Berita Madura

Sapi Baru dari Luar Daerah Tanpa Anting Pengenal Pengaruhi Capaian Pemasangan Ear Tag di Bangkalan

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paramedik Dinas Peternakan Bangkalan di Kecamatan Labang, Mestahul Anam Susanto masih berjibaku dengan penandaan dan pendataan ternak sapi melalui pemasangan ear tag, Senin (27/2023)

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Laju pengiriman sapi ke Bangkalan memaksa sedikitnya 56 paramedik dinas peternakan setempat harus bekerja ekstra keras.

Pasalnya, sapi-sapi yang masuk belum dilengkapi tanda dan data yang terekam pada ear tag.

Selain menguras tenaga, hal itu tentu saja mempengaruhi capaian jumlah pemasangan ear tag di Kabupaten Bangkalan.

Terhitung sejak Juli 2022, data perolehan dan penandaan ternak yang dirangkum Tribun Madura dari Dinas Peternakan Bangkalan hingga 27 Februari 2023 mencapai 46.609 ekor sapi atau di angka 17,04 persen dari target total 237.600 pemberian ear tag pada sapi.

“Capaian jumlah ear tag fluktuatif karena setiap hari terjadi perputaran sapi, ada yang datang ada yang terjual. Seperti setiap Sabtu dan Minggu di daerah Labang, datang beberapa pikap sarat muatan sapi,” ungkap Paramedik Dinas Peternakan Bangkalan di Kecamatan Labang, Mestahul Anam Susanto, Senin (27/2/2023).

Baca juga: Sapi Jenis ini Terancam Punah Hanya Ada 33 Ekor, Banyak yang Enggan Memelihara

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Kendati capaian pemasangan ear tag masih di angka 17,04 persen, namun Bangkalan patut berbangga.

Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, Bangkalan berada di urutan ketujuh. Sementara tiga kabupaten lain di Madura, Pamekasan di urutan 22 dengan capaian 16.764 ekor, Sampang di urutan 24 dengan jumlah 12.746 ekor, dan Sumenep di urutan 35 dengan capaian pemberian ear tag sejumlah 291 ekor.

Anam menjelaskan, hingga sejauh ini pendanaan dan pendataan melalui pemasangan ear tag pada kuping ternak sapi di Kecamatan Labang telah mencapai sebanyak 2.431 sapi atau di angka 25,54 persen dari total target sejumlah 9.520 ekor sapi.

“Ada dua paramedik di Kecamatan Labang, capaian kami masih jauh dari target. Rata-rata per hari kalau digenjot, saya bisa mencapai 50-70 sapi. Tergantung kondisi fisik tubuh. Kalau sedang tidak fit, paling sedikit 20 ekor,” jelasnya.   

Selain laju pengiriman sapi ke Bangkalan, faktor lain yang menjadi penghambat adalah stigma sapi cacat dan harga jual anjlok karena kuping berlubang setelah dilakukan pemasangan ear tag.

Namun perspektif tersebut lambat laun mulai memudar setelah para pemilik atau peternak sapi diberikan pemahaman.

“Karena memang pemasangan ear tag menjadi syarat sapi untuk mendapatkan layanan kesehatan dan IB (kawin suntik). Apabila belum terpasang anting, tidak bisa dilayani termasuk tidak bisa masuk ke rumah potong hewan,” pungkas Anam.

Sekedar diketahui, ear tag sapi adalah tanda yang dipasang di telinga sapi sebagai tanda pengenal yang dilengkapi dengan data-data sapi. Baik berupa nomor atau disertakan pula nama pembelinya.

Nomor tersebut akan diinput ke dalam sistem komputer dan berisi data-data sapi dengan ear tag. Data dan informasi yang diinput di antaranya meliputi asal-usul sapi, tanggal kedatangan, hingga bobot awal.

Halaman
12

Berita Terkini