Apalagi pihak kepolisian sejak awal melakukan penggeledahan, sama sekali tidak memberikan keterangan apa pun terkait nasib suaminya kelak.
"Enggak sama sekali (dimintai nomor yang bisa dihubungi). Kebingungan. Saya enggak bisa bicara apa-apa saya kaget," jelasnya.
Namun, ungkap Sulis, dalam waktu dekat, pihaknya berencana meminta bantuan pihak RT dan RW tempatnya tinggal jika memang dirinya telah siap untuk mencari tahu keberadaan suaminya itu.
"Enggak tahu masih bingung (libatkan kuasa hukum). Rak RT dan RW-nya baik (minta bantuan mereka)," pungkasnya.
Sekadar diketahui, Polda Jatim dan Densus 88 Mabes Polri mengamankan dua orang terduga teroris di Surabaya dan Tuban, Jumat (2/4/2021) pagi.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengungkapkan, ada dua terduga teroris yang diamankan di kawasan Sukomanunggal, Surabaya, berinisial S (41), dan di Purboyo Mayangsekar, Tuban berinisial RH (42).
"Namun keduanya ini dari dua jaringan berbeda, untuk S dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI), dan RH dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)," ujarnya pada awak media di Mapolda Jatim.
Kendati demikian, ungkap Gatot, kedua orang terduga teroris itu tidak ada kaitannya dengan insiden bom bunuh diri di depan pagar Gereja Katedral, Jalan Kahaolalido, MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) kemarin.
Yang dilakukan oleh dua orang pelaku berstatus pasangan suami istri (pasutri) yang tergabung anggota JAD dan memiliki rekam jejak aksi pengeboman di Sulu, Jolo, Filipina, yakni berinisial L (26) dan YSF (21).
"Kedua terduga ini tidak ada kaitannya dengan teroris atau pelaku bom bunuh diri di Makassar, dan pelaku penembakan di Mabes Polri," pungkasnya.