Berita Pamekasan

Keponakan Menko Polhukam Menilai Mahfud MD dan Gus Yaqut Duet yang Tepat dalam Menangkal Radikalisme

Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keponakan Menko Polhukam RI, Firman Syah Ali (kiri) saat ngopi bareng Gus Yaqut (kanan) sebelum menjadi Menteri Agama RI.

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Diumumkannya nama KH Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama RI, mengejutkan banyak pihak.

Sebab, nama yang sangat santer disebut oleh para pengamat politik hingga menit terakhir yang akan mengisi kursi Menteri Agama RI ini adalah kakak kandungnya, KH Yahya Cholil Staquf.

Namun, keterkejutan publik hanya berlangsung sesaat ketika Ketua GP Ansor Pusat itu diumumkan oleh Presiden RI, Joko Widodo sebagai Menteri Agama RI.

Setelah itu, mulai muncul komentar dukungan yang luar biasa.

Seperti halnya yang diutarakan oleh Keponakan Menko Polhukam RI, Firman Syah Ali.

Baca juga: Bangkalan Tambah 46 Kasus Positif Covid-19 Dalam 4 Hari, Operasi Lilin Semeru 2020 Sebar 1000 Masker

Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Ibu Rumah Tangga di Tulungagung, Budi Lakukan Kekerasan Seksual pada Korban

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Terminal Patria Kota Blitar, 30 Karyawan Lakukan Tes Swab

Firman Syah Ali mengatakan, sejak dulu ia menginginkan Gus Yaqut menjadi Menteri Pertahanan RI karena sosoknya yang tegas dan pemberani, serta komitmen kebangsaannya yang luar biasa.

Namun, menjadi Menteri Agama kata dia tepat juga, karena kehidupan beragama di Indonesia saat ini memang dibutuhkan sentuhan pejabat yang tegas dan pemberani.

"Saat ini agama dijadikan komoditas politik oleh para penunggang politik identitas, sehingga menimbulkan polarisasi politik yang terjal dan curam," kata Firman Syah Ali kepada TribunMadura.com, Rabu (23/12/2020).

Menurut pria yang akrab Cak Firman itu, lahirnya politik identitas ini sangat membahayakan bangunan kebangsaan dan keberagaman jika dibiarkan.

Kata dia, para penunggang politik identitas, saat ini banyak membangun opini sesat, bahwa merekalah Islam.

Sedangkan, yang berlawanan dengan mereka adalah musuh Islam.

"Bangunan opini itu mereka pupuk terus dan dikonsumsi dengan lahap oleh kaum awam agama atau kaum cendikia agama yang berjiwa eksoteris an sich," ujarnya.

Selain itu, Menurut Cak Firman, pejabat manapun yang berani bersikap tegas terhadap para penunggang politik identitas tersebut, harus siap  mendapatkan stempel kafir, fir'aun, anti Islam, kejam, pelanggar HAM, rezim laknat, anjing neraka, penjilat, kodok, kecebong dan stempel-stempel lainnya yang sangat sadis.

Baca juga: 6 Pegawai KPU Ponorogo Dinyatakan Positif Covid-19 Setelah Pilkada Serentak 2020

Baca juga: Sosok Budi Gunadi Sadikin, Wamen BUMN yang Ditunjuk Jadi Menteri Kesehatan, Lulusan Fisika Nuklir

Baca juga: Stasiun Madiun Kini Layani Rapid Test Antigen untuk Penumpang Kereta Jarak Jauh

Saran dia, dalam situasi negara yang sedang dijajah oleh para penunggang politik identitas dengan kekuatan perang opini yang luar biasa ini, dibutuhkan pemimpin tegas dan pemberani yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh opini. 

Namun, bukan hanya sekadar tegas dan berani, kata dia pemimpin di era perang opini ini juga harus cerdas dan punya basis yang kuat di tengah masyarakat.

"Gus Yaqut memenuhi semua kriteria tersebut. Kemarin ketika rumah Ibunda Menkopolhukam RI, Mahfud MD dipersekusi oleh massa yang mengaku sebagai pendukung Habib Rizieq Shihab, Gus Yaqut langsung tegas terjunkan Banser menjaga rumah Ibunda Menkopolhukam tersebut," paparnya.

Saat itu, kata Cak Firman, kelompok intoleran banyak yang membuli Gus Yaqut di media sosial sebagai penjilat Menkopolhukam RI. 

Tentu saja tuduhan itu menurut dia adalah tuduhan ahistoris, sebab Gus Yaqut tidak punya sejarah menjilat siapapun. 

"Saya sering telepon Gus Yaqut menyampaikan peristiwa beberapa orang biasa yang sedang diteror oleh massa intoleran, Gus Yaqut langsung terjunkan pasukan, ada ibu rumah tangga, ustaz madrasah dan lain-lain. Baik pejabat maupun orang biasa, begitu diteror oleh kelompok intoleran penunggang politik identitas pasti langsung dilindungi oleh Banser atas instruksi Gus Yaqut," ungkapnya.

Cak Firman menilai, Gus Yaqut memiliki kecerdasan yang luas biasa, serta punya ilmu agama yang sistematis dan punya basis massa yang jelas.

Dasar itu yang mungkin menjadi sebagian faktor pendorong Gus Yaqut untuk selalu tegas dan berani dalam situasi dan kondisi apapun. 

Sosok seperti inilah yang saat ini kata dia dibutuhkan oleh Kementerian Agama RI.

"Karena Kementerian Agama untuk saat ini berada di garis terdepan dalam mengikis radikalisme di Indonesia tercinta," ucap Firman.

Menurut Firman, mitra terdekat Menteri Agama dalam mengikis radikalisme atas nama politik identitas adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, yang membawahi Triumvirat yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan. 

Selain itu, Menkopolhukam juga membawahi Menteri Hukum dan HAM, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung dll.

Kebetulan, kata dia, Menteri Politik Hukum dan Keamanan RI, saat ini juga tegas dan pemberani seperti Gus Yaqut, yaitu guru besar hukum tata negara, Prof Mahfud MD.

Penilaian Firman, Mahfud MD adalah senior Gus Yaqut dalam penyelenggaraan negara, karena Prof Mahfud MD sejak tahun 2000 sudah menjabat sebagai Deputi Menteri Negara Urusan HAM. 

Pasangan senior-junior yang sama-sama berlatar belakang NU ini menurut dia tentu akan menjadi kekuatan luar biasa dalam mengikis radikalisme atas nama politik identitas.

"Keduanya sama-sama tegas. Tidak mudah diombang-ambingkan oleh opini. Kalau A dibilang A, kalau B dibilang B, tanpa tedeng aling-aling," nilainya.

Tak hanya itu, menurut Cak Firman, Gus Yaqut dan Mahfud MD sama-sama pemberani, karena tidak punya beban masalah moral dan hukum apapun untuk disanderakan kepada mereka. 

Serta, keduanya juga berani ambil risiko.

"Sikap pejabat kolaborasi mereka berdua yang saat ini dinanti-nantikan rakyat. Maka mari kita ucapkan selamat bekerjasama kepada dua koboy ini, yaitu Pak Mahfud MD koboi Madura dan Gus Yaqut koboi Rembang," ajaknya.

Cak Firman juga berharap, di tangan duet kedua senior-junior ini dipastikan radikalisme segera punah dan Indonesia tidak akan bisa di suriahkan.

"Mari bersama-sama kita selamatkan NKRI. Selamat melaksanakan tugas Gus Yaqut," tutupnya.

Berita Terkini