"Dulu saya menganggap ini sebagai kecelakaan, walaupun memang sebenarnya disengaja. Saat minta maaf, Gilang juga kelihatan nyesek. Tapi saya sudah nggak peduli," katanya.
Setelah kejadian itu, korban SW mengaku sempat merasa trauma. Apalagi, hampir setiap hari ia harus bertemu dengan Gilang.
"Sempat sedih, down. Apalagi sehari dua hari setelah kejadian, pasti ingat. Apalagi kami satu angkatan, tiap hari ketemu. Menjelang ospek jurusan, otomatis mau nggak mau ketemu soalnya kumpul satu angkatan," katanya.
Saat melakukan aksinya, korban SW mengatakan tidak mengalami kejadian sama persis dengan cerita yang saat ini viral.
"Kalau sekarang kan dibungkus kayak lontong gitu, dulu saya enggak. Cuman ditutup kain. Waktu itu saya nggak berkutik, nggak bisa ngapa-ngapain. Buat melawan nggak bisa. Kemungkinan karena air minum yang dikasih ke saya sudah dicampur sampai obat tidur," korban SW mengatakan.
Berharap Segera Ada Tindakan
Sebagai salah satu korban Gilang, SW berharap pelaku mendapatkan sanki yang tegas.
"Karena udah banyak banget yang speak up. Saya merasa ini sudah waktunya untuk dimajukan ke jalur hukum. Saya juga bakal kooperatif, baik sebagai saksi maupun korban," katanya.
Ia juga berharap para korban bisa mendapatkan pendampingan dari psikolog.
"Soalnya saya pernah baca bahwa korban bisa kemungkinan menjadi pelaku untuk melampiaskan kekesalan. Jadi, para korban butuh difasilitasi dan diakomodasi," tandasnya.