Berita Terpopuler

BERITA MADURA TERPOPULER: Truk Tronton Diseruduk Motor hingga Monumen Patung Sapi Kerap Hilang

Editor: Pipin Tri Anjani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kecelakaan truk tronton dan sepeda motor di Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura, Sabtu (27/2/2021).

TRIBUNMADURA.COM - Beragam berita menarik wilayah Madura terangkum dalam Berita Madura terpopuler.

Berita Madura terpopuler edisi Minggu 28 Februari 2021 yang dirangkum TribunMadura.com diawali dengan pengendara Honda Vario, Fairuk (18) meninggal dunia setelah menyeruduk bokong truk tronton di dalam kecelakaan di Jalan Raya Desa Masaran, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura, Sabtu (27/2/2021).

Ada juga, Ketua Paguyuban Sapi Kerapan Sumenep, Deky Purwanto menyayangkan hilangnya Monumen Patung Sapi Kerap di depan Lapangan Giling, Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura.

Berikut selengkapnya Berita Madura terpopuler edisi Minggu 28 Februari 2021 yang dirangkum TribunMadura.com:

Baca juga: Dikira Digigit Ular, Gadis Syok Pantat Terluka Parah saat Buang Air di Toilet Umum, Faktanya Ngeri

Baca juga: Hati-hati, 7 Shio Ini Diramal Bernasib Sial Sepanjang Senin 1 Maret 2021, Terlibat Masalah Finansial

1. Lagi Diparkir, Truk Tronton Diseruduk Pengendara Motor di Sampang, 1 Orang Tewas, Lainnya Luka Berat

Kecelakaan truk tronton dan sepeda motor di Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura, Sabtu (27/2/2021). (TRIBUNMADURA.COM/HANGGARA PRATAMA)

Pengendara Honda Vario, Fairuk (18) meninggal dunia setelah menyeruduk bokong truk tronton di dalam kecelakaan di Jalan Raya Desa Masaran, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura, Sabtu (27/2/2021).

Warga Desa Tobenah, Kecamatan Banyuates, tersebut mengalami kecelakaan bersama rekannya, Hisbulloh (19) yang pada saat itu posisinya membonceng.

Meski selamat, Hisbulloh mengalami luka berat akibat kecelakaan itu, sehingga langsung dilarikan ke RSUD Bangkalan.

"Kejadiannya semalam, sekitar 21.00 WIB," kata Kanit Lantas Polres Sampang, Ipda Eko Puji Waluyo kepada TribunMadura.com, Minggu (28/2/2021).

Ipda Eko Puji Waluyo menyebut, kecelakaan bermula saat truk tronton berwarna hijau dengan nopol Z 9813 HA melaju dari arah barat ke timur (Pamekasan) dengan kecepatan sedang.

Sesampainya di lokasi, sopir truk menghentikan laju kendaraan karena tiba-tiba mengalami ban pecah sehingga berhenti di bahu jalan.

"Truk yang dikendarai Muhammad Faisol (32) warga Desa Bulangan Timur, Kecamatan Pengantenan, Kabupaten Pamekasan, dalam kondisi menghidupkan lampu double sein," terang Ipda Eko Puji Waluyo.

Ia menambahkah, berselang satu jam dari peristiwa itu, Fairuk bersama rekannya menggunakan Honda Vario menyeruduk dari belakang.

"Korban menabrak pas di bagian belakang tengah badan truk tronton," ucapnya.

Selain memakan satu nyawa melayang, insiden kecelakaan maut itu mengalami kerugian material sekitar Rp. 5 juta.

"Setelah menerima laporan, kami mendatangi TKP untuk mengamankan Barang Bukti sekaligus sopir truk untuk dimintai keterangan," pungkasnya.

2. Kejari Periksa Berkas Kasus Dugaan Penganiayaan Warga Sipil yang Dilakukan PNS Disparbudpora Sumenep

Kejaksaan Negeri / Kejari Sumenep, Kamis (5/12/2019). (TRIBUNMADURA/ALI HAFIDZ SYAHBANA)

Kejaksaan Negeri Sumenep telah menerima berkas kasus dugaan penganiayaan warga sipil yang dilakukan PNS di Kabupaten Sumenep, Subiyakto. 

Kasi Pidana Umum (Pidum) Kejaksaan Negeri Sumenep, Irfan Mangella membenarkan, telah menerima berkas perkara kasus yang melibatkan Kabid Pemuda dan Olahraga Disparbudpora Sumenep tersebut pada Kamis (25/2/2021).

Kini, Kejaksaan Negeri Sumenep masih melakukan pemeriksaan terhadap berkas kasus dugaan penganiayaan yang diterima dari penyidik  Polres Sumenep itu.

"Berkas masih diteliti dan diperiksa, sepertinya masih ada kekurangan atau yang perlu dilengkapi oleh pihak penyidik polres sumenep," kata Irfan Mangella, Sabtu (27/2/2021).

Ia mengaku, akan memanfaatkan waktu 14 hari ke depan yang diberikan pihak penyidik polres Sumenep untuk memeriksa dan meneliti berkas kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan Subiyakto terhadap korban Alwi Bil Faqih tersebut.

"Kami ada waktu penelitian berkas selama dua minggu dan sepertinya akan dikembalikan ke penyidik karena ada temuan kekurangan berkas," katanya.

Irfan Mangalle yakin jika nanti berkas dikembali ke penyidik Pilres Sumenep akan diselesaikan secara maksimal.

"Insya Allah teman-teman penyidik di Polres Sumenep akan bekerja dengan maksimal untuk melengkapi berkas yang dinilai masih ada kurang oleh Jaksa Peneliti Kejaksaan Negeri sumenep dengan waktu satu minggu," ungkapnya.

Setelah berkas nanti dikembalikan lagi ke pihak Kejari Sumenep dan dianggap sudah lengkap katanya, maka baru akan ditetapkan P21 (pemberitahuan bahwa hasil penyidikan sudah lengkap).

Baca selengkapnya

Baca juga: Ramalan Shio Lengkap Hari Ini Senin 1 Maret 2021, Ada yang Dapat Kejutan Romantis

3. Monumen Patung Sapi Kerap di Lapangan Giling Sumenep Hilang, Ketua Paguyuban Sapi Karapan Bereaksi

Monumen Patung Sapi Kerap yang ada di depan Lapangan Giling Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura, hilang, Rabu (24/2/2021). (TRIBUNMADURA.COM/ALI HAFIDZ SYAHBANA)

Ketua Paguyuban Sapi Kerapan Sumenep, Deky Purwanto menyayangkan hilangnya Monumen Patung Sapi Kerap di depan Lapangan Giling, Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura.

Deky Purwanto mengatakan, Monumen Patung Sapi Kerap yang biasa terlihat gagah dengan warna keemasan itu merupakan ikon kebudayaan Sumenep yang sudah menjadi tradisi di setiap empat kabupaten di Madura.

"Kami sangat menyayangkan terhadap dinas terkait yang membidangi masalah kebudayaan ini," kata Deky Purwanto, Sabtu (27/2/2021).

"Kok tidak ada perhatian khusus terhadap hilangnya Patung Sapi Kerap ini," sambung dia.

Anggota DPRD Kabupaten Sumenep ini mengatakan, Monumen Patung Sapi Kerap itu sebagai tanda bahwa Lapangan Giling  merupakan tempat kebanggaan tradisi masyarakat Sumenep.

"Monumen Patung Sapi Kerap itu ikon kebudayaan Sumenep. Kenapa saya katakan begitu, karena sapi karapan yang sudah tersebar di mana-mana dan bahkan ke luar Madura itu asal mulanya dari Pulau Sapudi," katanya.

"Maka dari itu, saya sangat heran ketika pihak manapun. Terutama dinas terkait tidak memerhatikan itu, ini kan jelas seakan tidak ikut melstarian tempat kebudayaan Sumenep sendiri," sebutnya.

Ia menambahkan, lapangan kerapan sapi ini masuk pada arsip Negara yang dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja negara (APBN).

"Ayolah, pemerintah ini jangan setengah hati untuk melestarikan budaya karapan sapi," pintanya.

Baca selengkapnya

Berita Terkini