Mulai dari dicukur bersih, jenggot menggantung tipis, sampai jenggot tebal.
CDC merekomendasikan 12 gaya yang sesuai dengan masker wajah, salah satunya wajah yang bersih, sikat gigi, walrus, kumis tipis, dan chevron.
Namun, sedikit jenggot standar dan gaya lainnya dapat mengurangi efektivitas katup pernapasan respirator jika keduanya bersentuhan.
Infografik ini mengatakan bahwa kumis atau jenggot model tapal kuda diperbolehkan asal tidak melewati batas masker.
CDC menjelaskan bahwa rambut wajah tidak bisa menjadi filter karena tidak cukup padat, namun jika terlalu tebal bisa menangkap partikel kecil.
• Tak Ada Amalan Khusus di Bulan Rajab, Ustaz Abdul Somad: Kalau Tak Sanggup Puasa, Bisa 4 Amalan Ini
• TERKINI, Virus Corona Tewaskan 2.244 Orang dan 17.780 Orang Sembuh dari 76.184 Orang Terinfeksi
Faktanya, penelitian menyebut rambut wajah bawah bisa menyebabkan kebocoran 20 sampai 1000 kali lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak memiliki rambut wajah.
Memotong rambut wajah sangat diperlukan agar pas saat menggunakan masker.
Misalnya pada perang dunia kumis Adolf Hitler yang berbentuk sikat gigi adalah contoh paling baik karena itu cukup bagus untuk menggunakan topeng respirator.
Meskipun beberapa sejarawan memperdebatkan dan menyebut itu hanya penampilan populer Hitler.
Ilmuwan di China temukan obat untuk virus Corona
Dilansir dari TribunJatim.com (grup TribunMadura.com ), seiring dengan berjalannya waktu, virus Corona yang sempat meresahkan publik ini kini menemui titik terang soal obat untuk mencegah virus Corona.
Secara perlahan, para ahli di China melakukan pengujian klinis dan membuah hasil yang baik.
Para ilmuwan di China telah melakukan uji klinis dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka menemukan sebuah obat yang dirasa cukup efektif untuk menangkal virus Corona.
Obat itu bernama Chloroquine Phosphate atau obat antimalaria.
• Korea Utara Tetap Membuat Gelaran Akbar di Tengah Kekhawatiran Virus Corona, Demi Pemasukan Negara
• Satu Kebiasaan Orang Indonesia ini Disebut Jadi Alasan Virus Corona Tak Terdeteksi hingga Kini
Berdasarkan hasil uji klinis, telah dikonfirmasi bahwa obat bernama Chloroquine Phosphate yang merupakan obat antimalaria, memiliki efek kuratif tertentu pada penyakit coronavirus yang baru (Covid-19).