TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Daerah Aliran Semeru (DAS) kembali dipenuhi dengan banjir lahar dingin Gunung Semeru, Selasa (5/1/2021).
Banyak warga yang merasa khawatir dengan adanya banjir lahar dingin Gunung Semeru.
Namun ada juga yang merasakan berkah di balik bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru.
Seperti yang dialami oleh penambang pasir.
Diketahui sebelumnya, kali ini banjir lahar dingin melanda Besuk Kobokan, Besuk Lanang, Sungai Bondeli dan Sungai Sumbersari.
Banjir lahar dingin itu terjadi pada sekira pukul 16.00 WIB.
Baca juga: BREAKING NEWS - Susul Gubernur Khofifah, 8 Kepala OPD Pemprov Jatim Positif Covid-19, Ini Daftarnya
Baca juga: Pelayat Sudah Menunggu Kedatangan Jenazah Chacha Sherly Mantan Personel Trio Macan di Sidoarjo
Baca juga: VIRAL Rekaman CCTV, Kecelakaan Motor dengan Mobil, Bermula Terobos Lampu Merah Lalu Adu Moncong
Seperti biasa banjir lahar dingin itu terjadi sebab sebelumnya kawasan lereng Semeru diguyur hujan lebat.
Pasca Gunung Semeru meletus pada 1 Desember 2020 lalu, banjir lahar dingin sering melanda DAS.
Penyebabnya, masih menumpuknya sedimentasi lava di kawasan lereng mengakibatkan banjir lahar dingin tiap kali hujan lebat.
Dana salah satu penduduk Desa Sumbersari, mengatakan, jenuh dengan keadaan ini.
Rasa was-was dan ketar-ketir kerap melanda warga sebab dikhawatirkan aliran lahar dingin bisa meluber ke persawahan hingga pemukiman.
"Sudah bosen tiap hari banjir lama-lama sawah warga bisa habis," kata Dana, Minggu (3/12/2020).
Selain merusak lahan persawahan warga, rupanya imbas banjir lahar dingin juga tidak sedikit.
Beberapa kasus sebelumnya, peristiwa ini juga sempat mengakibatkan insiden mengerikan.
Misalnya truk pasir yang hanyut, hingga beberapa tenda-tenda penambang pasir di Lumajang juga dilaporkan terseret aliran banjir lahar dingin.
Bahkan, rupanya banjir lahar dingin juga menyebabkan tanggul sepanjang Sungai Sumbersari longsor.
"Ini yang paling ditakutkan warga kalau sampai tanggul jebol, banjir lahar dingin bisa meluber sampai ke rumah-rumah warga," ujarnya.
Namun, banjir lahar dingin yang menerpa ternyata tidak selamanya menyusahkan masyarakat.
Sebagian masyarakat justru bergembira menyambut datangnya ratusan ribu kubik material pasir dan batu yang terbawa banjir lahar dingin.
Seperti kondisi sekarang yang terpantau di Sungai Bondeli.
Dampak banjir lahar dingin membuat jumlah pasir sangat melimpah ruah di bibir sungai.
Tentu hal ini berbeda jauh jika dibandingkan kondisi sebelum Gunung Semeru erupsi.
Dulu pinggiran sungai keberadaan pasir kurang begitu tersedia.
Yang banyak hanyalah kerikil dan batu kali.
Hari satu di antara penambang pasir di Lumajang tentu ini adalah berkah bagi orang-orang yang bekerja seperti dirinya.
"Ya bakal panen penambang.
Pasirnya sekarang malah semakin banyak dan kualitasnya juga bagus," tutupnya.