi dan bocah yang disiksa ibu tiri.
Aktivis sosial Novi Pratiwi dan bocah yang disiksa ibu tiri. (YouTube.com)

Mata NT yang terlihat membiru juga ternyata gara-gara ulah sang ibu tiri.

"Ini dipukul," kata NT.

Mendengar pengakuan NT, Novi Pratiwi syok hingga tubuhnya gemeteran

"Ya Allah Ya Robby, Astagfirulullah," kata Novi Pratiwi.

Ketika baju NT dibuka, di badan balita tersebut dipenuhi oleh luka bekas cubitan dan cakaran.

NT mengatakan RY mencubitnya tanpa alasan yang jelas.

"Ini dicubit," ujar NT polos.

"Enggak nakal, tapi dicubit," imbuhnya.

Saat sedang dianiaya oleh RY, NT mengaku kerap berteriak meminta tolong.

"Minta tolong, enggak ada yang nolong," kata NT.

Mendengar jeritan kesakitan NT, RY bukannya iba malah semakin menyiksa balita tak berdosa tersebut.

RY malah berusaha untuk merobek mulut NT.

"Aku teriak minta tolong terus mulutnya diginiin," ucap NT sambil meniru perbuatan RY kepadanya.

Ternyata penyiksaan yang dirasakan NT tak berhenti sampai disitu.

"Lehernya dicekik diginiin," kata NT.

----

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita Madura dan berita viral lainnya.

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved