Warga Kabupaten Pamekasan ini menceritakan detik-detik mencekam kerusuhan Wamena
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Abdul Muni, warga Desa Bungbharuh, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Madura, merupakan satu di antara sejumlah korban kerusuhan Wamena yang berhasil lolos dari kejaran massa.
Ia tiba di rumahnya dalam keadaan bekas luka bakar di bagian lengan kanannya sepanjang 4 cm dan di pelipis bagian sebelah kanan.
Saat ditemui TribunMadura.com, Abdul Muni menceritakan terkait peristiwa kerusuhan yang terjadi di Wamena pada 25 September 2019.
• Malu Lihat Putrinya Hamil Tanpa Suami, Ayah di Surabaya Bantu Anak Perempuannya Gugurkan Kandungan
• Diculik dari Rumah Nenek, Gadis 17 Tahun Disekap dan Diperkosa 3 Pria, Sempat Dipekerjakan Jadi ART
Saat itu pukul 09.00 WIT, ia mengaku sedang berada di dalam kios miliknya di Kampung Hom-Hom, Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya.
Tiba-tiba, sejumlah massa datang dengan membawa panah, parang, dan gergaji rantai (senso).
Lalu, massa itu menebang sejumlah pohon di pinggir jalan dan melakukan penutupan jalan.
Massa juga membakar semua bangunan yang berada di Kampung Hom-Hom, sembari berteriak akan membunuh semua warga pendatang.
Mendengar teriakan itu, Abdul Muni langsung keluar dari dalam kiosnya bersama dengan temannya.
• Prabowo Subianto Dikabarkan sudah Siapkan Nama Calon Menteri untuk Kabinet Jokowi-Maruf Amin
• Pemkab Madiun Bangun Tugu Genie Pelajar atau TGP, Tunjukan Madiun Tempat Perjuangan Para Pahlawan
Ia juga tidak sempat membereskan barang-barang berharga yang berada di dalam kiosnya tersebut.
Ketika dirinya keluar, tiba-tiba sebagian kios miliknya sudah terbakar dan di luar banyak massa yang menunggu.
"Lalu saya bersama teman saya itu keluar dari dalam kios dan saya bilang ke massa itu kalau di dalam masih ada dua warga pendatang lagi," katanya, Selasa (8/10/2019).
"Mmassa justru bilang (bunuh-bunuh) dan saya langsung lari ke rumah sebelah yang belum dibakar," sambung dia.
Abdul Muni juga mengatakan, ia sempat ingin mematikan api yang sudah melalap bagian kiosnya.
• Jatim Fair 2019 Resmi Dibuka di Grand City, Gubernur Khofifah Patok Transaksi hingga Rp 100 Miliar
• 70 Persen Tempat Kos di Kota Blitar Belum Kantongi Izin Usaha, Satpol PP Siap Tertibkan Izin Usaha
Mereka justru melakukan pengejaran dan mengancam akan membunuh dirinya.
"Saat itu saya langsung naik ke plafon rumah untuk bersembunyi dan tidak bisa turun karena di luar banyak massa," ucapnya.
Tak banyak pikir, Abdul Muni saat itu juga bertekad melompat dari atas plafon rumahnya dengan tujuan ingin kabur dari kepungan massa.
Ketika hendak melompat, Abdul Muni terkena percikan bensin massa yang ingin membakar rumah persembunyiannya.
Lalu, api dengan cepat melalap bangunan rumah tersebut dan lengannya ikut terbakar.
• DPRD Kabupaten Pasuruan Siap Tindak Tegas Pabrik Jika Terbukti Buang Limbah Cair ke Sungai Baujeng
• Polrestabes Surabaya Gagas Lomba Kampung Bebas Narkoba di Kota Surabaya, Perangi Peredaran Narkoba
Abdul Muni dan temannya berhasil lolos dari kepungan massa.
Dia dan temannya berhasil kabur dari rumah tersebut dengan cara membobol pagar di bagian belakang rumah.
Meski tangannya saat itu dalam keadaan terbakar, Abdul Muni tetap melarikan diri.
"Saya langsung kabur ke hutan bersama teman saya itu," ucap dia.
"Ketika saya hendak melompat ke sungai lalu saya naik lagi tiba-tiba teman saya sudah tidak ada. Saya juga tidak tahu dia lari ke mana," ucapnya.
• TKI Ilegal Tewas Diterkam Buaya, Jenazahnya Pulang ke Kampung Halaman dan Badannya Tak Utuh
• Dua Residivis Maling Motor di Kota Malang Ditembak Mati, Berusaha Melawan Polisi saat Ditangkap
Sempat lolos dari kejaran massa, Abdul Muni masih tetap dikejar oleh dua orang massa hingga ke semak-semak hutan.
Namun, ia berhasil menghilangkan jejak, meski saat itu keadaan kakinya terluka karena terkena pecahan kaca.
"Saya sembunyi di semak-semak. Ketika situasi sudah aman, saya keluar dan saya jam 16.00 WIT dijemput anggota TNI," jelas dia.
"Lalu saya dibawa ke Kodim untuk diamankan," ungkapnya.
Melihat kondisi Abdul Muni yang penuh terluka, anggota TNI langsung membawa pria itu ke RSUD setempat.
• Efendi dan Keluarganya Dapat Bantuan dari PKH Pamekasan, Dijanjikan Fasilitas dan Pengobatan
"Setelah situasi mulai aman, saya dibawa mengungsi lagi di Kodim Wamena selama 5 hari," ucap dia.
"Selanjutnya, saya mengungsi di Yonif 751/R di Sentani Jayapura selama 2 hari," bebernya.
Pada Kamis (3/10/2019) pukul 05.00 WIB, Abdul Muni dibawa pulang dengan menggunakan Pesawat Hercules TNI-AU.
Ia dan sejumlah warga Jawa Timur lainnya mendarat di Lanud Abdurachman Saleh, Malang, pukul 16.00 WIB.
"Ketika sampai di Malang, saya menginap di rumah saudara saya," tukasnya.
• Ketua Panti Asuhan di Bali Tega Cabuli 3 Anak Asuhnya, Beraksi di Tempat Berbeda Sejak 8 Tahun Silam
"Dan tanggal 4 Oktober 2019 pukul 15.00 WIB saya tiba di rumah," imbuh dia.
Kata Abdul Muni, semua harta bendanya yang ada di Kampung Hom-Hom habis terbakar.
"Saya tinggal di Wamena kurang lebih sekitar 2 tahun, bekerja sebagai pedagang," katanya.
"Tapi sebelum saya ke Wamena, saya sempat bekerja di Kalimantan juga sebagai pedagang," ucapnya.
• PT KAI Bangun 12 Stasiun di Wilayah PT Daop 7 Madiun, Jalur Ganda dan Stasiun Tengah Digarap
Untuk saat ini, Abdul Muni mengaku masih trauma berat atas insiden kerusuhan di Wamena.
Sebab pada saat kerusuhan, dirinya dikejar dan diancam akan dibunuh oleh warga pribumi.
Akan tetapi, ia bisa menyelamatkan diri dengan terjun ke sungai dan bersembunyi di semak-semak hutan.
"Warga Pamekasan lainnya masih ada yang terdampak kerusuhan di Wamena, tapi saya tidak tahu pasti jumlahnya," tandasnya.
• BREAKING NEWS - Ribuan Warga Batuputih Kepung Kantor DPRD Sumenep, Protes Perbub Nomor 54 Tahun 2019