Sedang anggota keluarga lainnya tetap tinggal di rumah yang rusak terdampak ledakan. Kalau malam, mereka tidur di teras yang atapnya sudah diperbaiki.
Hal sama dirasakan, Yayuk, warga lain yang rumahnya juga rusak terdampak ledakan bahan petasan.
Rumah Yayuk berjarak sekitar 50 meter atau terpisah dua rumah lagi di sebelah timur dari pusat ledakan.
Kondisi rumah Yayuk juga tergolong rusak berat. Atap rumah rontok dan sebagian tembok di bagian samping rumah ambrol serta retak-retak.
Yayuk bersama keluarga juga tetap menempati rumahnya. Untuk sementara, rumah bagian depan yang gentengnya rontok terkena ledakan ditutup menggunakan terpal untuk berteduh.
Sedang rumah bagian belakang yang baru ia bangun sekitar dua tahun lalu, kondisinya rusak parah. Atapnya rontok dan sebagian temboknya ambrol.
"Sekarang mau tidur saja susah, kalau hujan kadang masih bocor meski sudah ditutup terpal. Kondisinya repot, kerja tidak bisa, karena rumah masih berantakan," kata Yayuk.
Yayuk juga masih trauma dengan peristiwa ledakan keras itu. Ketika peristiwa terjadi, Yayuk dan anaknya sempat menangis karena ketakutan.
"Saya juga tidak pernah menyangka ada peristiwa seperti ini di lingkungan sini. Karena selama ini kondisinya baik-baik saja," ujarnya.
Seperti diketahui, ledakan dahsyat diduga dari bahan petasan terjadi di Dusun Tegalrejo Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, pada Minggu (19/2/2023) malam.
Pusat ledakan diduga terjadi di rumah milik Darman (65), warga setempat. Empat orang tewas dalam peristiwa itu.
Keempat korban tewas, yaitu, Darman dan dua anaknya, Arifin dan Deni Widodo serta kerabatnya Wawa.
BPBD Kabupaten Blitar juga mencatat ada 32 rumah dan dua tempat ibadah rusak akibat terdampak ledakan di lokasi. (sha)
Foto : Kondisi rumah keluarga Jumali yang rusak terdampak ledakan petasan di Dusun Tegalrejo Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Sabtu (25/2/2023).