TRIBUNMADURA.COM - Sekira 72 siswa SMAN 5 Kota Bengkulu tetiba dikeluarkan meski sudah bersekolah selama sebulan.
Informasi mendadak ini lantas membuat siswa kecewa bahkan beberapa sampai masuk rumah sakit.
Tak mengherankan. Pasalnya, sekolah yang berada di Kecamatan Samban ini merupakan salah satu yang terbaik di Bumi Rafflesia.
Kabar ini pun viral di media sosial dan menjadi perbincangan publik.
Pertanyaan mencuat: kenapa mereka dikeluarkan dari sekolah?
Usut punya usut, melansir dari Kompas.com, puluhan siswa ini tak tercatat di Data Pokok Pendidikan atau Dapodik.
Hal ini disadari oleh Kepala SMAN 5 Kota Bengkulu, Bihan pada 21 Juli 2025.
Dia menemukan bahwa jumlah siswa di setiap kelas I melampaui batas sesuai ketentuan Permendiknas.
Baca juga: Di Hadapan Penegak Hukum, Siswa Baru SMA dan SMK Bangkalan Berkomitmen Jauhi Judol-Pinjol-Narkoba
Harusnya 36 orang, siswa per kelas mencapai 43 orang.
Pihaknya lantas meminta siswa yang tak tercatat secara resmi mencari sekolah lain pada 19 Agustus 2025.
Orang tua yang terima langsung mengajukan protes sampai menggeruduk DPRD Provinsi Bengkulu pada Rabu, 20 Agustus 2025 meminta solusi.
Bagaimana tidak? Putra dan putrinya sudah menjalani proses pendaftaran hingga Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) seperti siswa lainnya.
"Anak saya down, dia menangis sepanjang hari, malu bercampur sedih," ujar seorang ibu di hadapan anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Rabu.
Dalam rapat dengar itu, anaknya sangat bahagia bisa diterima di SMAN 5 Kota Bengkulu karena sejak SMP telah mendambakan sekolah tersebut.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Google News TribunMadura.com
Baca juga: ‘Kena Prank’, 120 Wali Murid Kecewa Anaknya Pagi Diterima SMA Negeri Banyuwangi, Siangnya Ditolak