Polisi Sebut Motif BENTROKAN Oknum Pendekar Pagar Nusa dan PSHT saat Tes Jago di Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban Misterius
TRIBUNMADURA.COM, TUBAN - Penyerangan yang dilakukan oleh kelompok Kere Gerombolan (Rembol) dari Bojonegoro yang diketahui terdapat oknum pendekar Pagar Nusa (PN) dengan pendekar dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada Minggu (25/8/2019), masih menyisakan tanda tanya.
Pasalnya, sampai sekarang belum diketahui apa motif penyerangan yang dilakukan Rembol dengan melempar batu ke PSHT yang saat itu sedang melaksanakan Tes Jago di balai desa Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan, Tuban.
Kapolres Tuban, AKBP Nanang Haryono mengatakan, motif penyerangan Rembol yang disitu terdapat oknum pendekar Pagar Nusa ke pendekar PSHT yang saat itu sedang melaksanakan kegiatan Tes Jago belum diketahui.
Meskipun pihaknya telah mengamankan belasan orang dari Rembol yang ikut terlibat aksi kericuhan dan bentrokan tersebut.
"Motifnya belum diketahui, 16 orang yang kita amankan kemarin masih sebatas saksi, masih digali informasinya," ujarnya kepada wartawan, Senin (26/8/2019).
Nanang Haryono menjelaskan, polisi juga telah mengantongi satu nama yang belum diamankan.
Orang tersebut disinyalir punya peran penting dalam aksi yang melibatkan dua perguruan silat.
Bahkan, dalam penyelidikan yang terus dilakukan masih memungkinkan orang dan pendekar yang diamankan akan terus bertambah.
"Ada satu identitas yang sudah kita kantongi belum kita amankan, ini punya peran penting. Dia dari Rembol," terangnya.
Ditambahkan Nanang Haryono, saat ini kondisi dua perguruan silat di Tuban, baik Pagar Nusa maupun PSHT berlangsung kondusif.
Sebab, yang melakukan aksi tersebut merupakan berasal dari Kabupaten Bojonegoro.
Pihaknya menyatakan tidak segan menindak tegas oknum yang berbuat kejahatan di wilayah hukum Tuban.
Disinggung apakah Rembol sudah merencanakan aksi tersebut karena sudah ada senjata yang dibawa, Nanang Haryono menjawab, bahwa jika berdasarkan keterangan dari para saksi yang diperiksa, senjata itu untuk jaga-jaga.
"Hukum harus ditegakkan, kita akan dalami dulu dengan memeriksa semua yang terlibat. Senjata untuk jaga diri berdasarkan keterangan," tegasnya.
• BREAKING NEWS: Buntut Oknum Pendekar Pagar Nusa Vs PSHT Bentrok di Tuban, Polisi Amankan 16 Pendekar
• Oknum Pendekar Perguruan Pagar Nusa dan PSHT Bentrok di Tuban, 1 Pendekar Kena Bacok dan 6 Terluka
• Simpan Dagangan di Daun Pisang, Mahasiswa di Jombang Ditangkap Polisi dan Dijebloskan Penjara
Makan Korban 7 Pendekar
Kericuhan antar pendekar silat perguruan terjadi di Desa Parang Batu, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Minggu (25/8/2019), sekitar pukul 11.45 WIB.
Kericuhan melibatkan Pendekar SH Terate (PSHT) dan oknum yang diduga dari perguruan Pagar Nusa (PN).
Menurut informasi, saat itu PSHT sedang melakukan giat tes jago bagi calon warga di balai desa setempat.
Saat giat berlangsung, tiba-tiba ada sekelompok pemuda yang diduga berasal dari Pagar Nusa arak-arakan naik sepeda motor dan menggeber gas.
Tak hanya itu, pemuda yang diperkirakan berjumlah ratusan itu juga melempar batu, botol ke arah balai desa, tempat pengesahan warga PSHT.
Pendekar PSHT akhirnya pun keluar, pemuda diduga dari oknum Pagar Nusa bergeser ke arah Bojonegoro.
Namun di tengah jalan para pemuda tersebut menjumpai Pamter PSHT diketahui bernama Roni, yang akan ke balai desa.
Sontak Roni yang mengenakan seragam itu menjadi sasaran dari sekumpulan pemuda tersebut, hingga akhirnya dia mengalami luka pada bagian kaki.
"Ya ada ratusan dari oknum PN menyerang kami, lalu menyerang Pamter yang akan berangkat ke balai desa yang tidak tahu ada kejadian apa, hingga mengalami luka bagian paha diduga akibat bacokan yang menyebabkan otot putus," Kata Ketua Ranting PSHT Parengan, Imam Sutiono ditemui di lokasi.
Dia menjelaskan, begitu mengetahui kejadian tersebut ia langsung berkabar kepada anggota PSHT lainnya, hingga berhasil mengamankan sejumlah pemuda dari oknum PN tersebut.
Sebagian yang diamankan dibawa ke Polres dan sebagian di Polsek.
Dari hasil perkembangan yang didapatnya, korban dari PSHT tak hanya satu yang mengalami luka bacok saja.
Melainkan ada 5-6 orang yang juga terluka di bagian kepala akibat lemparan batu dan benda lainnya.
"Ada yang luka bacok dan luka akibat lemparan batu juga. Yang luka bacok dirawat di RS di Bojonegoro," Bebernya.
Sementara itu, Ketua Pagar Nusa Cabang Tuban, Abdul Mujib menyatakan, setelah ditelusuri atas kejadian tersebut memang benar ada anak PN. Tapi itu dari Bojonegoro.
Selain itu, acara tersebut sebenarnya merupakan acara anak rantau atau paguyuban Rembol dari Kabupaten tetangga, yang mengadakan acara di Kecamatan Singgahan.
"Itu semua bukan dari Tuban itu, kalau dari PN Tuban aman dan kondusif. Saya minta semua anggota PN Tuban untuk menjaga hubungan baik dengan semua Perguruan di setiap kecamatan," tegasnya.
• Banser Ansor, Warga Papua dan Pemuda Pancasila Penuh Keakraban dan Terus Bersilaturahmi
• LUMAJANG MEMANAS 4 Bulan Jelang Pilkades, 3 Rumah Warga Dilempar Bom Ikan Dalam Operasi Jelang Fajar
• Bangunan Ruko di Jalan Hamid Rusdi Kota Malang Bakal Digusur, Warga Datangi Yon Bekang 2 Kostrad
16 Orang Diamankan
Polres Tuban telah mengamankan belasan orang dan pendekar yang terlibat kericuhan dan bentrokan antara Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan oknum pendekar yang diduga ada yang dari perguruan Pagar Nusa (PN), Minggu (25/8/2019).
Dari belasan orang yang diamankan tersebut, semuanya merupakan dari kelompok Rembol (Kere Gerombol) yang diketahui anggotanya ada yang dari Pagar Nusa.
Namun demikian, kelompok tersebut bukan berasal dari Tuban, melainkan dari Kabupaten Bojonegoro.
"Ada 16 yang kita amankan, dari Rembol semua," kata Kapolres Tuban, AKBP Nanang Haryono kepada wartawan di Mapolres, Senin (26/8/2019).
Dia menjelaskan, sejumlah orang dan pendekar yang diamankan tersebut statusnya masih sebatas saksi.
"Mereka diamankan untuk dimintai keterangan. Jadi bukan ditangkap," tegas Nanang Haryono.
Sedangkan dari hasil penyelidikan, polisi sudah mengantongi nama satu orang yang diketahui sangat berperan dalam kejadian kericuhan dan bentrokan yang menyebabkan jatuhnya korban tersebut.
Ditambahkan Nanang, dalam penyelidikan masih dimungkinkan orang yang diamankan akan bertambah.
"Satu orang sudah kita kantongi identitasnya, masih memungkinkan bertambah. Hukum akan kita tegakkan," tegasnya.
Diketahui dari kejadian tersebut, satu pendekar PSHT diduga mengalami luka bacok di kaki hingga ototnya putus, selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bojonegoro.
Selain itu juga menyebabkan lima orang dari PSHT mengalami luka.
Sedangkan dari PN Rembol juga ada satu yang luka lalu dibawa ke Rumah sakit. (*)