TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Setelah 34 orang pegawai pabrik rokok Sampoerna Surabaya dinyatakan positif virus corona, Pemkot Surabaya membuka data mengenai penanganan tersebut.
Pemkot Surabaya menyebut jika pihaknya sudah melakukan berbagai upaya demi memutus rantai penularan virus corona.
Bahkan, sebelum kasus mencuat, pihak Pemkot Surabaya menyebutkan jika pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pihak pabrik rokok Sampoerna Surabaya.
Komunikasi itu terkait dengan penanganan para pegawai yang sebelumnya dinyatakan reaktif via rapid test hingga sampai mereka positif.
• Hasil Swab Test Pekerja Sampoerna Rungkut Surabaya Keluar, Sampai Kejutkan Dirut RSUD Dr Soetomo
• Daftar Promo Indomaret dan Alfamart Khusus Weekend, Mulai Kebutuhan Ramadan Hingga Lebaran
• Download Lagu MP3 Aisyah Istri Rasulullah, Dicover oleh Syakir Daulay, ada Video Artis Lainnya
Sebagaimana diketahui, kasus di pabrik yang berada di Rungkut itu bermula dari dua orang yang positif virus corona dan diketahui meninggal.
"Mulanya tanggal 2 April yang bersangkutan itu sakit dan berobat ke klinik perusahaan," kata Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, Sabtu (2/5/2020).
"Pada 9 April 2020 pasien dirujuk di rumah sakit dan tanggal 13 April pasien melakukan pemeriksaan tes swab di rumah sakit yang berbeda,” tambahnya.
Kata Fikser, sejak saat itu, Pemkot Surabaya melakukan tracing dengan penyelidikan epidemologi di setiap rumah sakit agar dapat memutus rantai persebaran covid-19.
Begitu diketahui yang bersangkutan merupakan karyawan pabrik Sampoerna, kemudian pada 16 April Dinkes Surabaya memanggil pihak perusahaan.
"Jadi bukan perusahan yang melapor, tapi kami yang memanggil, kita yang menemukan," kata Fikser.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya itu pun memastikan dalam penanganan kasus di pabrik tersebut tidaklah terlambat.
Termasuk meminta data nama karyawan untuk dilakukan tracing kembali.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan manajemen perusahaan Sampoerna Rungkut Surabaya.
Komunikasi terus dilakukan hingga pada 26 April 2020 dilakukan pertemuan manajemen dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota.
• Satu Keluarga di Bojonegoro Positif Virus Corona, Berawal dari Penularan Covid-19 Orang Tua ke Anak
• Penampilan Terbaru Saipul Jamil Bikin Inul Pangling, Inul Ungkap Rencana Setelah Saipul Jamil Bebas
"Karena ibu (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) juga menyarankan tolong Sampoerna tutup sementara dan minta supaya seluruh yang positif rapid test itu dimasukkan isolasi di hotel, dan dia (manajemen) menyanggupi," tutur Eddy.
Eddy menyebut, tanggal 27 April 2020, pihaknya kembali bertemu dengan manajemen.
Dalam pertemuan itu, kembali disampaikan, terkait isolasi bagi karyawan yang positif berdasarkan hasil rapid test.
Namun, pihak manajemen mengatakan, masih melakukan koordinasi dengan salah satu hotel untuk proses isolasi mandiri.
Begitu pula saat dirinya berkomunikasi keesokan harinya, ternyata pihak manajemen mengaku masih mematangkan persiapan.
"Tanggal 29 April 2020, kami telepon lagi akhirnya mereka, ya pak ini kami sudah mulai melakukan isolasi," kata Eddy.
Hasil swab pekerja Sampoerna
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi mengungkapkan, hasil tracing klaster virus corona pabrik rokok Sampoerna Rungkut Surabaya cukup mengejutkan.
Joni Wahyuhadi mengatakan, hasil swab dari pekerja industri pabrik rokok Sampoerna Rungkut Surabaya menyatakan jika 34 orang positif virus corona.
“Dari hasil swab 46 pekerja yang kemarin kita ambil, hasilnya 34 orang dinyatakan positif Covid-19," kata Joni Wahyuhadi.
"Untuk yang hari ini 42 di swab hasilnya kemungkinan besok,” sambung dia,
Dirut RSUD Dr Soetomo ini mengatakan bahwa hasil ini membuktikan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab dari penyakit covid-19 ini sangat menular.
Ia kemudian menyampaikan asal muasal klaster industri rokok tersebut terbentuk.
Klaster itu diawali oleh dua orang yang mengalami sakit kemudian dimasukkan ke rumah sakit poliklinik di dalam industri tersebut.
Dua orang tersebut akhirnya meninggal dunia.
“Setelah dua orang tersebut meninggal, maka ditelusuri ada sebanyak 16 orang dekatnya, semuanya dinyatakan positif saat rapid test,” kata Joni.
Tracing tersebut kemudian dilanjutkan tracing sebanyak 165 orang di sekitarnya juga sudah diswab sampai sekarang kita masih menunggu hasilnya.
“Lalu tracing dilakukan lagi pada 323 oang, dan ditermukan sementara ada 100 orang yang positif dalam rapid test,” tutur Joni.
Dan dari jumlah 100 itu diisolasi di sebuah hotel dan sudah diswab secara bergelombang selama dua hari ini.
Dalam dua hari tersebut sejumlah 88 orang yang sudah diswab di RSUD dr Soetomo dan 34 dinyatakan positif Covid-19.
Sebagian masih ada yang harus menunggu hasil swabnya.
Artinya, disampaikan dokter spesialis bedah syaraf ini, virus yang menjangkit dua orang tersebut sangat bersifat menginfeksi.
Karenanya, ia kembali mengingatkan masyarakat untuk aware dengan protokol kesehatan yang diterapkan selama Covid-19.
Menjaga physical distancing, tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan yang sangat penting, dan tidak keluar rumah dalam kondisi tidak menggunakan masker.
“Kalau misalnya yang kita isolasi sebanyak seratus itu positif maka tentu rumah sakit bisa penuh," kata dia.
"Tentu kita tidak berharap hal tersebut terjadi, maka melakukan physical distancing, dan Selama PSBB diharapkan semua harus menaati aturan,” tegas Joni. ( Yusron Naufal dan Fatimatuz Zahroh)