Berita Terkini Jombang

Karnaval HUT RI Ricuh, Saksi Ungkap Sejumlah Warga Tak Sepenuhnya Sadar

Karnaval peringatan HUT ke-80 RI di Desa Tanggalrejo, Kecamatan Mojoagung, Jombang, yang seharusnya berlangsung meriah justru diwarnai kericuhan.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Taufiq Rochman
Tangkapan layar akun @pesonajombang
TAWURAN - Tangkapan layar dari video yang diunggah akun @pesonajombang di Instagram. Video yang diunggah, menayangkan aksi tawuran saat berlangsung di Desa Tanggalrejo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (24/8/2025). 

Setelah kejadian, para pihak yang bertikai langsung dibawa ke Mapolsek Mojoagung untuk menjalani mediasi. 

“Syukurlah, semuanya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua belah pihak sepakat berdamai dan tidak melanjutkan ke jalur hukum,” tegas Kapolsek.

Kepala Desa Tanggalrejo, Dimas Wahyu Ramadhana, mengakui sangat menyesalkan insiden tersebut.

Ia menilai, semestinya kegiatan budaya desa dijaga sebagai ajang kebersamaan, bukan malah menimbulkan perpecahan. 

“Harapan kami ke depan, warga bisa lebih menahan diri dan tidak mudah terpancing,” bebernya.

Suasana meriah karnaval peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Desa Tanggalrejo, Kecamatan Mojoagung, Jombang, mendadak berubah menjadi kericuhan.

Sejumlah warga yang semula hadir untuk menyemarakkan acara justru terlibat baku hantam pada Minggu (25/8/2025). 

Rekaman video berdurasi sekitar tiga menit yang beredar di media sosial memperlihatkan beberapa orang masih mengenakan kostum karnaval ketika adu jotos pecah.

Kejadian berlangsung di halaman rumah warga, disaksikan puluhan penonton yang panik dan berteriak histeris.

Upaya warga untuk melerai sempat dilakukan, namun bentrokan kecil itu kembali pecah di titik berbeda.

Situasi baru benar-benar terkendali setelah aparat TNI tiba di lokasi dan memisahkan pihak-pihak yang bertikai.

Menurut keterangan seorang warga setempat berinisial P, insiden terjadi menjelang akhir acara.

“Sebenarnya tinggal dua kelompok lagi yang belum tampil, tapi karena ada keributan, karnaval langsung dibubarkan oleh pak lurah,” ujarnya.

Ia menambahkan, para pelaku keributan masih berasal dari desa yang sama, hanya berbeda dusun.

“Penyebab pastinya belum jelas, tapi banyak yang bilang gara-gara pengaruh minuman keras,” ungkapnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved