Bayi cantik dan menggemaskan itu terjebak banjir hampir tujuh jam lamanya di sebuah warung ketoprak di sekitaran SMA 08 Bukit Duri.
"Saya merasa terharu sekali ketika kami berhasil menyelamatkan bayi Sabrina.
Rasa syukurnya melebihi dari segala-galanya karena menyelamatkan anak ini juga merupakan bentuk menyelamatkan generasi penerus ke depan," ujar Deny.
Dia mengaku, saking terharunya sampai tidak bisa menggambarkan perasaan haru ketika berhasil menyelamatkan bayi yang masih merah tersebut.
Air matanya sampai berlinang.
Begitu berhasil mengevakuai bayi itu, Deny langsung mengangkat dan memeluknya menerjang kepungan banjir.
"Tentunya kita harus mawas diri sebelum melakukan evakuasi ataupun menolong orang," ucap Deny ketika ditemui di kantor Damkar Tebet.
"Kalau setelah itu memang berhasil, tentunya kita bangga, bahagia dan orang yang kita selamatkan tentunya senang juga," sambung dia.
"Walaupun kita memang tidak mengerjakannya seorang diri, bersama tim dan bantuan dari Yang Maha Kuasa," lanjutnya.
Deny menuturkan, saat dievakuasi, bayi Sabrina berada di lantai dua sebuah warung ketoprak bersama orangtuanya, yakni sang Ibu, Fatima (27), ayah, nenek, dan kakaknya yang bernama Kirana (2).
"Begitu kita datang untuk membantu, karena perahu karet tidak bisa masuk ke dalam," ujarnya.
"Di situ saya kemudian turun dan menjemput bayi Sabrina di tengah kedalaman air yang mencapai hampir dua meter dengan jarak sekira 5-10 meter dari kapal tim evakuasi," ujar Deny Setyawan.
Dia menambahkan, ketinggian air di dalam warung ketoprak tersebut saat evakuasi dilakukan, mencapai dua meter atau setinggi leher Deny.
Mulanya, ketika berhasil menjangkau keluarga orangtua Sabrina, dia dan tim disodori sebuah keranjang.
Tadinya dia berpikir keranjang tersebut berisi tumpukan pakaian.