Guru Honorer Dimutilasi

Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Minta Maaf & Doakan Korban, Keluarga Langsung Meradang: Hukum Berat

Penulis: Didik Mashudi
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka pembunuhan guru honorer dimutilasi, AP dan AS, di Polda Jatim, Senin (15/4/2019).

Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Minta Maaf & Doakan Korban, Keluarga Budi Hartanto Meradang: Hukum Berat

TRIBUNMADURA.COM, KEDIRI - Keluarga Budi Hartanto (28), guru honorer dimutilasi (guru honorer dibunuh) langsung meradang menanggapi permintaan maaf yang disampaikan Aris Sugianto (32), si pembunuh guru honorer dimutilasi.

Permintaan maaf tersebut masih bertepuk sebelah tangan dan saat ini sangat sulit untuk diwujudkan.

Karena keluarga korban guru honorer mutilasi masih belum sudi memberikan dan membuka pintu maafnya, untuk para pelaku yang tegas membunuh memutilasi Budi Hartanto, guru honorer di salah satu SDN di Kota Kediri.

Peran Petugas KPPS Paling Vital Sukseskan Pemilu di TPS, Segini Rincian Lengkap Honor yang Diterima

Pasar Comboran Kota Malang Sepi Pengunjung, Disperindag Pemkot Malang Persilahkan Perkawinan

Kronologi dan Motif Guru Honorer Dimutilasi, Korban Sempat Cekcok dengan Pasangan Sesama Jenisnya

Nasuka, paman Budi Hartanto menegaskan, pihak keluarga korban belum bisa memaafkan perbuatan kejam para pelaku yang telah membunuh dan  memutilasi keluarganya.

"Yang jelas belum bisa memaafkan sekarang. Tidak tahu kalau besuk-besuk, siapa orangnya yang terima anaknya diperlakukan begitu bisa memaafkan," ungkap Nasuka kepada Surya (Grup Tribunmadura.com), Senin (15/4/2019).

Sebelumnya saat rilis kasus guru honorer dimutilasi (guru honorer dibunuh) di Polda Jatim, tesangka Aris Sugianto sambil terisak dan menangis meminta maaf kepada keluarga korban dan mendoakan korban Budi Hartanto yang telah dibunuh dan dimutilasinya.

Sering Bersolek Mirip Cewek, AS Bunuh Guru Honorer Dimutilasi Usai Pulang Menjadi TKI di Malaysia

Lihat Kekasihnya Bonceng Cewek Lain, Gadis Madura Bunuh Diri Terjun ke Sungai, Begini Kisah Pilunya

BTS Resmi Jadi Artis Pertama di Dunia Pecahkan Rekor Penonton YouTube Tercepat Lewat MV Boy With Luv

Nasuka menegaskan, pihak keluarga telah menyerahkan sepenuhnya pengusutan dan penanganan kasus guru honorer dimutilasi yang menimpa keluarganya kepada aparat kepolisian.

"Keluarga telah memasrahkan kepada aparat di Polda Jatim," tandasnya.

Nasuka sebelumnya minta agar para pelaku mutilasi dihukum yang berat dan setimpal dengan perbuatannya.

Karena perbuatan yang dilakukan pelaku sangat sadis dan benar-benar biadab.

"Tuntut para pelaku mutilasi dengan seadil-adilnya. Karena perbuatannya sudah tidak manusiawi lagi," tandasnya.

Tubuh Guru Honorer Dimutilasi Tanpa Kepala, Polisi Ungkap Penyebab Korban Tewas sebelum Dieksekusi

UPDATE TERKINI, Betis Diperban Pembunuh Guru Honorer Dimutilasi Digelandang ke Polda, Ini Kondisinya

UPDATE TERKINI, Hasil Survei Pilpres 9 Lembaga, 6 Menangkan Jokowi-Maruf 3 Unggulkan Prabowo-Sandi

Sementara, sejumlah rekan korban guru honorer dimutilasi yang enggan disebut namanya, mengaku telah mengenal dengan sosok Aris Sugianto, salah satu pelaku mutilasi.

Namun dia tidak mengetahui kalau keduanya ada hubungan spesial antara korban.

Rekan-rekan korban juga mengharapkan para pelaku mutilasi mendapatkan hukuman yang berat, karena telah menghilangkan nyawa orang yang tidak bersalah.

"Pelaku mutilasi harus mendapatkan hukuman paling berat," harapnya.

Sahabat Budi Hartanto ini juga mengenang kebaikan rekannya yang menjadi korban mutilasi (guru honorer dimutilasi).

"Mas Budi orangnya sangat baik dan pengertian," ungkapnya.

Budi Hartanto (28) adalah, guru honorer dibunuh dan guru honorer dimutilasi yang mayatnya ditemukan di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Sedangkan bagian kepalanya ditemukan di aliran Sungai Kras tersangkut pada rumpun bambu.

Bagian kepala korban ini terbungkus plastik dibuang pelaku di Dam Bleber, Kecamatam Kras, Kabupaten Kediri.

Jarak antara TKP pembuangan bagian tubuh dalam koper dengan bagian kepala korban jaraknya terpaut sekitar 10 KM.

Sementara itu, tersangka pembunuhan guru honorer dimutilasi, Budi Hartanto, Aris Sugianto (AS) mengaku, menyesali perbuatannya kepada korban.

AS meminta maaf atas perbuatan kejinya, khususnya kepada keluarga korban.

"Saya ingin menyampaikan pada keluarga korban untuk minta maaf sebesar-besarnya," kata AS sambil terisak tangis di Polda Jatim, Senin (15/4/2019).

Ia mengaku, sangat bersalah dan terpukul atas insiden yang menewaskan korban.

"Saya hanya bisa menyesal dan menangis," lanjutnya.

Di depan awak media, AS mengatakan, tidak memiliki niatan untuk memenggal kepala korban.

"Itu saya gak ada kepikiran," kilahnya.

Bahkan, AS mengaku, masih teringat sosok korban di dalam benaknya.

"Masih teringat-ingat," katanya.

AS mengatakan, hanya bisa mengirimkan doa untuk korban.

Ia berdoa, agar Budi Hartanto, korban yang telah dibunuh dan dimutilasinya mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.

"Semoga arwah beliau diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan bersama orang-orang beriman," ucap tersangka pembunuh guru honorer dimutilasi ini.

Sebelumnya, AS dan rekannya, AP, nekat membuhuh seorang guru asal Kediri, Budi Hartanto.

Korban dibunuh dan tubuhnya dimutilasi tersangka, lalu bagian badannya dimasukan dalam sebuah koper.

Dalam aksinya, pelaku memasukan bagian tubuh korban tanpa kepala.

Koper berisi potongan tubuh korban dibuang ke pinggir sungai Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).

Sementara bagian kepalanya dibungkus menggunakan plastik dan dibuang ke sungai, lalu ditemukan di Dam Sungai Bleber.

Aksi pembunuhan dan mutilasi kepada korban ini dilakukan oleh dua tersangka, AS dan AP.

AS ditangkap polisi di Jakarta, Kamis (11/4/2019) sore, sementara AP diringkus pada hari yang sama di Kediri.

Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Gupuh Setiyono mengatakan, motif pembunuhan guru honorer dimutilasi dilakukan karena adanya asmara.

Kombes Pol Gupuh Setiyono menyebut, kedua pelaku awalnya ingin memasukan tubuh korban ke koper.

Namun, saat itu, koper yang digunakan pelaku untuk membungkus tubuh korban tidak cukup.

Karena tubuh korban terlalu besar untuk dimasukan dalam koper.

Sehingga, pelaku memotong tubuh korban menjadi beberapa bagian.

"Pas dimasukin gak cukup, dikeluarkan lagi, lalu Aris usul kepala korban dipotong," kata Kombes Pol Gupuh Setiyono, Senin (15/4/2019).

Inisiatif memotong tubuh korban menjadi beberapa bagian datang dari tersangka AS.

Pelaku kemudian memasukan potongan tubuh korban ke dalam koper yang telah disediakan.

Sedangkan kepala korban diwadahi kantung kresek dan dibuang di bantaran sungai Ploso Kerep, Bleber, Kediri.

"Kejadian itu dilakukan Selasa malam," tegasnya. (Didik Mashudi/Luhur Pambudi)

Berita Terkini