TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan sebelumnya sempat melakukan tindakan swab PCR terhadap 625 tenaga kesehatan di RSUD Syamrabu.
Dari tes swab tersebut, ditemukan sebanyak 30 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi virus corona atau Covid-19.
Pantauan TribunMadura.com, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan kembali melakukan proses tes swab dengan metode PCR terhadap 780 tenaga kesehatan yang bekerja di setiap Puskesmas di Kabupaten Bangkalan.
Gelar screening deteksi dini dilakukan karena tenaga kesehatan menjadi salah satu klaster tertinggi penularan Covid-19 di Bangkalan.
Kepala Dinkes Kabupaten Bangkalan Sudiyo mengungkapkan, screening deteksi dini melalui swab metode PCR terhadap tenaga kesehatan Puskesmas telah dimulai sejak Jumat (2/10/2020).
• Sutan Hadi Cahyadi Terpilih Sebagai Ketua KONI Sumenep, Berikut Program Kerja yang Akan Dilakukannya
• Terkuak Identitas Pria yang Diduga Kekasih Ayu Ting Ting, Muncul di IG sampai Jadi Sorotan Netizen
• Reaksi Nia Ramadhani Seusai Dihujat karena Tak Bisa Bedakan Pisang Matang dan Mentah: Repot Banget
"Sebanyak 780 tenaga kesehatan Puskesmas se Kabupaten Bangkalan akan di-swab, bergiliran sesuai jadwal. Hasilnya belum keluar," ungkap Kepala Dinkes Kabupaten Sudiyo kepada TribunMadura.com, Selasa (6/10/2020).
Pria yang akrab disapa Yoyok itu berharap, masyarakat khususnya yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) nantinya berbondong-bondong secara sukarela melakukan Swab PCR.
Dengan begitu, lanjutnya, Peta Sebaran Covid-19 Bangkalan bisa berubah ke warna kuning dan kembali berwarna hijau.
"Prosentase angka kematian kasus Covid-19 di Bangkalan tertinggi di Jatim, yakni 12,87 persen. Di bawah kita ada Tuban, di angka 11,90 persen," paparnya.
Sebelumnya, Yoyok menyatakan bahwa status Orang Tanpa Gejala (OTG) justru lebih berbahaya karena sebagai carrier (pembawa).
Orang Tanpa Gejala (OTG) adalah seseorang yang tidak bergejala dan memiliki resiko telah tertular dari orang yang konfirmasi Covid-19.
Orang Tanpa Gejala (OTG) memiliki kaitan erat dengan kasus konfirmasi atau pasien positif Covid-19.
Ia menjelaskan, perkembangan kasus sembuh dan kasus baru Covid-19 di Kabupaten Bangkalan berjumlah sedikit.
Namun prosentase angka kematian tertinggi di Jawa Timur.
• Daftar Kekayaan Sule yang Akan Nikahi Nathalie Holscher, Dari Mobil, Motor Gede hingga Rumah Mewah
• Download Lagu MP3 Kumpulan Musik Minang Terbaru 2020 dari Thomas Arya, Ipank hingga Andra Respati
• Ayu Ting Ting Dikabarkan Dekat dengan Seorang Pria yang Diduga Kekasihnya, Umi Kalsum: Insya Allah
"Sejak awal Covid-19 hingga kemaren, ada 67 orang kita lho yang meninggal. Statusnya PDP, tetapi yang paling tinggi adalah terkonfirmasi positif," jelas mantan Kepala Puskesmas Blega itu.
Ia menambahkan, screening deteksi dini terhadap para nakes puskesmas merupakan salah satu upaya untuk menurunkan prosentase angka kematian.
"Selain itu, kami juga melakukan sistem penelusuran cepat. Keluarga yang kontak dengan pasien terkonfirmasi langsung kami Swab," pungkas Yoyok.
Berdasarkan update Peta Sebaran Covid-19 Kabupaten Bangkalan, terhitung sejak 1 - 5 Oktober 2020, penambahan pasien terkonfirmasi positif terdata sebanyak 10 orang.
Total kini pasien positif Covid-19 di Bangkalan berjumlah 529 orang. Sedangkan total pasien sembuh berjumlah 409 orang atau bertambah sebanyak 13 orang.
Adapun jumlah suspek Covid-19 terdata sebanyak 136 orang atau bertambah hanya 2 orang selama periode tersebut.
Suspek adalah orang yang diduga terkena virus, menunjukkan gejala, pernah berkontak atau bertemu dengan orang positif Covid-19.
Kepala Puskemas Jaddih Kecamatan Socah, drg Purwanti mengungkapkan, pihaknya telah mendata sejumlah tiga warga Desa Jaddih terkonfirmasi positif hasil swab dengan metode PCR di Rumah Sakit Paru Surabaya, Sabtu (3/10/2020).
"Sebanyak 20 warga Jaddih hendak berangkat ke luar pulau. Tiga di antaranya positif terkonfirmasi, ketiganya berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG). kondisi fisiknya sehat," ungkap Purwati.
Ia menjelaskan, ketiga Orang Tanpa Gejala (OTG) tersebut saat ini tengah menjalani masa isolasi mandiri selama 14 hari ke depan.
"Kemaren (Senin), kami telah mendatangi rumah mereka, memberikan vitamin, dan akan melakukan penyemprotan cairan disinfektan," jelasnya.
• Jenguk Bayi yang Sakit Diare, Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Ponorogo
• Ribuan Buruh di Surabaya Tuntut Presiden Jokowi Buat Perpu Cabut UU Omnibus Law Cipta kerja
• 114 PMI Ilegal Asal Madura Meninggal di Negara Tempat Kerja karena Sakit hingga Jatuh dari Lantai 5
Purwati menyambut baik langkah Dinkes Bangkalan atas gelar screening dini terhadap nakes puskesmas se Kabupaten Bangkalan.
Sejauh ini, lanjutnya, para nakes di Puskesmas Jaddih hanya menjalani rapid test secara berkala. Padahal para nakes merupakan garda terdepan yang kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi ataupun Orang Tanpa Gejala (OTG).
"Jadwal swab nakes kami pada 21 Oktober. Saya memprioritaskan nakes UGD, laboratorium, analis, dan petugas surveillance yang sering turun dan kontak," pungkasnya.