Madura Terpopuler
Madura Terpopuler:Pencurian Motor di Kantor PMI Bangkalan hingga Beras Murah Diserbu Warga
Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Rabu (13/8/2025). Dari pencurian motor di kantor PMI Bangkalan, hingga beras murah diserbut
TRIBUNMADURA.COM, MADURA- Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Rabu (13/8/2025).
Dari pencurian motor di kantor PMI Bangkalan, hingga beras murah diserbut warga.
1. Kronologi Mahasiswa Jombang Jadi Korban Pencurian Motor di Kantor PMI Bangkalan
Aksi pencurian sepeda motor terjadi di lingkungan Kantor Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Kabupaten Bangkalan, Jalan Pemuda Kaffa, Kelurahan Pejagan pada Senin (11/8/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
Honda Beat lansiran tahun 2014 milik relawan PMI sekaligus mahasiswa, raib dari area parkir.
Kondisi kantor UTD PMI Bangkalan menjelang siang kala itu memang lengang, tidak seramai hari-hari biasa karena mayoritas para relawan melaksanakan bakti sosial pengiriman air bersih ke Kecamatan Blega.
Dari tiga buah rekaman CCTV, menyuguhkan seorang pria mengenakan pakaian berwarna hitam.
Pria itu tampak terlihat santai, menelpon dengan bersandar ke tembok menghisap rokok.
Beberapa detik kemudian, muncul dua orang perempuan yang diduga anggota keluarga si pria.
Bahkan pria berperawakan kurus itu sempat terekam sedang menggendong seorang bocah.
Rombongan yang diduga satu keluarga itu juga sempat meninggalkan lokasi, namun pria itu kembali dan membawa kabur sepeda motor dari area parkir PMI Bangkalan.
Salah seorang petugas PMI Bangkalan menyebutkan, mereka awalnya menanyakan keberadaan kamar mandi atau toilet.
Namun akhirnya diarahkan agar memanfaatkan toilet di masjid yang berlokasi di seberang jalan atau di komplek SMAN 1 Bangkalan.
Sementara lokasi Kantor UTD PMI Bangkalan lokasinya tepat di sisi Barat RSUD Syamrabu Bangkalan.
Kepala PMI Bangkalan, H Sa’ad Asjari mengungkapkan, atas peristiwa pencuriaan sepeda motor itu pihaknya telah melapor ke Polres Bangkalan.
Semua rekaman CCTV juga telah dilampirkan sebagai barang bukti.
“Ini musibah, sekaligus ada faktor kelalaian juga dari kami. Kejadian ini yang pertama dan terakhir, cambuk bagi kami untuk bagaimana ke depan kami lebih memperhatikan faktor keamanan di lingkungan kantor kami,” ungkap Sa’ad di hadapan awak jurnalis, Selasa (12/8/2025).
Ia menjelaskan, korban pemilik motor adalah seorang mahasiswa sekaligus relawan PMI dari Kabupaten Jombang.
Ia bersama rombongan rekannya meninggalkan kantor ke Kecamatan Blega untuk kegiatan bakti sosial pengiriman air bersih ke desa/kecamatan terdampak kekeringan.
“Kejadian kurang lebih Pukul 9 atau 10 pagi. Sementara kemarin bakti sosial mulai pukul 8 ke Blega, sekitar pukul 4 sore kami balik kantor dan sudah mendapatkan motor hilang."
"Padahal di lokasi banyak motor relawan yang lain, tapi yang diambil Honda Beat tahun 2014,” jelas Sa’ad.
Selain telah membuat laporan polisi, lanjutnya, pihak PMI Bangkalan juga telah menghubungi keluarga korban di Kabupaten Jombang untuk meminta maaf atas musibah hilangnya sepeda motor korban.
“Alhamdulillah keluarga relawan memaklumi. Kami akan berdiskusi karena motor itu adalah kaki, dia mahasiswa semester 6 kalau tidak salah dan pastinya juga banyak kegiatan."
"Dalam waktu dekat, kami akan memberikan pinjaman untuk mobilitas kegiatan kampus dan di PMI."
"Sekali lagi kami mohon maaf, apabila memungkinkan nantinya kami melengkapi dengan satpam,” pungkas Sa’ad.
2. Beras Murah yang Dijual Polsek Pakong Diserbu Warga, Harganya Cuma Rp55 Ribu Per Kemasan
Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 serta mensukseskan Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Polres Pamekasan menyiapkan 20 ton beras untuk program ‘Gerakan Pangan Murah’ yang digelar mulai tanggal 12 hingga 17 Agustus 2025.
Untuk Polsek jajaran dijadwalkan mulai hari ini, Selasa (12/8/2025).
Tampak Kapolsek Pakong l, AKP Nining Dyah memimpin langsung kegiatan Gerakan Pangan Murah yang dipusatkan di halaman Mapolsek Pakong.
Gerakan Pangan Murah ini merupakan wujud kepedulian Polri untuk membantu meringankan beban ekonomi warga, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Ini merupakan bentuk komitmen Polri dalam mendukung program ketahanan pangan nasional sekaligus bentuk pelayanan langsung kepada masyarakat,” kata AKP Nining Dyah.
AKP Nining Dyah juga menerangkan, bahan pokok beras kemasan 5 kg dijual Rp 55.000 per kemasan, atau lebih murah dari harga di pasaran.
Dalam program itu, setiap orang dapat membeli maksimal 2 paket atau 10 kilogram beras.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat.
Sejak pagi, warga terlihat sangat antusias mendatangi lokasi untuk membeli bahan pokok beras.
Salah satu warga mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Pamekasan atas Gerakan Pangan Murah Polri ini.
“Kami bersama keluarga merasa sangat terbantu, dalam memenuhi kebutuhan pokok” semoga Polri semakin Jaya,” ucapnya.
3. Kades Dungkek Sumenep Dipolisikan Warganya karena Dugaan Jual Beli Tanah Tak Dibayar
Jumahri, Kepala Desa (Kades) Dungkek Kecamatan Dungkek dilaporkan ke SPKT Polres Sumenep karena dugaan transaksi jual beli tanah belum selesai pada 2003 lalu.
Bahkan, pada 2009 lalu tanah milik atas nama Imam Fadli tersebut telah tercatat sebagai inventaris atau aset Pemdes setempat.
Laporan tersebut sesuai dengan nomro STTLPM/262.Satreskrim/IX/2024/SPKT Polres Sumenep tertanggal 11 November 2024.
Isi dalam laporan polisi tersebut, Imam Fadli pada tahun 2003 lalu tanahnya seluas 60x120 meter dijual ke Pemdes Dungkek seharga Rp 90 juta.
Namun, Kades Dungkek saat itu hanya membayar Rp 10 juta dan sisanya akan dibayar dengan cara dicicil.
Kemudian, pada 2009 lalu tanah tersebut telah tercatat sebagai inventaris atau aset pemdes. Padahal, sisa pembayaran tanah ke Imam Fadli hingga sekarang belum lunas atau tidak terbayar.
"Sampai sekarang sisanya belum dibayar, klien kami (Imam Fadli) hanya menerima Rp 10 juta dari harga tanah dibeli saat itu Rp 10 juta," kata Zubairi, selaku kuasa hukum Imam Fadli saat ditemui TribunMadura.com, Selasa (12/8/2025).
Anehnya, tanah tersebut kini tercatat sebagai aset pemdes. Padahal, status tanahnya masih sah milik kliennya.
"Belum ada bukti mutasi kepemilikan tanah yang sah. Sertifikatnya masih atas nama klien saya," tegasnya.
Zubairi menyarankan, tanah tersebut dikembalikan ke kliennya. Sebab, pemdes tidak memiliki bukti yang kuat atas kepemilikan tanah tersebut.
"Kalau tidak mau melunasinya, baiknya dikembalikan saja ke pemiliknya," pintanya.
Terpisah, Kades Dungkek Jumahri belum bisa memberikan keterangan terkait status tanah tersebut dan mengaku masih sibuk.
"Tanah yang lapangan itu ya, nanti saja," singkatnya.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kasihumas Polres Sumenep AKP Widiarti mengaku masih akan mengkroscek kasus tanah Desa Dungkek tersebut.
"Saya kroscek dulu," ungkapnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Madura Terpopuler: Bendera One Piece Muncul di Pamekasan hingga Kasus Setoran di SDIT Al Hidayah |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Emak-emak Nekat Renang Seberangi Selat Madura hingga Kasus Rudapaksa di Sampang |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Dugaan Potongan Dana Sertifikat di Sumenep hingga Fakta Kasus Bullying |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Gadis di Sampang Dirudapaksa hingga Polisi Dorong Truk Mogok di Bangkalan |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Tagihan Listrik Pemkab Sampang Membengkak hingga Wanita Kehilangan Celana Dalam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.