“Mulut penuh luka, untuk makan saja susah hingga perlu disuapin. Sekarang sudah pulih, tiga hari terakhir sudah doyan makan setelah tiga kali sehari diberi air rebusan kunyit, jahe, dan temulawak,” pungkasnya.
Terlepasnya sapi tersebut dari jeratan virus PMK tidak lepas dari peran penting Paramedik Kecamatan Labang, Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Mestahul Anam Susanto. Hingga sejauh ini, Anam telah menyembuhkan sedikitnya 70 ekor sapi dengan pengobatan tradisional melalui ramuan berbahan herbal.
Ia mengungkapkan, jamu berbahan herbal dengan komposisi gula merah, kunyit, serai, temulawak, temu hitam direbus hingga mendidih. Ketika air rebusannya sudah mulai hangat, ditambahkan telur minimal satu butir.
“Pemberian herbal itu wajib. Namun tidak kalah penting lagi itu asupan vitamin C yang bisa disajikan berupa wedang jeruk, meskipun diberikan satu gelas dalam sehari kepada sapi. Tujuannya agar luka pada mulut (jampi) akan berkurang, sehingga kembali menormalkan nafsu makan,” ungkapnya.