Vaksin Covid-19 Sinovac Halal atau Tidak? Begini Penjelasan Ahli Biologi Molekuler, Jangan Khawatir!

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vaksin Covid-19 Sinovac

TRIBUNMADURA.COM - Ahli biologi molekuler, Ahmad Rusdan Utomo, angkat bicara soal vaksin Covid-19 jenis vaksin Sinovac.

Hal itu disampaikan Ahmad Rusdan Utomo dalam kanal YouTube pribadinya, Pak Ahmad.

Sebab, belakangan ini, masyarakat diresahkan dengan kehalalan vaksin Sinovac.

Dalam pesan berantai viral di grup WhatsApp, si penyebar sepertinya ini menyebarkan ketakutan dan kekhawatiran di tengah masyarakat.

Sebab dalam pesan WA itu, vaksin Sinovac dianggap tak halal karena mengandung sel dari kera hijau afrika.

Berikut bunyi pesan WA yang beredar:

Coba perhatikan kemasan Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan disuntikkan kepada warga.

Jelas bertuliskan "Only for clinical trial" (Hanya untuk uji coba klinis alias untuk kelinci percobaan).

Dan perhatikan "Composition and Desription" yaitu berasal dari Vero Cell atau berasal dari jaringan Kera Hijau Afrika (jelas tidak halal), kemudian mengandung virus hidup yang dilemahkan dan mengandung bahan dasar berbahaya (Boraks, formaline, aluminium, merkuri, dll).

Belum lagi yang tidak tertulis pada kemasan yaitu tidak ada jaminan tidak tertular penyakit setelah divaksin dan tidak ada jaminan atau kompensasi dari perusahaan Sinovac jika terjadi cedera vaksin atau KIPI pada korban vaksin.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dilakukan Serentak Mulai 13 Januari 2021, Ini Target Pertama Pemberian Vaksin

Baca juga: Kampus Unesa Lidah Wetan dan Ketintang Terapkan Pembatasan Kegiatan Berskala Besar selama Dua Pekan

Baca juga: Alasan Pemuda Tegal Nekat Kubur Diri Hidup-Hidup di Makam, Sebut Ingin Kembali Pulang ke Alamnya

Sebelum menjelaskan, Ahmad mengingatkan bahwa vaksin adalah bagian terakhir dari tiga lapis pengendalian pandemi.

Lapis pertama adalah 3M dari setiap individu, yakni mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.

Lapis kedua adalah dari pemerintah, yakni menerapkan 3T yang semakin masif, yaitu Testing (pemeriksaan), Tracing (pelacakan), dan Treatment (pengobatan). Penerapan 3T ini bertujuan untuk mengenali dan mencari orang-orang dengan Covid-19 yang tidak bergejala.

Lapis terakhir yang masih dalam satu kesatuan pengendalian pandemi adalah vaksin.

Biologi vaksin

Halaman
1234

Berita Terkini