"Kami meminta kepada Satreskrim Polres Tuban agar mengusut tuntas kasus tersebut, karena keluarga menilai janggal," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kuasa hukum keluarga korban, Nang Engki Anom Suseno menyatakan, adanya indikasi kejanggalan dibalik peristiwa tewasnya Durrokhim.
Ia menduga korban meninggal dunia bukan karena terlindas truk, melainkan mengarah ke dugaan pembunuhan setelah ada acara di Rengel bersama temannya.
Kejanggalan lain yaitu ia melihat daun telinga korban berlubang.
Pada dada tubuh korban juga ada luka lebam yang diduga berasal dari pukulan benda tumpul atau keras.
Terlebih, teman korban yang mengetahui kejadian tersebut tidak langsung melaporkan kepada pihak berwajib atau kepolisian.
"Kita berharap kasus itu diungkap secara terbuka, sebab terdapat kejanggalan atas meninggalnya korban," kata Engki seusai mendatangi Mapolres Tuban, Senin (28/12/2020).
"Semoga kasus bisa diusut secara profesional dan terbuka," ujar dia.
Lawyer muda itu menjelaskan, jenazah korban saat dimandikan masih dalam keadaan dikerumuni semut.
Tidak ada perawatan sama sekali dari rumah sakit dan kejadian itu juga tidak langsung dilaporkan kepada polisi.
Pihaknya siap memberikan informasi dan data kepada kepolisian agar kasus itu segera terungkap, terkait penyebab meninggalnya korban.
"Kemungkinan tewas terlindas truk sangat kecil, karena kondisi tubuh korban tidak hancur," katanya.
"Diduga korban meninggal karena terkenal pukulan atau hantaman benda tumpul," beber Nang Engki.(nok)