Berita Terkini

Dulu Dipuja Sulap Desa Miliarder, Abdul Halim Kini Berpotensi jadi Tersangka Penggelapan Aset Desa

Nasib mantan Kepala Desa (Kades) Sekapuk, Ujungpangkah, Gresik Abdul Halim kini berubah 180 derajat.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Taufiq Rochman
Kolase Tribun Madura
Mantan kepala Desa Sekapuk, Ujungpangkah, Gresik, Abdul Halim. 

TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Nasib mantan Kepala Desa (Kades) Sekapuk, Ujungpangkah, Gresik Abdul Halim kini berubah 180 derajat.

Dulu, nama Abdul Halim dikenal lantaran keberhasilannya menyulap Desa Sekapuk menjadi Desa Miliarder.

Namun kini mantan Kepala Desa Miliarder Sekapuk itu menjadi pesakitan.

Halim sapaan akrabnya kini berpotensi menjadi tersangka penggelapan aset desa.

Halim sendiri diamankan polisi, warga Desa setempat menyoraki pria berjanggut panjang ini.

Tak hanya itu, ketika dibawa ke Polsek Ujungpangkah, warga berbondong-bondong datang, hingga akhirnya Halim dibawa ke Mapolres Gresik.

Beberapa warga yang mengatasnamakan diri Masyarakat Sekapuk Berdaulat melaporkan Halim ke jalur hukum.

Halim dilaporkan atas dugaan penggelapan aset desa yang ia kuasai.

"Kemarin sudah kami lakukan gelar perkara, untuk saat ini sudah naik ke tahap penyidikan," tegas Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, Jumat (29/11/2024).

Diketahui Abdul Halim diamankan lantaran buntut dari aksi tuntutan warga Warga Sekapuk Berdaulat.

Warga menuntut pengembalian aset desa yang dikuasai oleh mantan Kades tersebut.

Setelah diamankan, beberapa warga Sekapuk, membuat laporan ke Polres Gresik.

“Untuk laporannya diduga masalah dari beberapa sertifikat aset desa yang tidak dikembalikan sampai saat ini,” imbuhnya.

Sebelumnya, salah satu warga Sekapuk Ali Sulaiman mengatakan laporan yang dilayangkan kepada mantan Kades itu, karena puncak kekecewaan warga yang sebelumnya melakukan mediasi dari kesewenang-wenangan mantan kades Sekapuk, dalam mengelola Bumdes.

Serta tidak ada keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kebijakan desa.

“Saat itu sempat dilakukan forum desa yang difasilitasi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), sejak eks sudah selesai jabatan pada Januari 2024 lalu. Warga menuntut untuk melanjutkan proses ke jalur hukum,” jelasnya.

Proses ke jalur hukum itu, lanjut dia, dimulai dugaan dari penggelapan aset desa.

Pasalnya, semua aset desa masih dibawa oleh mantan kades Sekapuk tersebut.

“Informasi terakhir, surat-surat aset desa dijaminkan ke Bank. Lantaran untuk membayar hutang Bumdes,”tandasnya.

Ali menceritakan, awal persamalahan hingga eks dilaporkan ke pihak berwajib.

Bermula saat akhir 2023, saat itu mantan kades Sekapuk itu sedang akan habis masa jabatan Kadesnya.

Warga mulai perlahan-lahan tahu apa yang dilakukan mantan kepala desa Sekapuk semasa kepemimpinannya.

“Jadi saat itu, warga menemukan kejanggalan dalam forum yang difasilitasi Dinas PMD. Pasalnya tiba tiba mantan Direktur Bumdes Isowiguno, yang saat ini berubah menjadi Nawa Satya Loka milik Pemdes mengundurkan diri,”ceritanya.

Dalam forum itu, dijelaskan bahwa mantan kepala Desa Sekapuk meminta meminta gaji ke Bumdes, senilai Rp 19 juta 500 ribu atas nama komisaris.

“Karena dia (Halim) merasa punya ide untuk membangun dan mengembangkan wisata. Hingga akhirnya meminta jasa, atau saham dari masyarakat."

"Agar bisa bersama-sama membangun dan mendapatkan keuntungan dari pengelolaan Unit Bumdes sektor pariwisata."

"Saat itu, satu warga dapat urun saham Rp 2, 5 juta, akan dapat satu lembar saham dengan bukti surat. mengetahui Direktur Bumdes dan Kepala Desa,”paparnya.

Selama kurun dua tahun, perputaran saham warga yang dikelola oleh Bumdes dan Pemdes mengalami Dividen.

Tahun pertama Rp 500 ribu setiap warga yang sudah punya saham, dan tahun kedua turun 400 ribu.

Hingga saat ini, tidak ada keuntungan kepada warga.

“Ada kisaran Rp 400 juta, kami tidak ingat lembaran saham yang dilakukan warga."

"Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahun dari Bumdes, dia (Halim) selalu minta jatah, dan ditetapkan sendiri,” tandas pria yang juga mantan Direktur Bumdes tahun 2009 - 2014.

Lain lagi, dengan target PADes dari Bumdes.

Setiap tahun Halim menargetkan hasil Bumdes disetorkan ke PADes.

Anehnya, target yang diminta selalu lebih dari laba.

Katakan laba dari Bumdes Rp 900 juta, mantan kades Sekapuk menargetkan Rp 1 miliar.

“Untuk sampai target yang diinginkan target. Akhirnya Bumdes pun hutang di Bank UMKM, dan Bank BMT Syariah."

"Hutang di bank UMKM kisaran Rp 2 M, dan BMT Syariah 1, 8 M. Saat ini, masih tetap dibayar setiap bulan. Dengan jaminan utang atas nama aset mantan kades, Termasuk aset desa,” jabarnya.

Hingga akhirnya, masyarakat meminta mantan kades Sekapuk itu untuk membayar sendiri hutang tersebut akibat kebijakan yang dibuat.

Harapan warga agar tidak dibebankan kepada masyarakat atau Pemdes.

“PMD menyetujui untuk tidak bayar. Tapi tetap loby pihak Bank dengan Direktur yang baru saat ini,” imbuhnya.

Selanjutnya, tentang dugaan penggelapan aset desa.

Saat ini, semua dokumen aset desa yang meliputi TKD di beberapa tempat, termasuk dijadikan wisata KPI, lapangan, masjid, serta BPKB kendaraan dibawa oleh Halim.

“Terbaru hasil audit dari Inspektorat itu, ada dana senilai 12 M, tidak ditemukan SPJ-nya."

"Contoh, pengadaan bangunan, tempat kuliner di Kebun Pak Inggih, menelan anggaran 500 juta, tapi kalau secara matematika dan dari pakar bangunan hanya sampai Rp 300 juta. Anggaran itu, dari PADes,” tambahnya.

Rekam Jejak Abdul Halim

Abdul Halim ialah mantan nakhoda kapal yang maju dalam Pilkades 2017.

Lantas ia terpilih menjadi Kades Sekapuk di akhir tahun 2017.

Sosoknya cukup nyentrik sebagai kades. Rambutnya gondrong dan memiliki jenggot panjang.

Sebagai pemuda, dia memiliki pemikiran modern untuk menjadikan desanya sebagai desa wisata.

Bukit kapur bekas galian tambang dia sulap menjadi destinasi yang instagramable.

Berlokasi di sekitar jalan Deandles pantai utara Jawa Timur, Setigi memiliki lahan seluas 6 hektare.

Objek wisata ini menjadi primadona warga Gresik dan sekitarnya seperti Surabaya, Sidoarjo, Lamongan hingga Tuban.

Di tangan Abdul Halim, kawasan bukit kapur disulap hingga mampu menghasilkan miliaran rupiah bagi kemajuan Desa Sekapuk.

Ditolak warga

Ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk membuat sebuah kawasan wisata dan menuntun para warga kompak pada satu tujuan.

Pertentangan, gunjingan, hingga perlawanan nyata juga pernah dia hadapi, namun Abdul Halim tetap bersabar menghadapi warganya.

"Yang paling penting dan pertama saya lakukan adalah merubah mindset warga agar lebih peduli dan melihat potensi-potensi di Desa Sekapuk," kata Abdul Halim, kepada Kompas.com belum lama ini.

Menurutnya, Desa Sekapuk sebelumnya ialah desa tertinggal dengan kesenjangan sosial yang tinggi, kumuh dan rawan konflik sosial.

"Dulu lahan wisata Setigi hanyalah tempat sampah. Saya coba bersihkan dan rapikan. Bahkan di awal pembangunan Setigi, ada fasilitas warga yang dibakar warga," ujar dia.

Aksi "gila" kades

Perlahan-lahan, Abdul Halim mendapat kepercayaan warganya karena hasil kerjanya mulai terasa.

Wisata tersebut mengerek perekonomian warga yang turut mengembangkan usaha.

"Alhamdulillah dari masyarakat yang pendapatan awalnya Rp 400.000 sebulan bisa menjadi kisaran Rp 6-7 juta per bulan," ujar Abdul Halim.

Resepnya, kata dia, harus 'gila'.

Gila merupakan singkatan dari gagasan, ide, langsung dan aksi.

"Resepnya tidak sulit semua kegiatan harus gila (gagasan, ide, langsung, aksi). Jangan terlalu lama dibahas," ucap dia.

Beri beasiswa untuk anak sekolah dan kuliah

Desa berpenduduk lebih dari 6.000 warga itu populer dengan sebutan desa miliarder.

Sebab, hasil unit usahanya menyentuh angka miliaran rupiah per tahun, begitu juga pendapatan yang masuk ke pemerintah desa.

Karena penghasilannya yang besar, desa tersebut juga mampu memberikan beasiswa kepada pelajar asal Desa Sekapuk mulai SD, SMP, SMA hingga beasiswa untuk S1 (Sarjana) bagi anak-anak yang berprestasi dan dari keluarga kurang mampu.

Desa Sekapuk memiliki lima kendaraan mewah untuk operasional yang dibeli secara tunai, yakni Alphard untuk Pemdes, Grand Livina untuk kelompok ibu-ibu PKK, Mazda Double Cabin untuk wisata, Expander untuk BUMDes, dan satu unit mobil ambulans standar Covid-19.

"Ini sebagai bukti bahwa warga Desa Sekapuk mampu bangkit dan sukses seperti sekarang," kata Abdul Halim.

Namun kini, Desa Sekapuk tak seperti dulu lagi.

Sang Mantan Kepala Desa (Kades) Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah Abdul Halim yang mempunyai slogan Desa Miliarder diamankan jajaran Polres Gresik, Kamis (28/11/2024).

Warga memberi dukungan petugas Polisi yang mengamankan Abdul Halim di rumahnya.

Koordinator Sekapuk Berdaulat, Nanang Qosim, mengatakan, warga mengetahui mantan Kades berada di rumah saat Pemilihan Umum (Pemilu) kemarin, sehingga warga ingin menanyakan aset-aset Desa yang diduga dibawa oleh mantan Kades.

Warga menanti kepulangan mantan Kades, karena selama beberapa bulan ini tidak ada di rumah dan tidak diketahui keberadaannya.

“Saat warga tahu mantan Kades ada di rumah dan warga akan ke rumah mantan untuk menanyakan aset Desa berupa sertifikat tanah dan BPKB Mobil, kemudian anggota Polres Gresik datang ke rumahnya,” kata Nanang Qosim.

Setelah beberapa jam di Mapolsek Ujungpangkah, mantan Kades Abdul Halim dibawa ke Mapolres Gresik menggunakan mobil patroli.

Bahkan, pengamanan ketat dari jajaran anggota Polres Gresik ikut mengawal selama perjalanan ke Mapolres Gresik.

“Para pemuda dan warga mengawal dari rumah mantan Kades ke Mapolsek. Kemudian dibawa ke Polres Gresik,” imbuhnya.

Selain membawa mantan Kades, perangkat Desa Sekapuk dan beberapa warga juga dipanggil ke Satreskrim Polres Gresik untuk dimintai keterangan.

“Ini perangkat Desa dipanggil ke Polres dan warga juga ada yang dimintai keterangan,” katanya.

Lebih lanjut Nanang Qosim menambahkan, warga beberapa bulan sudah menunggu kepulangan mantan Kades, sebab sejak dilaporkan ke Polres Gresik bulan Mei 2024 atas dugaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang, mantan kades tidak ada di rumah.

“Warga sudah menahan sabar, sebab warga sangat dirugikan atas dugaan korupsi dan penyalahgunaan wewenang mantan Kades saat menjabat. Bahkan, saat rapat musyawarah desa, warga emosi akan membakar balai desa,” katanya

Atas pengamanan mantan Kades Sekapuk Abdul Halim ke Mapolres Gresik, Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan, membenarkan adanya pengamanan terhadap mantan Kades Sekapuk Abdul Halim.

“Iya benar, sekarang masih diperiksa dan pulbaket (Pengumpulan barang bukti dan keterangan saksi),” kata Aldhino.

Diketahui, selama Abdul Halim menjabat menjadi Kades Sekapuk, Desa Sekapuk dikenal dengan slogannya Desa Miliarder, sebab merubah lahan tambang batu kapur menjadi tempat wisata Setigi dan tanah kas Desa (TKD) disulap menjadi wisata Kebun Pak Inggih.

Namun, setelah lengser, warga ramai-ramai merobohkan ikon patung pak inggih dan menghapus slogan Desa Miliarder di Tugu Balai Desa.

Sebelumnya, Abdul Halim juga menyatakan, aset Desa berupa sertifikat tanah dan BPKB mobil masih ada dan aman di rumah.

Dan aset tersebut akan diserahkan kepada Kepala Desa terpilih.

Ikuti berita seputar Viral

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved