Guru Honorer Dimutilasi

Kronologi dan Motif Guru Honorer Dimutilasi, Korban Sempat Cekcok dengan Pasangan Sesama Jenisnya

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban semasa hidup (kiri) dan suasana rumah pelaku pembunuh guru honorer dimutilasi (kanan)

Guru honorer dimutilasi sebelumnya terlibat cekcok mulut dengan tersangka setelah berhubungan intim untuk keempat kalinya

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Motif pembunuhan guru honorer dimutilasi dan tubuhnya disimpan dalam koper tanpa kepala disebut karena adanya asmara.

Pelaku dan korban guru honorer dimutilasi diduga merupakan pasangan sesama jenis.

Sebelum guru honorer dimutilasi, pelaku dan korban sempat terlibat perselisihan.

Pelaku Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Menjerit Ketakutan di Tengah Malam, Bikin Penasaran Tetangga

Pelaku Kasus Guru Honorer Dimutilasi Ternyata Pengguna Sabu, Polisi Temukan Alat Isap di Rumahnya

"Hubungan asmara sesama jenis, terus berakhir perselisihan karena tidak diberikan uang," kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Gupuh Setiyono, Senin (15/4/2019).

"Kemudian, berakhir dengan pertengkaran yang mengakibatkan korban dibunuh," sambung dia.

Korban guru honorer dimutilasi diketahui bernama Budi Hartanto (28).

Ia dibunuh dan tubuhnya dimutilasi tersangka, lalu bagian badanya dimasukan dalam sebuah koper.

 

Kapolres Blitar Kota AKBP Adewira Negara Siregar bersama sejumlah anggota menyisir sungai di sekitar lokasi penemuan mayat pria tanpa kepala di dalam koper di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jumat (5/4/2019). (TRIBUNMADURA/SAMSUL HADI)

Dalam aksinya, pelaku memasukan bagian tubuh korban tanpa kepala.

Koper berisi potongan tubuh korban dibuang ke pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).

Sementara bagian kepalanya dibungkus menggunakan plastik dan dibuang ke sungai, lalu ditemukan di Dam Sungai Bleber.

Aksi pembunuhan dan mutilasi kepada korban ini dilakukan oleh dua tersangka, AS dan AP.

AS ditangkap polisi di Jakarta, Kamis (11/4/2019) sore, sementara AP diringkus pada hari yang sama di Kediri.

Tetangga Sempat Curigai Teriakan Ketakutan di Tengah Malam dari Pelaku Guru Honorer Dimutilasi

Terkuak, Kepala Guru Honorer Dimutilasi Pelaku Bergantian Hingga Putus, Koper Ibu Jadi

Kombes Pol Gupuh Setiyono mengatakan, pelaku yang memiliki hubungan asmara sesama jenis adalah AS.

Ia menyebut, AS dan korban telah melakukan hubungan intim di rumah tersangka.

"Setiap kali berhubungan, AS ngasih uang ke korban. AS sayang pada korban dan akan memberikan apa yang diminta korban," kata Kombes Pol Gupuh Setiyono.

Saat berhubungan untuk kali keempat, AP dan korban terlibat cekcok.

Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Pakai Koper Milik Ibunya untuk Bungkus Potongan Tubuh Korban

Pelaku Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Mengaku Kesulitan saat Eksekusi Kepala Korban hingga Putus

Percekcokan itu diduga ditengarai AP tidak mampu membayar uang yang diminta korban.

"Usai lakukan hubungan intim di dalam kamar, karena AS gak bisa ngasih uang ke korban, korban marah-marah," ucap Kombes Pol Gupuh Setiyono.

AP yang saat itu berada di luar kamar dan mendengar percekcokan antara korban dan AS, beriniatif menegur Budi.

Namun, korban justru menampar dan berusaha memukul AP dengan sebuah golok.

 

Budi Hartanto, guru honorer korban mutilasi di Kediri, semasa hidup. (TRIBUNMADURA/IST)

"Korban itu malah mengambil golok. lalau diayunkan ke arah AP. Tapi AP bisa menangkis," lanjut Kombes Pol Gupuh Setiyono.

AP kemudian berbalik menyabetkan golok tersebut ke arah korban.

"Kemudian korban jatuh tertelungkup, lalu teriak-teriak, saat itulah AP berkali-kali menyabet golok," katanya.

Melihat hal itu, AS membantu AP dan menyumpal mulut korban hingga meregang nyawa.

"Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil autopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya.

Ayam Peliharaan Tiba-Tiba Hilang, Warga Sedati Sidoarjo Temukan Biawak dengan Panjang 2 Meter

Pemain Persebaya Surabaya Diganjar Bonus Berlipat dari Manajemen usai Jadi Runner Up Piala Presiden

Setelah korban dipastikan tewas, kedua pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat ke suatu tempat.

Kombes Pol Gupuh Setiyono menyebut, AS berinisiatif untuk mewadahi korban menggunakan koper milik ibunya.

Karena tidak cukup saat dimasukan ke dalam koper, tubuh pelaku dipotong menjadi beberapa bagian.

"Kejadian itu dilakukan Selasa malam," tandasnya.

Polres Pamekasan Dapat Bantuan 2 Kompi Personel Brimob Polda Jatim Jelang Pelaksanaan Pemilu 2019

Disperindag Sampang Tunggu Kesiapan Bank Jatim untuk Terapkan e-Retribusi di Pasar Rakyat Rongtengah

Berita Terkini