Sebab sebelumnya jalur di dalam kota, mulai dari simpang empat Gledug-Pasar Wage hingga simpang empat RS lawa sepi penumpang.
Penumpang rata-rata naik di halte yang ada di utara simpang empat RS lama.
“Memang seharusnya dipindah saja, karena rute lama jarang yang naik dari sana. Jalurnya juga banyak titik kemacetan,” ujarnya, saat ditemui di Terminal Tipe A Gayatri Tulungagung.
Suharmani menambahkan, Pasar Wage adalah titik kemacetan yang paling parah.
Jika waktunya bongkar muat, jalan di depan pasar ini akan terganggu bahkan kerap ditutup meski beberapa menit.
Baca juga: Viral Sosok Pria Mengamuk di Stasiun Manggarai, Orangtua di Bontang Sebut Sang Anak Kondisinya Sakit
Namun dampaknya menimbulkan antrean kendaraan, termasuk bus antar kota yang lewat di sini.
“Sebenarnya tidak hanya di Pasar Wage, di simpang empat Plandaan juga kerap macet di sana. Memang lebih baik langsung lewat jalur utama,” katanya.
Di tahun 2000-an, rute bus antar kota yang keluar dari Terminal Gayatri melalui simpang empat Gledug, simpang tiga Klenteng belok ke timur, simpang empat doplangan stasiun belok ke utara lewat OTB, simpang empat Plandaan ke timur dan simpang empat RS lama.
Rute ini kemudian diubah dari simpang empat Gledug, simpang tiga Pasar Wage ke timur, simpang empat Plandaan dan simpang empat RS lama.
Dari simpang empat RS lama, bus jurusan Surabaya akan langsung ke utara, sementara bus jurusan Malang dan Blitar belok ke selatan lewat simpang empat Jepun.
Kini rute yang baru dari terminal langsung ke timur ke simpang empat Jepun.
Bus jurusan Surabaya belok ke utara, sementara bus jurusan Malang dan Blitar langsung lurus ke timur.
Baca Berita Madura lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com