Berita Viral

Nahas Kakak Bacok Adik Kandung, Jasad Dibuang di Tempat Sampah, Pengakuan Pelaku: Membunuh Jin

Nahas kakak bacok adik kandung di Kalimantan Barat. Orang tua syok lihat kondisi anak bungsunya. Pengakuan pelaku: bunuh jin.

Editor: Titis Suud
Tribunnews
Ilustrasi kakak bacok adik kandung di Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).  Pelaku akui seperti membunuh jin. 

TRIBUNMADURA.COM - Insiden nahas terjadi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar). 

Pria berinisial KK (21) habisi nyawa adik kandungnya yang masih berusia 3 tahun. 

KK pun tega memutilasi jasad sang adik. 

Orang tua KK pun syok mengetahui kondisi anak bungsunya, sepulang dari pergi jualan duren. 

Untuk diketahui, insiden kakak bacok adik kandung ini terjadi Rabu (25/12/2024). 

Kejadian bermula ketika orang tua mereka meninggalkan keduanya untuk berjualan durian di sekitar tempat tinggal.

Sepulang dari berjualan, orang tua mereka dikejutkan dengan banyaknya tetesan darah di lantai rumah. 

Bersamaan dengan itu, anak bungsunya tidak ditemukan keberadaannya.

Saat ditanya keberadaan sang adik, KK hanya menjawab jika ia telah membuang korban.

Setelah melakukan pencarian selama 1,5 jam, korban ditemukan sekira pukul 01.30 WIB di tempat pembuangan sampah yang tak jauh dari perumahan.

Kondisi korban sudah terbungkus karung dengan kepala yang terlepas dari tubuh.

Saat ini, pelaku telah diamankan pihak kepolisian beserta barang bukti berupa egrek atau pisau untuk memanen pelepah sawit.

Baca juga: 3 Fakta Baru Remaja Lebak Bulus Bacok Ayah dan Nenek, Ibu Syok: Sebelum Tidur Masih Tertawa

Baca juga: Fatal Yusa Bunuh Keluarga Kakak Kandungnya di Kediri, Keluarga Besar: Hukum Seberat-beratnya

Alat itu diakui pelaku digunakan untuk melancarkan aksinya menghilangkan nyawa sang adik.

Melansir dari TribunSumsel.com, alasan KK menghabisi nyawa adik kandungnya sendiri karena hendak membunuh jin di tubuh korban.

KK melihat adiknya yang kecil ini sebagai sesuatu yang harus dihilangkan.

"Sementara ini pengakuan dari tersangka dia mengatakan semacam membunuh jin," ungkap Kapolres Ketapang AKBP Setiadi.

Rupanya KK sebelumnya juga sudah pernah akan melakukan percobaan pembunuhan kepada adiknya itu.

Namun saat itu dapat dicegah oleh orang tua dan tetangga lain, sehingga korban masih bisa diselamatkan.

Kakak bunuh adiknya yang masih balita di Ketapang, Kalimantan Barat. Sang kakak inisial KK (12) bunuh dan mutilasi adiknya yang masih berusia 3 tahun.
Kakak bunuh adiknya yang masih balita di Ketapang, Kalimantan Barat. Sang kakak inisial KK (12) bunuh dan mutilasi adiknya yang masih berusia 3 tahun. (HO)

"Informasi dari orang tuanya, bulan lalu pernah juga ada upaya itu dan sempat dimasukan ke karung adiknya, tapi masih ketahuan oleh orang tuanya dan tetangga sehingga bisa diselamatkan," jelanya.

Atas kasus ini, polisi masih melakukan pendalaman secara intensif terhadap keterangan pelaku.

Termasuk juga keterangan orang tuanya yang menyebutkan KK mengidap gangguan jiwa.

KK disebut ada indikasi kejiwaan sejak usianya 10 tahun.

Keluarga mengaku sudah mengupayakan pengobatan, namun belum ada hasil signifikan.

"Dari informasi orang tua, terduga pelaku sejak umur 10 tahun ada indikasi kejiwaan," jelas AKBP Setiadi.

Baca juga: Remaja 14 Tahun Bantai Ayah Ibu dan Nenek di Lebak Bulus, Diduga Depresi Belajar, Ngaku Saya Sakit

Lantas, apa itu sebenarnya gangguan kejiwaan? 

Kita ketahui seseorang bisa saja mengalami gangguan kejiwaan atau keterbelakangan mental. 

Gangguan kejiwaan biasanya merujuk pada ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol perasaan atau emosional yang ia miliki. 

Dalam dunia kesehatan orang yang mengalami gangguan kejiwaan atau mental dikenal dengan istilah retardasi mental. 

Pada penderita retardasi mental, otak tidak berkembang dengan optimal atau rusak akibat kondisi tertentu. 

Retardasi mental sendiri dibagi berdasarkan keparahannya, yaitu ringan, sedang, berat, dan sangat berat.

Ilustrasi depresi
Ilustrasi depresi (net)

Apakah orang dengan gangguan retardasi mental bisa sembuh?

Penderita retardasi mental ringan sampai sedang mungkin masih bisa dilatih untuk mengatasi keterbatasannya. 

Meski begitu, semua penderita retardasi mental tetap membutuhkan banyak waktu dan bimbingan yang melibatkan banyak pihak untuk membiasakan diri melakukan aktivitas sehari-hari secara normal.

Penyebab dan Faktor Risiko Retardasi Mental

Retardasi mental terjadi akibat gangguan pada perkembangan otak. 

Akan tetapi, pada kasus tertentu, penyebab retardasi mental tidak diketahui secara pasti.

Retardasi mental ini merujuk pada rendahnya kemampuan Emotional Quotient (EQ) bukan IQ atau Intellectual Quotient. 

EQ atau Emotional Quotient adalah kecerdasan manusia yang merujuk pada pendekatan emosional. 

Sementara, IQ atau Intellectual Quotient merupakan kecerdasan manusia yang merujuk pada intelektual, logika dan angka. 

Sebagian orang yang memiliki IQ tinggi cenderung mahir dalam akademis dan mendapatkan nilai-nilai tes yang bagus. 

Selain itu, tipe orang seperti ini mampu untuk hidup sukses secara individual.

Berbeda dengan EQ yang memanfaatkan kemampuan emosional. 

Seseorang dengan EQ tinggi cenderung mahir dalam melakukan pendekatan emosional kepada orang lain. 

Meskipun kurang dalam bidang akademis, orang dengan EQ tinggi dapat bersosialisasi dengan baik. 

Kecerdasan ini memungkinkan individu untuk mencuri perhatian audiens, menjadi pemimpin yang baik, dan pintar dalam berkomunikasi serta menyampaikan gagasannya dalam bentuk verbal.

Nah, kebetulan KK mengalami gangguan keterbelakangan EQ yang mengakibatkan dirinya tak mampu mengontrol emosional yang ada dalam dirinya. 

Imbasnya, KK bisa saja membahayakan dirinya sendiri atau orang lain. 

Terbukti saat ini KK telah menghabisi nyawa adik kandungnya dengan cara yang sangat mengenaskan. 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita Viral lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved