Berita Lumajang

Gunung Semeru 'Makan Korban', Giliran Pendaki Cewek Asal Bangkalan Jatuh di Jalur Puncak Mahameru

Penulis: Sri Wahyunik
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Galuh Cahya Rabani, pendaki Gunung Semeru asal Kelurahan Kraton, Kabupaten Bangkalan, Madura yang terjatuh di jalur pendakian Puncak Mahameru, saat dievakuasi petugas.

Dari pos 3, evakuasi dilanjutkan dengan memakai sepeda motor.

Galuh Cahya Rabani yang tidak bisa berjalan diangkut sepeda motor hingga ke Pos Ranu Pani.

Sesampainya di Ranu Pani, Galuh Cahya Rabani diserahkan kepada keluarga yang telah menunggu di Ranu Pane.

Selanjutnya, dia dirawat secara intensif di sebuah rumah sakit di Kabupaten Malang.

Kapolres Lumajang AKBP M Arsal Sahban menambahkan pendaki yang mengalami kecelakaan tersebut telah melanggar imbauan dari pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

“Pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah mengeluarkan jarak aman dari pendakian yakni sejauh 2 Kilometer dari bibir kawah Gunung Semeru. Seharusnya para pendaki sudah sangat memahami dengan imbauan ini. Pihak keluarga juga menerima kejadian ini sebagai kecelakaan serta mengobati korban dengan biaya pribadi. Ini adalah alarm untuk pendaki lain yang ingin menaklukan Gunung Semeru agar lebih berhati hati,” ujar M Arsal Sabhan.

Sementara, Kapolsek Senduro AKP Joko Wintoro mengatakan, kejadian seperti ini bukanlah yang pertama.

“Titik aman pendakian adalah sampai Pos Kalimati. Sudah banyak pendaki yang terjatuh bahkan hilang di Gunung Semeru. Saya berharap semoga ini adalah kejadian yang terakhir yang hampir menyebabkan nyawa pendaki hilang,” tegas Joko.

PVMBG masih menetapkan status aktivitas Gunung Semeru di level II (waspada).

PVMBG juga mengimbau para pendaki dan masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 2 Km dan wilayah sejauh 4 Km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif.

Wilayah itu merupakan daerah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.

Pada 19 Juli lalu, alat pantau gunung api itu mendeteksi terjadi 19 kali gempa. Hal itu membuat adanya letusan dan hembusan.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) sendiri membuka pendakian di Gunung Semeru mulai 12 Mei 2019.

Setelah sebelumnya ditutup pada 3 Januari 2019. Tujuan penutupan itu, untuk memulihkan dan merevitalisasi ekosistem sepanjang jalur pendakian Semeru.

Para pendaki pun dilarang mendaki hingga puncak Mahameru.

Pihak Balai Besar TNBTS membatasi pendakian hingga Pos Kalimati sesuai dengan rekomendasi PVMBG seiring dengan status gunung tersebut pada tingkat waspada atau level II.

Berita Terkini