Kisah Kamdari Tak Perlu Bayar Jutaan Rupiah untuk Cuci Darah Istri

Perjalanan panjang dalam mendampingi pasangan tercinta dijalani dengan penuh kesabaran oleh Kamdari (53), seorang wiraswasta asal Pamekasan. 

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
WAWANCARA - Kamdari, warga Pamekasan, Madura saat diwawancarai di kediamannya, Jumat (22/8/2025). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Perjalanan panjang dalam mendampingi pasangan tercinta dijalani dengan penuh kesabaran oleh Kamdari (53), seorang wiraswasta asal Pamekasan.

Sejak sang istri didiagnosis menderita komplikasi akibat Diabetes Melitus hingga kini rutin menjalani cuci darah, Kamdari tidak pernah berhenti memberikan semangat dan dukungan kepada istrinya.

Kamdari menceritakan kondisi kesehatan istrinya sempat menurun drastis dan dalam kondisi darurat, hingga akhirnya harus dilarikan ke RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan.

Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menyampaikan bahwa fungsi ginjal istrinya menurun sehingga membutuhkan perawatan cuci darah secara rutin.

“Istri saya memang sebelumnya memiliki Riwayat Diabetes Melitus. Saat kondisi kesehatannya menurun dan dalam kondisi gawat darurat, saya segera membawanya ke RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan,” cerita Kamdari, Jumat (22/8/2025).

“Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter bilang bahwa kondisi kesehatian istri saya cukup serius karena terdapat penurunan fungsi ginjal dan harus segera menjalani cuci darah,” sambungnya.

Kamdari menjelaskan bahwa saat itu kapasitas layanan cuci darah di RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan sudah penuh. 

Hal tersebut membuat istri Kamdari harus dirujuk untuk menjalani cuci darah di RSUD dr H Moh Anwar Sumenep.

Kamdari bersyukur karena sang istri masih bisa mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan.

“Di RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan saat itu sudah penuh, sehingga istri saya tidak bisa ditangani disana. Alhamdulillah, akhirnya bisa ditangani di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Jadi sekarang istri saya harus cuci darah dua kali dalam seminggu di sana,” ungkapnya.

Kamdari merasa sangat terbantu dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Saat pertama kali istri saya mendapatkan perawatan, status kepesertaan JKNnya aktif, sehingga proses layanan kesehatan berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan biaya.

“Alhamdulillah waktu istri saya masuk rumah sakit, status kepesertaannya aktif. Jadi perawatan bisa dapat dilakukan. Kalau tidak dijamin dengan BPJS Kesehatan, tentu biaya yang harus saya keluarkan sangat besar. Apalagi sekarang harus cuci darah rutin dua kali dalam seminggu, tentu biayanya tidak sedikit,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, program JKN benar-benar meringankan beban keluarganya. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved