Haji 2025

Sosok Rachma, Petugas Haji Pisah 2 Bulan dengan Bayinya, Bersyukur Bisa Kirim ASI: Ada Orang Baik

Rachma Sariyuana mungkin tak pernah membayangkan harus meninggalkan bayinya yang berumur 6 bulan saat ia menjadi petugas Haji 2025.

Editor: Taufiq Rochman
Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina (Tribunnews.com/Dewi Agustina)
LAYANI JEMAAH - Demi tugas pelayanan terhadap jemaah haji, Rachma Sariyuana, petugas haji Seksi Yanpul harus rela meninggalkan bayinya yang masih berusia 6 bulan dirawat oleh suami dan ibunya di tanah air. Foto diambil di Daker Bandara Jeddah, Senin (23/6/2025). 

TRIBUNMADURA.COM - Rachma Sariyuana mungkin tak pernah membayangkan harus meninggalkan bayinya yang berumur 6 bulan saat ia menjadi petugas Haji 2025.

ASN Kemenag itu harus rela melakukan hal itu demi melayani tamu-tamu Allah SWT.

Rachma kebetulan kembali bertugas sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) atau petugas haji di Arab Saudi pada tahun ini.

Hal itu membuat ia berpisah sementara dengan keluarganya.

Yang menyedihkan, Rachma baru dikarunia anak yang masih berusia 6 bulan.

Namun, demi tugas pelayanan terhadap jemaah haji, Rachma Sariyuana harus rela meninggalkan bayinya yang masih berusia 6 bulan dirawat oleh suami dan ibunya di tanah air.

Padahal bayi perempuan yang merupakan anak keduanya itu masih membutuhkan Air Susu Ibu (ASI) sebagai asupan utamanya.

Bukan hal mudah bagi ASN Kemenag ini meninggalkan sang bayi jauh dari pelukannya untuk bertugas sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) atau petugas haji di Arab Saudi.

Bukan seminggu atau dua minggu tapi hingga dua bulan lamanya.

"Ya sebenarnya dilema, tapi di lain pihak saya harus bertugas ya, karena ini memang tugasnya di sini," kata Rachma belum lama ini kepada Media Center Haji termasuk Tribunnews.com, di Kantor Daker Bandara, Jeddah, Arab Saudi.

Rachma mengaku awalnya tak mudah mendapatkan izin dari suami untuk bertugas di Arab Saudi dan meninggalkan sang bayi.

Tapi karena tekad dan semangatnya untuk memberikan pelayanan kepada jemaah, sang suami pun akhirnya memberikan restu.

"Saya minta izin dengan susah payah sih, cuman, karena tugas, ya karena tugas, meyakinkan bahwa anak, sebelum berangkat sudah dipersiapkan, gitu."

"Dan alhamdulillah, saya sih cuma bersyukurnya bisa tetap ngirim ASI itu aja. Jadi anak saya masih serasa keep in touch sama saya," kata Rachma.

Sebagai ibu menyusui, Rachma mengaku sedikit kesulitan saat hendak pumping ASI. Sebab di Daker Bandara Jeddah--tempatnya bertugas, tak ada ruangan khusus untuk ibu menyusui.

"Di sini kan kalau pumping, ruangan ibu menyusuinya enggak ada, cuman paling ditutupin pakai, apa sih, kayak apron gitu," kata Rachma.

Namun demikian Rachma tidak mengeluh, apapun dilakukannya demi bisa pumping ASI.

Rachma pun merasa bersyukur karena ada orang baik yang menawarkannya untuk membawa ASI ke tanah air. 

Sehingga dia tak perlu repot-repot mengirimkan ASI ke Indonesia.

"Sebenarnya diceritain juga nggak nyangka gitu, kalau saya bisa berkirim ASI. Tadinya ASI itu hanya saya buat simpan, nanti pas saya pulang saya akan bawa," ujarnya.
 
Rachma selama ini hanya menyimpan ASI di kulkas hotel tempatnya menginap.

Namun lama kelamaan stok ASI-nya pun menumpuk karena setiap hari dia pumping.

"Nggak sengaja, ya itu yang saya bilang, ada orang baik yang luar biasa, yang saya nggak bisa berkata-kata, saya bisa menitipkan ASI dan dibawanya langsung ke tanah air," ceritanya.

Di Daker Bandara, Rachma menjabat sebagai Kepala Seksi Kedatangan dan Keberangkatan (Kedatangan dan Kepulangan/Yanpul).

Tugasnya adalah membuat jadwal kedatangan dan pemulangan jemaah haji pasca ke Armuzna.

"Jadi, menerima kedatangan jemaah dari tanah air ke Arab Saudi. Gelombang pertama dimulai di Madinah, itu sebanyak 15 hari. Terus di Madinah pun sebanyak 15 hari," jelasnya.
 
Begitupun saat kepulangan jemaah haji, di Jeddah 15 hari.

Tetapi ada 7 kloter yang seharusnya melewati Jeddah, tetapi dipulangkan melewati Madinah karena tidak mendapatkan slot di Jeddah.  
 
"Dan itu ada 7 kloter, dan sisanya di Jeddah semua, dan nanti gelombang kedua keberangkatan dari Madinah," kata Rachma.
 
Apa tantangan bertugas di Seksi Yanpul?
 
"Sebenarnya kami hanya memastikan jemaah itu diterbangkan dari Indonesia ke Arab Saudi dengan selamat. Kembalinya pun seperti itu, dengan on time ya. Tantangannya sih hanya tahun ke tahun berbeda ya," kata Rachma.

Tahun ini kata Rachma, berbeda dari tahun 2022 lalu saat dia bertugas di pelayanan yang sama. 

"Kalau saya merasakan di 2022, aman-amannya hanya menerima lalu memulangkan. Kalau di sini ada yang bermasalah, mungkin hanya paspor hilang, dibuatkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP), berangkat, seperti itu. Tapi kalau yang ini, kadang sudah sampai di bandara tapi belum memegang paspor," ujarnya.

Ini bukan kali pertama Rachma menjadi petugas haji.

Setidaknya dia sudah lebih dari 5 kali dipercaya menjadi petugas haji sejak tahun 2014.

Sebelum bertugas di Seksi Yanpul sejak tahun 2022, Rachma pernah bertugas di Seksi Katering.

Di seksi ini dia banyak berhubungan dengan perusahaan-perusahaan katering penyedia konsumsi bagi jemaah Indonesia.

Sementara itu hingga Selasa (1/7/2025) siang, berdasarkan data Siskohat, sebanyak 136.500 dari 203.320 jemaah haji reguler sudah tiba di Tanah Air atau sebesar 66,86 persen.

Penyelenggaraan haji 1446 H masih akan berlangsung dua minggu ke depan.

Proses pemulangan jemaah dari Madinah akan berlangsung hingga 11 Juli 2025.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved