10 Tahun Kepemimpinan Joko Widodo

Kadin Jatim Paparkan Nilai Positif Pengembangan Infrastruktur dan Ekonomi Selama Kepemimpinan Jokowi

DPD Kadin Jatim memberikan nilai positif dalam 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo terkait pengembangan infrastruktur dan ekonomi di Jatim

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Taufiq Rochman
Tribun Jatim Network/Habibur Rohman
Ketua Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto di Kantor Kadin Jatim, Kamis (10/10/2024). 

"Hal-hal diatas menjadi pendorong peningkatan perdagangan dengan tercatat volume ekspor-impor melalui Tanjung Perak meningkat dari 12,3 juta ton pada 2014 menjadi 16,9 juta ton pada 2024," terang Adik.

Ditambah dengan perkembangan industri pendukung, dimana jumlah perusahaan di sektor maritim di Jatim meningkat 25 persen dalam periode 2014-2024.

Peningkatan daya saing yang bisa dilihat dari peringkat Pelabuhan Tanjung Perak dalam Lloyd's List of Top 100 Container Ports naik dari posisi 55 pada 2014 menjadi 42 pada 2024.

"Selanjutnya untuk transformasi digital, di Jatim kami mencatat adanya peningkatan konektivitas internet yang penetrasinya meningkat dari 36,9 persen pada 2014 menjadi 84,5 persen pada 2024."

"Kecepatan internet rata-rata di Surabaya meningkat dari 5,4 Mbps pada 2014 menjadi 45,2 Mbps pada 2024," ujar Adik.

Hal itu dibarengi dengan pertumbuhan ekosistem startup, dengan adanya peningkatan jumlah startup di Surabaya dari sekitar 50 pada 2014 menjadi lebih dari 300 pada 2024.

Juga nilai investasi ke startup Surabaya mencapai US$ 450 juta pada 2024, meningkat dari hanya US$ 20 juta pada 2014.

Terkait digitalisasi UKM, Kadin mencatat persentase UKM di Surabaya yang memiliki presence online meningkat dari 18 persen pada 2014 menjadi 75 persen pada 2024.

Kontribusi ekonomi digital terhadap PDRB Surabaya mencapai 8,5 persen pada 2024, naik dari 2,1 persen pada 2014.

Kemudian untuk inovasi layanan publik, Pemkot Surabaya telah melakukan umplementasi 25 aplikasi e-government di tahun 2024, meningkat dari hanya 5 aplikasi pada 2014.

Indeks Kota Cerdas Indonesia menempatkan Surabaya di posisi kedua nasional pada 2024.

Selanjutnya catatan untuk hilirisasi industri di Jatim, Adik melihat adanya diversifikasi produk.

"Sehingga nilai ekspor produk olahan pertanian Jatim meningkat dari US$ 2,3 miliar pada 2014 menjadi US$ 4,1 miliar pada 2024. Kapasitas produksi petrokimia di Jawa Timur meningkat 40 persen dalam periode 2014-2024," jelas Adik.

Hal ini mampu meningkatkan nilai tambah kontribusi sektor manufaktur terhadap PDRB Jawa Timur meningkat dari 29,3 persen pada 2014 menjadi 34,7 persen pada 2024.

"Nilai ekspor produk manufaktur Jatim juga meningkat dari US$ 12,4 miliar pada 2014 menjadi US$ 18,2 miliar pada 2024," imbuh Adik.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved