Berita Bangkalan
Gus Kikin Kaget Saat Masuk Lingkungan UTM: Kampus Negeri yang Pertahankan Tradisi Salaf
Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang biasa dikenal dengan panggilan Gus Kikin
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang biasa dikenal dengan panggilan Gus Kikin menghadiri undangan sebagai penceramah dalam Halal Bihalal Pimpinan dan Segenap Civitas Akademika Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Gedung Pertemuan RP Mohammad Noer, Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, Kamis (10/4/2025).
Dari atas mimbar di hadapan sedikitnya 500 segenap civitas akademika UTM, Gus Kikin dalam kalimat pembukanya mengaku takjub dengan perkembangan kampus yang dinegerikan oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun 2001 silam.
“Waduh, saya tidak kebayang tadinya. Saya pikir (UTM) ini sudah menjadi perguruan tinggi seperti di Surabaya dan Jakarta. Tapi rupanya UTM ini masih memegang teguh tradisi-tradisi salaf, tradisi-tradisi budaya yang dari dulu dipegang dan sampai sekarang tidak berubah,” ungkap Gus Kikin.
Dalam sesi wawancara, pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang itu menjelaskan, kehadirannya ke kampus UTM merupakan kesempatan pertama. UTM sebagai kampus negeri, lanjutnya, sepenuhnya tidak ‘negeri’ sebagaimana kampus-kampus negeri di Indonesia.
“Saya berpikir kalau sudah negeri, semua kurikulum, tata cara nya sebagaimana perguruan tinggi negeri. Rupanya hanya kemasannya saja namun isinya tetap, mempertahankan tradisi-tradisi Salaf dan budaya-budayanya,” jelasnya.
Sebelum Gus Kikin tiba, nuansa kekeluargaan tersaji ketika para pimpinan dan seluruh anggota senat, para guru besar, para wakil rektor, para dekan, unsur Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, para wakil dekan, para kepala jurusan, koordinator program studi (prodi), para tenaga kependidikan, presiden mahasiswa, dan seluruh pimpinan organisasi kemahasiswaan larut dalam suasana halal bihalal.
Mereka menjadikan momen saling memaafkan itu untuk melepas beban emosi masa lalu, sekaligus memperbaiki hubungan yang mungkin sempat renggang akibat kesibukan sebagai dosen maupun tenaga kependidikan di lingkungan masing-masing prodi maupun fakultas.
“Ini sesuatu yang luar biasa, tradisi itu memang perlu dipertahankan, perlu kita lestarikan karena itu memang karakter bangsa. Bagi yang mau maju silahkan, modernisasi silahkan. Tapi bangsa ini punya karakter dari tradisi-tradisi nenek moyang, kita jaga kita lestarikan, dan itu termasuk di (UTM) sini. Saya begitu masuk, wah ini tradisi-tradisi lama, budaya-budaya yang lama namun tetap dijaga,” terang Gus Kikin.
Untuk diketahui, Gus Kikin merupakan putra dari pasangan KH Mahfudz Anwar dan Nyai Hj Abidah Ma'shum. Dari jalur ibu, kyai kelahiran 1958 itu merupakan cicit dari pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari.
“Ini yang kapan lalu itu disebut Islam Nusantara, Islam masuk ke Indonesia ini kan akulturasi. Jadi masuk bersama dengan tradisi budaya dan tetap sampai sekarang. Yang perlu kita bangun adalah kekompakan, harus dibangun, jangan ada perselisihan yang berujung permusuhan,” pungkas Gus Kikin.
UTM saat ini menjelma sebagai salah satu dari sekitar 96 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di seluruh Indonesia dengan predikat PT terakreditasi unggul. Seiring diterbitkannya Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) bernomor 1819/SK/BAN-PT/AK/PT/IX/2024 tertanggal 24 September 2024.
Eksistensi UTM pun semakin melambung hingga ke berbagai negara Asia dan Eropa setelah sebanyak tujuh prodinya mendapatkan akreditasi internasional melalui Tim Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA).
Tujuh prodi terakreditasi Unggul Internasional itu terdiri dari Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum, Prodi Manajemen, Akuntansi, Ilmu Pembangunan, Ilmu Komunikasi, Sastra Inggris, dan Agribisnis
Sebelum menjadi kampus negeri di tahun 2001, UTM lebih dikenal dengan sebutan Universitas Bangkalan (Unibang), dikelola melalui Yayasan Pendidikan Kyai Lemah Duwur (MGRI) Bangkalan. Capaian menjadi kampus negeri itu disebut Rektor UTM, Prof Dr Safi’, SH, HM merupakan warisan dari Gus Dur.
Nasib Siswa SMA di Bangkalan, Dapat MBG yang Sudah Basi, Ratusan Porsi Dikembalikan |
![]() |
---|
Menu MBG di Bangkalan Jadi Sorotan, Basi Sebelum Dikonsumsi Siswa, Sudah Ada Baunya |
![]() |
---|
Sekolah Rakyat Bangkalan Bakal Dilaunching 30 September, Ada 4 Kelas untuk 61 Siswa SD-SMP |
![]() |
---|
Kembangkan Riset Kearifan Lokal Madura Pendalungan, UTM Gandeng Universitas Islam Zainul Hasan |
![]() |
---|
Warga Bangkalan Berburu Maling Ayam Jago, Sosok Pelakunya Ternyata Masih Bocil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.