Berita Sampang

Melawan Kusta di Tanah Sampang: Perjuangan Berliku, Harapan Tak Pernah Padam

Kabupaten Sampang, Madura terus bergerak. Perlahan tapi pasti, satu per satu upaya penanganan penyakit kusta dijalankan, Jumat (11/7/2025).

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Januar
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
MELAWAN KUSTA : Plt Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Sampang, dr. Dwi Herlinda Lusi Harini (tengah) saat menjelaskan upaya penanganan penyakit kusta, Jumat (11/7/2025). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Kabupaten Sampang, Madura terus bergerak. Perlahan tapi pasti, satu per satu upaya penanganan penyakit kusta dijalankan, Jumat (11/7/2025).

Di tengah tantangan berat mulai dari stigma sosial hingga keterbatasan anggaran, komitmen pemerintah dan masyarakat tak pernah goyah.

Meski, prevalensi kusta per 10.000 penduduk di Sampang mengalami penurunan tajam sejak tahun 2014, namun pada 2024 angka kembali naik ke 2,27 persen, menggambarkan bahwa penemuan kasus masih fluktuatif.

Tahun ini, hingga pertengahan 2025, sudah ditemukan 85 kasus baru, termasuk 2 kasus pada anak, serta 2 kasus dengan disabilitas tingkat dua.

“Capaian pengobatan kami cukup tinggi. Tahun 2020 pengobatan berhasil di atas 90 % , dan di 2025 meskipun masih berjalan, kami sudah mencapai 83 % ,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Sampang, dr. Dwi Herlinda Lusi Harini, Jumat (11/7/2025).

Menurutnya, perjuangan untuk menekan angka penderita kusta tidaklah mudah. Terdapat beberapa tantangan utama yang masih dihadapi seperti, tingginya stigma sosial terhadap penderita kusta

Kemudian, kurangnya pemahaman baik dari masyarakat, keterlambatan diagnosis dan pengobatan, minimnya aktivitas pelacakan kasus di lapangan, dan keterbatasan koordinasi lintas sektor dan alokasi anggaran.

Namun Sampang tak tinggal diam. Serangkaian inovasi dan terobosan lokal telah diluncurkan. Salah satunya, 'Desa Sahabat Kusta', yang kini sudah dibentuk di lima lokasi. 

"Di sana, kader-kader lokal dibekali pengetahuan dan dukungan untuk menanggulangi stigma dan membantu proses deteksi dini," terangnya.

Ada juga program unik bernama “Desa Kuasik” dan “PDKT” (Penemuan Dini Kusta Terpadu), yang melibatkan tokoh agama dan kepala desa untuk ikut berperan aktif dalam skrining masyarakat.

"Dengan beberapa upaya yang kini telah dilakukan, kami yakini Sampang siap bebas kusta sebelum 2030," tegasnya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved