TRIBUNMADURA.COM, TUBAN - Julukan Kampung Miliarder di sebuah wilayah di Tuban memang sempat viral tahun lalu.
Namun, kini sebagian warganya yang dulu tak mempunyai lahan untuk dijual justru terkatung-katung akibat tak ada lahan yang bisa digarap.
Banyak dari warga yang rela menjual hewan ternak mereka demi bisa bertahan hidup.
Warga juga membandingkan situasi sebelum wilayah itu dijuluki Kampung Miliarder.
Tak hanya Musanam (60), warga kampung miliarder Desa Wadung yang menjual sapi untuk bertahan hidup.
Kisah lain juga datang dari Warsono (44), warga Dusun Tadahan, Desa Wadung, Kecamatan Jenu, juga melakukan hal sama.
Baca juga: Dulu Viral Kampung Miliarder di Tuban, Dapat Rp 2,5 Miliar, Kini Bingung Bisa Kerja Dari Mana
Dari 5 ekor sapi yang dimiliki, ia sudah menjual satu ekor untuk bertahan hidup.
Pasalnya, ia sudah tidak lagi bekerja sebagai petani yang setiap hari bisa diharapkan untuk mendapatkan rupiah.
"Sudah satu sapi saya jual," kata Warsono ditemui di lahan kosong, Selasa (25/1/2022).
Sebelum ada pembebasan lahan Pertamina Grass Root Refinery (GRR) setahun lalu, ia selalu bertani ikut orang lain yang memiliki lahan.
Namun setelah lahan dijual ke perusahaan minyak plat merah, lahan itu sudah tidak boleh dikelola.
Ia sempat bekerja pada pembersihan lahan (land clearing) dua kali kontrak, pertama 9 bulan lalu dilanjutkan 8 bulan ke depan, setelah kontrak berakhir kini menganggur.
"Kalau tidak bertani nganggur sekarang, rencana besok mau masuk di pekerjaan land clearing lagi sama Pertamina," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kisah warga kampung miliarder di Kecamatan Jenu, belum selesai.
Setelah mendapat ganti rugi penjualan lahan untuk proyek kilang minyak pertamina grass root refinery (GRR) di kecamatan setempat, kini kabar tak mengenakkan datang.