Apalagi di bulan April, Bahar memberitahu ayahnya sudah pindah ke Lombok.
Fatim tidak mencurigai apapun. Hanya saja, dia kerap resah karena tidak pernah mendapat kabar dari ayahnya.
Fatim yang beberapa kali meminta nomor telepon Surono kepada Bahar juga tidak pernah diberi.
Bahkan Bahar menjawab kalau ibu tirinya alias istri Surono galak dan tidak ingin Surono berhubungan dengan keluarga di Dusun Juroju Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo.
"Katanya bapak juga ganti nomor telepon," lanjutnya.
Pada Juni 2019, Fatim pulang ke rumah. Ketika itu, ibunya, Busani sudah menikah siri dengan Jm.
Dapur rumahnya yang awalnya berdinding gedhek dan berlantai tanah, sudah dibangun menjadi dapur permanen yang berkeramik. Dapur itu dibangun oleh sang ibu.
Di dapur itu pula, sebuah tempat salat berada. Di tempat shalat itulah, Fatim menunaikan ibadah salat.
Fatim yang sempat resah beberapa kali, tidak bisa berbuat banyak karena cerita ayahnya sudah menikah lagi dan tinggal di luar pulau.
Selama tinggal di rumah itu, setelah kembalinya dia dari Malaysia, Fatim dua kali bermimpi sang bapak.
Pertama, dalam mimpinya, Surono minta dipayungi. Mimpi itu dia ceritakan kepada ibunya.
Ibunya hanya menjawab pendek, mungkin Surono sakit dan memintanya mendoakan Surono.
Mimpi kedua, tutur Fatim, sang ayah berpesan untuk menjaga ibunya dan bilang kalau dirinya kesal dengan Bahar.
"Dalam mimpi itu bapak bilang 'nduk, lindungi bu e yo, aku kesel karo Bahar'. Saya langsung terbangun setelah mimpi itu," ujarnya.
Beberapa waktu setelah mimpi itu, baru terbongkarlah kalau ayahnya telah meninggal dunia.