"Ketika itu, di benak saya disuruh menghadap pasti dapat sangu dari mertua," tambahnya.
Ketika sudah sampai di kediaman Soeharto, pikiran Prabowo Subianto langsung berubah.
Ia memang diberi ' jimat ' berupa petuah khusus dari Soeharto.
"Kata Bapak saat itu, saya titip tiga hal, yakni ojo lali (jangan lupa), ojo dumeh (jangan angkuh), ojo ngoyo (jangan ambisius)," beber Prabowo Subianto, yang juga mantan Pangkostrad TNI AD ini.
"Mengerti? Saya jawab, siap mengerti. Kemudian beliau menjawab, ya sudah selamat bertugas.
Jadi sangu saya tiga hal itu, saya tadi berharap dapat sangu ongkos," kata Prabowo Subianto bercanda.
Saat masih menjabat sebagai presiden, Soeharto ternyata pernah meramalkan kondisi yang akan dialami oleh Indonesia pada abad 21.
Itu seperti yang terdapat dalam buku "Sisi Lain Istana Dari Zaman Bung Karno sampai SBY", karangan J Osdar.
Dalam buku yang terbit pada tahun 2014 itu, Osdar mengungkapkan jika ramalan tersebut disampaikan Soeharto pada 5 September 1996.
Tepatnya, saat menyampaikan pidato pembukaan Pekan Kerajinan Indonesia ke-7, di Istana Negara, Jakarta.
Saat itu, Soeharto meramalkan pada abad ke-21 peranan utama dalam kehidupan, dan pembangunan bangsa Indonesia terletak di tangan rakyat.
"Beberapa tahun lagi abad ke-20 akan kita tinggalkan dan kita akan memasuki abad ke-21.
Berbeda dengan abad ke-20, abad ke-21 yang akan datang adalah zaman yang mengharuskan semua bangsa meningkatkan kerja sama yang erat.
Di lain pihak, juga merupakan zaman yang penuh dengan persaingan yang ketat," tulis Osdar menirukan ucapan Soeharto saat itu.
Lebih lanjut, menurut Soeharto saat itu pada tahun 2003 kawasan Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas.