Virus Corona

E484K, Mutasi dari Varian Baru Covid-19, Ahli Kuak Kekebalan Terhadap Vaksin: Mungkin Infeksi Ulang

Penulis: Ani Susanti
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Berita varian baru Covid-19 yang bermutasi lagi.

Reporter: Ani Susanti l Editor: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM - Terkuak lagi mutasi dari varian baru Covid-19 di Inggris.

Para ahli mengungkap bagaimana kerja varian baru Covid-19 yang bermutasi lagi.

Benarkah varian baru Covid-19 ini kebal terhadap vaksin?

virus corona (https://www.cdc.gov/)

Dilansir TribunMadura.com dari Kompas.com, mutasi dari varian baru Covid-19 di Inggris ini disebut E484K.

Laporan Public Health England menyebutkan, mutasi dari varian baru Covid-19 di Inggris memungkinkan Covid-19 menghindar dari perlindungan antibodi.

E484K sudah menjadi bagian dari tanda genetik varian terkait dengan Afrika Selatan dan Brasil.

Hati-Hati! Shio Kerbau, Shio Tikus, Shio Ular Diramal Kurang Beruntung Besok Jumat 5 Februari 2021

Menurut laporan PHE, dilansir dari CNN, Rabu (3/2/2021), mutasi itu baru saja terdeteksi pada setidaknya 11 sampel varian B117 Inggris.

Beberapa sampel tersebut kemungkinan telah memperoleh mutasi ini secara independen, alih-alih menyebar dari satu kasus.

Varian yang sudah terdeteksi tersebut disebut mudah menular dan menjadi agak kebal terhadap perlindungan antibodi yang ditawarkan oleh vaksin.

Para ahli menyebut, mutasi baru itu juga mungkin menyebabkan infeksi ulang di antara orang yang sebelumnya terinfeksi.

"Tampaknya ini bukan berita bagus untuk kemanjuran vaksin," kata peneliti di bidang epidemiologi di Yale School of Public Health, Joseph Fauver.

Ramalan Zodiak Terlengkap Jumat 5 Februari 2021, Ambisi Scorpio Tak Berujung, Sagitarius Merasa Puas

Ia menambahkan, temuan baru juga merupakan sesuatu yang terus dipantau di AS.

Para ahli mengatakan, masih terlalu dini untuk memprediksi apakah perkembangan ini akan berdampak besar pada lintasan Covid-19 di Inggris dan di seluruh dunia.

Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa E484K mungkin menjadi penyebab utama mengapa vaksin tertentu tampak kurang efektif di Afrika Selatan.

Ilustrasi virus corona (Pixabay)

Novavax baru-baru ini mengumumkan bahwa vaksinnya 89 persen efektif dalam uji coba Fase 3 di Inggris, tetapi hanya muncul 60 persen efektif dalam studi Fase 2b terpisah yang dilakukan di Afrika Selatan.

Hasil serupa juga didapatkan oleh Johnson & Johnson, 72 persen efektif di AS dan 57 persen di Afrika Selatan.

Dalam kedua uji coba tersebut, 90-95 persen kasus di Afrika Selatan dikaitkan dengan varian B1351, yang mengandung mutasi E484K.

Banyak bukti awal menunjukkan bahwa antibodi tampaknya kurang mampu mengikat protein lonjakan yang timbul dari mutasi Covid-19 ini.

Misalnya, studi terbaru menemukan bahwa antibodi dari orang yang divaksinasi kurang efektif dalam menetralkan virus sintetis yang mirip dengan yang ada dalam laporan PHE.

Artinya, antibodi mengandung mutasi penting dari B117 ditambah dengan E484K.

Akhirnya Rizky Billar Bongkar Isi Hati, Soal Perasaan pada Lesty Kejora, Si Pedangdut Salah Tingkah

Jika dibandingkan dengan B117, mutasi E484K tampaknya meningkatkan standar tingkat antibodi yang dibutuhkan untuk mencegah virus buatan laboratorium dalam menginfeksi sel.

Studi ini mengambil sampel darah dari 23 orang yang telah menerima satu dosis vaksin Pfizer/BioNTech tiga minggu sebelumnya, dengan usia rata-rata 82 tahun.

Penelitian ini tidak dapat menunjukkan bagaimana hal ini memengaruhi kemungkinan orang sebenarnya untuk terinfeksi varian virus.

Paul Bieniasz, ahli virologi di Universitas Rockefeller mencatat, mutasi E484K telah muncul secara sporadis dalam beberapa sampel selama berbulan-bulan.

Namun, hingga saat ini tampaknya tidak menawarkan keuntungan bagi virus dalam populasi yang tidak memiliki kekebalan sebelumnya.

Sanksi Pemecatan Secara Tak Hormat Menanti ASN Kabupaten Sampang yang Terlibat Organisasi Terlarang

Strain B.1.1.7 yang pertama kali ditemukan di Inggris sekarang telah ditemukan di setidaknya 70 negara di seluruh dunia, termasuk sekitar 470 kasus yang diketahui di AS, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Para ahli mengatakan, pengujian agresif, mengikuti pedoman Covid-19 dan meluncurkan vaksin dengan cepat lebih penting dari sebelumnya.

"Kami perlu memvaksinasi sebanyak mungkin orang dan secepat mungkin. Meskipun ada perlindungan yang berkurang terhadap varian, ada perlindungan yang cukup untuk mencegah Anda terkena penyakit serius, termasuk rawat inap dan kematian," kata Anthony Faucy.

UPDATE Kasus Virus Corona di Dunia

Kasus baru infeksi Covid-19 masih terus dilaporkan di berbagai negara hingga saat ini.

Melansir Worldometers, Kamis (4/2/2021) pukul 05.45 WIB, virus Corona SARS-CoV-2 telah menginfeksi sebanyak 104.833.724 orang di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 76.493.293 orang telah dinyatakan sembuh dari infeksi dan setidaknya 2.275.555 orang meninggal dunia akibat SARS-CoV-2.

Cek Penerima di e-From BRI untuk Pencairan BLT UMKM Rp2,4 Juta, Diperpanjang Sampai 18 Februari 2021

(TribunMadura.com/Ani Susanti - Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh/Mela Arnani)

Berita Terkini