Berita Viral
Fakta MBG di Tangsel Berupa Bahan Mentah, Orangtua Kudu Masak Beras hingga Telur: Sudah Libur
Publik dibuat heboh dengan penampakan MBG anak sekolahan. Biasanya nasi dan lauk, mereka kini mendapat bahan mentah.
TRIBUNMADURA.COM - Program makan bergizi gratis (MBG) di Tangerang Selatan menjadi sorotan publik belakangan.
Atensi itu bahkan diiringi tanda tanya besar.
Alih-alih nasi, lauk pauk, dan sayur, anak sekolahan di Tangsel menerima bahan mentah.
Ya, orang tua pun harus memasak terlebih dahulu bahan-bahan yang diberikan sebelum bisa dimakan oleh siwa.
Bahan mentah itu berupa beras, telur puyuh, hingga ikan asin.
Banyak spekulasi mencuat akibat pemberian MBG ini.
Tak sedikit menduga pemberian bahan mentah demi meminimalisir keracunan yang belakangan marak terjadi.
Lantas, apa alasan MBG berupa bahan mentah ini?
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) Ciputat Timur, menjawab ‘keunikan' itu.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Baca juga: Kronologi Lengkap Meninggalnya Napi Perempuan Lapas Tuban, Diduga Keracunan
Sebagai penanggung jawab atas paket MBG itu mereka bersuara.
Diwakilkan sang kepala, A Basiro, mereka menjelaskan bahwa penerima paket itu mencapai 4.075 siswa.
Paket itu tersebat di 18 sekolah.
"Saat ini ada 18 sekolah. Total penerima ada 4.075 siswa," kata Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A Basiro kepada Kompas.com, Rabu (18/6/2025).
Basiro menjelaskan, pihaknya memberikan MBG bahan mentah karena saat ini siswa sedang libur, atau menjalani class meeting, atau ujian.
"Terkait menu MBG di SPPG Kota Tangerang Selatan-Cempaka Putih yang viral, beras diberikan dalam bentuk mentah agar dapat dibawa pulang dan disimpan lebih lama," ujar dia.
Dia menyebut, paket MBG harus tetap disampaikan meskipun kegiatan belajar mengajar (KBM) sedang tidak berlangsung seperti biasa.
"Arahan dari pusat untuk tetap memberikan paket makanan, bisa seperti Ramadan kemarin dengan kreativitas masing-masing Kepala SPPG dan ahli gizi," kata dia.
Baca juga: Dugaan Keracunan Hidangan Selamatan di Bondrang Ponorogo, Polisi Langsung Gercep, Ambil Sampel
Meski demikian, Basiro mengaku tidak menggunakan makanan kemasan.
Hal ini untuk menghindari penggunaan bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan, serta meminimalisir konsumsi ultra-processed food.
Menurut Basiro, pihaknya memberikan makanan real food yang lebih sehat dan alami.
"Beras diberikan mentah agar bisa dimasak sendiri di rumah sesuai kebutuhan. Sedangkan lauk pauk sudah disiapkan dalam kondisi matang," terang dia.
Basiro menambahkan, pihaknya juga menghindari penggunaan makanan beku karena khawatir siswa lupa menyampaikannya kepada orang tua, sehingga bisa menyebabkan makanan basi dan tidak dapat dikonsumsi.
"Mengingat sekolah sudah libur, class meeting pulang awal. Guru-guru pun tidak menyanggupi, hingga wali murid yang mewakili anaknya mengambil ke sekolah," tuturnya.
Sebelumnya, menu MBG di Tangerang Selatan viral di media sosial karena dibagikan dalam bentuk mentah.
Dalam unggahan Instagram @indotoday, terlihat paket MBG berisi beberapa buah jeruk dan pisang, serta sejumlah kantong plastik yang diduga berisi beras, ikan asin, telur puyuh, dan kacang tanah.
Kasus keracunan pun terjadi beberapa waktu ke belakang.
Korban jatuh mencapai ratusan siswa di Bogor, Jawa Barat.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor per Sabtu (10/5/2025), jumlah korban kini telah mencapai 214 orang, naik dari sebelumnya 210 orang.
Dilansir dari Kompas.com, insiden ini mencuat setelah dapur milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani turut mendistribusikan paket makanan ke 12 sekolah.
Kasus pertama dilaporkan pada Rabu (7/5/2025), dan sejak itu laporan serupa terus bermunculan.
Baca juga: BREAKING NEWS, 46 Warga Bondrang Ponorogo Diduga Keracunan Slametan Sate Gulai Kambing, 1 Tewas
Hasil penyelidikan epidemiologi mencatat sembilan sekolah yang melaporkan adanya kasus keracunan, dengan rincian sebagai berikut:
TK Bosowa Bina Insani: 25 siswa
SD Bosowa Bina Insani: 10 siswa
SMP Bosowa Bina Insani: 94 siswa
SMA Bosowa Bina Insani: 1 siswa
SDN Kukupu 3: 8 siswa
SDN Kedung Waringin: 7 siswa
SDN Kedung Jaya 1: 16 siswa
SDN Kedung Jaya 2: 45 siswa
SMP Bina Graha: 8 siswa
Telur dan Tumis Tauge Diduga Jadi Pemicu
Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor, ditemukan dua jenis bakteri berbahaya dalam menu makanan, yakni E.coli dan Salmonella.
Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menjelaskan bakteri tersebut ditemukan dalam dua jenis makanan yang dikonsumsi para siswa.
"Bakteri ini muncul dari ceplok telor yang dipakai bumbu barbeque. Kemudian ada juga tumis toge dan tahu yang terindikasi mengandung Salmonella," ujar Dedie saat memberikan keterangan di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Senin (12/5/2025).
"Jadi ada dua, bakteri E.coli dan Salmonella ini kita peroleh dari dua jenis makanan yang kita periksa," lanjutnya. Dedie menyampaikan bahwa sampel yang diuji berasal dari sisa makanan para siswa setelah mereka menunjukkan gejala keracunan.
“Saya menerima laporan hasil uji lab dari Labkesda. Hasilnya memang menunjukkan beberapa bahan makanan mengandung bakteri,” ujarnya.
Kepala Sekolah Ceritakan Kronologi
Rudi Hartono, Kepala SD Negeri Kedung Jaya 1, menyampaikan bahwa sejumlah siswanya mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah menyantap menu MBG yang dibagikan pada Selasa (6/5/2025).
“Menunya waktu itu ada telor, tahu, sayur toge, sama pisang. Itu menunya murni dari dapur MBG Bina Insani,” ungkap Rudi.
Menurut Rudi, keluhan mulai muncul pada keesokan harinya, Rabu (7/5/2025).
Setelah menerima laporan siswa sakit, pihak sekolah segera berkoordinasi dengan puskesmas, Dinkes, dan pihak MBG untuk penanganan.
"Kita memang nerima MBG hanya khusus kelas enam saja. Pada saat kejadian, saya juga enggak tahu apa itu makanan di hari Selasa atau yang Rabu, karena kami mendapatkan laporan ada anak yang sakit," kata dia.
Baca juga: Viral Video Pemotor Pengirim Bahan Baku MBG Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan Bangkalan
Evaluasi Menyeluruh oleh BGN Menyikapi kasus ini, Badan Gizi Nasional (BGN) akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh alur penyajian makanan dalam program MBG. Evaluasi akan mencakup mulai dari pemilihan bahan makanan, proses memasak, hingga distribusi dari dapur ke sekolah.
"Saat ini sumber masalah dalam pendalaman. Kita masih nunggu hasil laboratorium," ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana.
Ia menambahkan bahwa BGN juga akan memperketat uji organoleptik, yakni penilaian kualitas makanan dengan indera manusia.
Selain itu, akan dilakukan pelatihan rutin setiap tiga bulan di dapur-dapur SPPG untuk meningkatkan standar keamanan pangan.
“Kami juga bekerja sama dengan BPOM, Dinkes, dan para profesional yang terlibat dalam tata boga food and beverage. Jadi itu langkah-langkah yang akan kami lakukan kepada para SPPG, dan kami meminta mereka untuk meningkatkan lagi kewaspadaan," jelas Dadan.
Pemkot Bogor Tetapkan Status KLB
Melihat jumlah korban yang terus bertambah, Pemerintah Kota Bogor akhirnya menetapkan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Atas kejadian ini Pemkot Bogor telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB),” kata Wali Kota Dedie Rachim.
Ia memastikan, pemerintah daerah telah mengambil langkah penanganan mulai dari pengobatan korban, upaya pencegahan, penyelidikan epidemiologi, hingga koordinasi dengan BGN.
“Kita pastikan mereka yang terkena dampak ini biaya medisnya ditanggung Pemkot Bogor,” tegas Dedie.
-----
Berita viral dan berita seleb lainnya
MBG berupa bahan mentah
Makan bergizi gratis
Tangerang Selatan
viral di media sosial
berita viral
TribunMadura.com
Tribun Madura
Keluarga Merana Gadis Sukabumi Disekap di China: Ibu Sakit-sakitan, Tak Mampu Bayar Tebusan 200 Juta |
![]() |
---|
Nasib Anak Polisi Usai Pukul Wakasek di Ruang BK, Ayahnya Diperiksa Propam |
![]() |
---|
Kadung Pecahkan Kaca, Polisi Kira Truk Angkut BBM Ilegal Ternyata Semangka, Sopir: Jangan Gitu, Pak |
![]() |
---|
Ayah Polisi Cuma Diam saat Anaknya Pukul Wakil Kepsek, Suardi Heran: Padahal Tugasnya Melindungi |
![]() |
---|
Nasib Terkini Kepsek Viral Dicopot Usai Tegur Anak Wali Kota, Ajudan Presiden Angkat Bicara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.