TRIBUNMADURA.COM - Masyarakat Indonesia belum lama ini digegerkan dengan fakta mengejutkan soal jamur enoki.
Jamur enoki yang banyak dikonsumsi dilaporkan mengandung bakteri Listeria.
Bahkan, pada 11 Maret 2020 lalu, jamur enoki yang mengandung bakteri Listeria menyebabkan empat orang meninggal dunia dan 30 orang lainnya dirawat di rumah sakit Amerika Serikat.
• Gugus Tugas Covid-19 Sampang Dapat Bantuan Alat PCR dari Menteri Mahfud MD, Alatnya Datang Hari ini
• Sinopsis Drama Korea Backstreet Rookie, Perjuangan Kim Yoo Jung Mendapatkan Hati Ji Chang Wook
• Respon Jokowi Tahu 70 Persen Warga Surabaya Raya Tak Patuh Protokol Kesehatan, Tegaskan Hal Ini
Dilaporkan jika bakteri Listeria monocytogenes (L. monocytogenes) terdapat pada jamur enoki yang diproduksi oleh perusahaan pangan Sun Hong Foods dan Green Co, LTD asal Korea Selatan.
L. monocytogenes adalah spesies bakteri penyebab penyakit yang ditemukan pada lingkungan lembap, tanah, air, hewan, dan vegetasi yang membusuk.
Bakteri ini dapat bertahan hidup dan tumbuh di pendingin udara atau makanan yang diawetkan.
Laman resmi Centers of Disease Control and Prevention (CDC) AS menyebutkan, pihaknya telah menarik jamur enoki dari perusahaan tersebut usai ditemukannya bakteri L. monocytogenes.
Atas kasus tersebut, Kementerian Pertanian RI akan memperketat pemeriksaan jamur enoki yang masuk ke Indonesia.
Dimasak dengan benar
Dokter Ahli Gizi Komunitas dan Magister Filsafat, Dr dr Tan Shot Yen, M.Hum menyebutkan, langkah yang dilakukan oleh Kementan baik untuk mencegah wabah menularnya penyakit Listeria.
• Cara Membuat Dalgona Coffee Tanpa Mixer Cuma Butuh 3 Menit, Simak Resep Kopi Dalgona di Sini
“Ini lebih pada pencegahan wabah menularnya Listeria ke sumber pangan lain. Jadi itu tindakan preventif melindungi produk, ” tutur Tan kepada Kompas.com ( grup TribunMadura.com ), Kamis (25/6/2020).
Menurut ia, bakteri L. monocytogenes akan mati jika dimasak dengan benar. Yaitu dengan suhu mulai dari 75 derajat Celcius.
“Sekitar 75-80 derajat Celcius sudah mati, apalagi jika dimasak sampai matang dengan suhu 100 derajat Celcius,” tambahnya.
Tan menyebutkan bahwa pada dasarnya tidak semua makanan harus dimasak sampai matang, karena zat gizi terutama antioksidan akan hilang.
“Tapi mencegah infeksi penyakit yang ditularkan lewat makanan seperti Listeria ini memang membuat kita kembali ke PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat),” paparnya.