Istri Potong Kelamin Suami saat Ajak Ngamar di Hotel, Akui Sakit Hati Suami Open BO: Aku Berkorban

Editor: Aqwamit Torik
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

YC (34) pelaku pemotongan alat kelamin suami saat konferensi pers di Mapolresta Solo, Rabu (17/5/2023).

Entah berapa lama si wanita tersebut menelepon di area parkir motor tersebut. Namun hingga berakhirnya proses pendataan terhadap para tamu di area lobby, ternyata si wanita tersebut, justru menghilang, atau tak kunjung kembali ke area dalam lobby. 

Para petugas Satpol PP yang berjumlah terbatas dan masih harus disibukkan untuk melakukan pendataan para pasangan lainnya, tentu luput untuk memantau pergerakan si wanita tersebut. 

Usut punya usut si wanita yang berinisial R itu, berusia kisaran 30 tahun. Ia merupakan teman kencan dari laki-laki berinisial EA (25) warga Sawahan, Surabaya, di salah satu kamar hotel yang disewa mereka. 

EA mengaku mengenal pasangannya yang kabur itu, dari aplikasi perkenalan privat. Lalu bersepakat untuk bertemu dengan menyewa salah satu kamar hotel tersebut, sejak pukul 19.00 WIB. 

Pria bertubuh tambun berjaket sweater hoodie dan bermasker itu, mengaku merogoh kocek sekitar Rp350 ribu, untuk berkencan dengan wanita tersebut. 

Baru saja 'main' sebanyak tiga kali ronde. Keasyikan EA dengan sang pasangan kencan yang usianya jauh lebih tua darinya itu, buyar saat pintu kamar hotelnya diketuk-ketuk oleh petugas untuk menjalani pendataan. 

"Ya namanya (wanita pasangan kencan yang kabur) di aplikasi ini, R. Lumayan gak rugi-rugi amat 3 kali (main) hehehe," ujar EA saat ditanyai awak media seraya menunjuk tampilan halaman akun aplikasi perkenalan privat dari sosok R, pada ponselnya. 

Sementara itu, Kapolsek Dukuh Pakis Polrestabes Surabaya, Kompol Moh Irfan mengatakan, kegiatan operasi yustisia yang dilakukan bersama jajaran pihak Kecamatan Dukuh Pakis sengaja dilakukan secara lebih masif menjelang hari yang biasa disebut oleh masyarakat sebagai hari kasih sayang (Valentine), yang diperingati setiap tanggal 14 Februari. 

Selama melakukan operasi tersebut, pihaknya berhasil menemukan enam pasangan pria dan wanita yang tidak bisa menunjukkan keabsahan sebagai pasangan suami istri.

Selain itu, lanjut Moh Irfan, pihaknya juga melakukan pemantauan dan antisipasi atas adanya aduan masyarakat tentang maraknya aktivitas kencan memanfaatkan jejaring aplikasi perkenalan privat online, yang cenderung disalahgunakan untuk aktivitas kencan berbayar terselubung. 

"Dan dari keterangan berikut, dan ada aduan masyarakat terkait dengan adanya aplikasi online, dimana kita mencoba membuktikan hal tersebut, ternyata benar adanya. Kami menemukan ada beberapa pasangan yang tidak sesuai. Dan membuktikan ada aplikasi yang tertera, terkait dengan aplikasi MiChat, contohnya," ujarnya pada awak media, di lokasi. 

Selama melakukan operasi yustisia tersebut, Moh Irfan menegaskan, pihaknya bersama dengan anggota Sie Trantib Satpol PP Kecamatan Dukuh Pakis Pemkot Surabaya memiliki Surat Perintah resmi untuk melakukan operasi.

Tujuannya, menjaganya keamanan, ketertiban masyarakat. Sekaligus mengantisipasi adanya upaya penyalahgunaan momentum oleh para muda mudi, menjelang hari dan tanggal yang mafhum disebut hari kasih sayang (Valentine). 

Oleh karena itu, menanggapi adanya beberapa tamu hotel yang sempat memprotes adanya aktivitas mendadak seperti memeriksa kelengkapan identitas, pendataan, edukasi masyarakat, hingga dokumentasi. 

Moh Irfan menegaskan, hal tersebut sudah memiliki legalitas kuat yang telah diatur dalam surat perintah tersebut. 

"Untuk kegiatan malam ini, sebelum melakukan patroli skala besar, ini menjelang Valentine. Dimana momen itu dimanfaatkan muda mudi untuk berkumpul yang tidak sesuai. Dari acuan yang menjadi dasar kami, di hotel tersebut, adanya beberapa masyarakat, sehingga kami membuktikan hal tersebut," katanya. 

Terkait adanya seorang tamu wanita yang mendadak menyelinap kabur saat dilakukan pendataan. Moh Irfan tak menampik adanya temuan tersebut.

Ia menduga kuat sosok wanita yang kabur tersebut terlibat dalam praktik kencan berbayar terselubung dengan teman prianya yang berhasil didata oleh petugas. 

Sehingga, si wanita tersebut, berupaya untuk mengelabui para petugas untuk menjauh dari area hotel dan pergi. 

"Iya benar adanya. Tamu itu kabur. Ya tahu sendiri, namanya aplikasi bukan orang dikenal. Kalau dengan orang dikenal, pasangan sendiri pasti bertahan seperti pasangan lainnya. Sementara pasangan terakhir ini, kebetulan kabur, karena adanya aplikasi ini, terbukti," pungkasnya. 

Kemudian, Camat Dukuh Pakis Pemkot Surabaya, Annita Hapsari Oktorina Sesoria mengatakan, sesuai arahan Kasatpol PP Surabaya, operasi yustisia tersebut akan berlangsung hingga Selasa (14/2/2023).

Pihaknya juga akan memantau sejumlah tempat jualan tipe swalayan, sekolahan, kosan harian, dan hotel, untuk mengantisipasi adanya aktivitas tidak bertanggung jawab dari sejumlah pihak yang melakukan jual beli alat kontrasepsi terselubung. 

"Yang pasti kami, sesuai dengan arahan Kasatpol PP, kami melakukan pengecekan di sekolah-sekolah, (mengantisipasi) ada tempat yang menjual alat kontrasepsi yang dibungkus dengan coklat ataupun bunga. Itu kami lakukan terus jelang valentine juga. Iya kami juga dengan jajaran polsek melakukan kegiatan tersebut (operasi yustisia kos atau hotel)," ujar wanita berkerudung dan berkacamata itu, pada awak media. 

Baca juga: Ketua RT Bawa Celurit Aniaya Ibu Muda, Anak Korban Kabur dan Lapor Tantenya: ada Orang Jahat Datang

Baca juga: Harry Kane Jadi Opsi Hemat Suksesor Messi dan Neymar di PSG, Victor Osimhen Bakal Ditunda Dulu

Baca juga: Real Madrid Kalah Besar Sudah Diprediksi Legenda Man United, Eks Rekan Setim Sempat Ikut Mencibir

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Berita Terkini