TRIBUNMADURA.COM - Apa hukumnya jual daging kurban Idul Adha?
Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini, apakah diperbolehkan atau tidak.
Pendakwah Buya Yahya memberikan pengertian mengenai bolehnya daging kurban dijual atau sebaliknya.
Memang saat Idul Adha umat Islam bersuka cita bisa memakan daging baik yang miskin maupun yang kaya.
Baca juga: Kisah Perjuangan Ibu Bekerja Sebagai PMI, Sukses Sekolahkan Anak, Ada yang Jadi Jaksa
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Daging kurban saat Idul Adha biasa berlimpah. Bahkan di satu keluarga bisa mendapatkan lebih dari satu jatah.
Hingga terbersit untuk menjual daging kurban unutk mendapatkan uang.
Lantas seperti apa hukum menjual daging kurban? Apakah boleh menjual daging kurban atau justru haram?
Pengasuh Pondok Pesantren LPD Al-Bahjah, Buya Yahya menjelaskan terkait hukum menjual daging kurban.
Menurut penjelasan Buya Yahya, menjual daging kurban adalah halal jika daging kurban tersebut sudah kita terima, artinya sudah menjadi hak kita.
"Kalau kita sudah menerima daging kurban, milik saya, boleh saya jual kemana saja," kata Buya Yahya dikutip Serambinews.com dalam unggahan video YouTube Al Bahjah TV, Selasa (20/6/2023).
Justru yang tidak boleh kata Buya Yahya adalah menjual daging kurban sebelum dibagikan, ini menjadi haram biarpun itu hanya sekedar kulit dari hewan kurban.
"Yang nggak boleh menjual daging kurban sebelum dibagi, biarpun kulitnya tidak boleh dibagi," lanjut Buya Yahya.
Jadi menurut Buya, jika seseorang sudah menerima pembagian daging kurban, adalah sudah menjadi haknya.
Boleh saja orang tersebut menjual daging kurban ke mana saja. Apalagi mengingat jika orang tersebut mungkin sudah memiliki banyak daging di rumahnya atau tidak bisa mengonsumsi daging.
"Jadi kalau saya nerima daging kurban , ya suka-suka saya jual wong milik saya, wong milik saya, saya jual dong. Mungkin di rumah sudah banyak daging atau saya tidak makan daging,
masa dipaksa makan daging," imbuhnya.
Kisah Inspiratif, Buya Yahya Sebut Ada Tukang Becak Berkurban Kambing Tiap Tahun: Rahasianya di Sini
Pendakwah Buya Yahya membagikan kisah inspiratif dari seorang tukang becak yang bisa berkurban kambing setiap tahun pada hari raya Idul Adha.
Buya Yahya juga mengungkap rahasia dari kisah inpiratif tukang becak tersebut sehingga bisa berkurban setiap tahunnya pada hari raya Idul Adha.
Semua profesi dalam hidup memiliki kesempatan yang sama untuk berkurban pada hari raya Idul Adha, termasuk tukang becak.
Kisah tukang becak setiap hari raya Idul Adha berkurban kambing diulas oleh Buya Yahya, bahkan disebutkan kambing milik tukang becak yang dikurbankannya paling besar.
Kisah inspiratif tersebut dibagikan Buya Yahya melalui kajian dakwahnya yang diunggah kanal YouTube Al Bahjah TV, Jumat (9/6/2023).
Berkurban memang ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan setahun sekali pada hari raya Idul Adha.
Kurban juga sebagai bukti seorang hamba, peduli terhadap sesama, pada mereka yang kurang beruntung dan sebagainya.
Anjuran berkurban seperti dalam surat Al-Kautsar ayat 1-2.
"Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berqurbanlah," (QS-Al-Kautsar:1-2).
Allah memerintahkan kepada hamba untuk berkurban, bagi siapapun yang memiliki kemudahan.
Namun, kisah satu ini benar-benar membuat seseorang bisa fokus untuk mempersiapkan diri berkurban jika berkeinginan dan berniat berkurban namun tidak mengeluarkan biaya besar.
Seperti kisah yang dibagikan Buya Yahya ini, seorang tukang becak berkurban setiap tahun dan kambing yang dikurbankannya adalah kambing paling besar.
"Saya pernah dengar ada kisah inspiratif, ada seorang tukang becak, dia cerdas," kata Buya Yahya.
Tukang becak ini tidak memiliki harta kekayaan sebagaimana orang-orang kaya pada umumnya, namun ia memiliki keinginan yang kuat dan memiliki tips agar dirinya bisa berkurban setiap tahun.
Diungkap Buya Yahya, tukang becak tersebut menerapkan cara jika setelah selesai Idul Adha, ia membeli tiga kambing kecil sisa dari Idul Adha.
Seperti diketahui, harga kambing setelah hari raya Idul Adha biasanya murah.
"Setelah setiap selesai hari raya kurban, dia pergi ke pasar karena setelah selesai hari raya kurban itu kambing paling murah, dia beli kambing kecil-kecil tiga, setelah itu dirawat sampai besar," kata Buya Yahya.
Usai membeli kambing, tukang becak tersebut kemudian merawat kambing-kambingnya dengan sangat baik.
Menjelang bulan haji pada tahun berikutnya, tukang becak tersebut menjual satu hingga dua kambing miliknya sementara satu kambing lagi ia kurbankan pada hari raya Idul Adha untuk disembelih.
Uang hasil menjual kambing digunakan lagi untuk membeli kambing usai lebaran Idul Adha.
Ternyata, kebiasaan ini dilakukan tukang becak itu setiap tahun agar bisa berkurban setiap tahun ketika Idul Adha tiba.
"Duitnya (hasil jual kambing) ditunggu setelah bulan haji beli tiga lagi, sampai tahun berikutnya sama yang satu dijual, jadi duit. Nanti setelah bulan haji pasti jatuh harganya, beli lagi setiap tahun bisa kurban padahal seorang tukang becak," sambungnya.
Lebih lanjut, Buya Yahya mengungkap ternyata kambing kurban yang telah dibesarkan dari tukang becak tersebut adalah kambing paling besar dari hewan kurban lainnya.
"Bahkan di kampung itu katanya pasti kambingnya yang paling gede, dia orang hebat ,orang cerdas," timpal Buya.
Kisah ini bisa menjadi contoh bagi kaum muslimin yang hendak berkurban tahun depan.
Jika tidak memiliki kesanggupan dana untuk membeli besar sekaligus, maka dari saat ini bisa membeli kambing kecil atau kira-kira bisa untuk di kurbankan tahun depan.
Momen berkurban merupakan amalan yang dilakukan setahun sekali dan memiliki pahala yang sangat besar, maka berkurban harus diupayakan dengan serius kata Buya.
Jika anda dalam satu keluarga terdiri dari lima orang namun tidak mampu berkurban lima ekor hewan, maka satu ekor hewan pun diberi keringanan daripada tidak melakukannya sama sekali.
"Setahun sekali loh ya, ayo InsyaAllah. Setiap tahun kita setiap satu orang satu dianjurkannya. Kalau lima orang ya 5, nggak punya 5 ya 4, gak punya 4 ya 3, gak punya 3 ya 2, gak punya 2 yang penting jangan sampai tidak ada yang berkurban di rumahnya," pungkas Buya Yahya.
Buya Yahya Jelaskan Besarnya Pahala Bagi Orang yang Berhaji Atau Berkurban
Dalam kalender Islam, saat ini sudah memasuki Bulan Dzulhijjah 1444 Hijriah.
Bulan ini juga disebut bulan haji karena pada bulan ini umat Muslim yang mampu melaksanakan ibadah haji.
Di samping itu, saat Idul Adha nanti, umat Muslim mampu yang tak berhaji juga dianjurkan berkurban.
Lantas bagaimana pahala haji dan berkurban?
Pendakwah Buya Yahya mengatakan pada bulan haji terdapat dua amalan yang memiliki pahala besar jika dilakukan.
Dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube Al Bahjah TV, Senin (5/6/2023), Buya Yahya mengungkap ada dua amalan yang ada di bulan haji dan memiliki pahala besar.
Kedua amalan tersebut adalah menunaikan haji dan berkurban.
"Ada dua amalan yang hanya ada di bulan haji, yang pertama adalah kurban, yang kedua adalah haji," kata Buya Yahya.
Buya Yahya kemudian mendoakan semua umat Muslim agar bisa melaksanakan rukun Islam yang kelima itu.
"Semoga Anda bisa haji semuanya," sambungnya.
Melaksanakan ibadah haji merupakan syariat yang diturunkan Allah SWT kepada hamba-Nya.
Ibadah Haji ialah rukun Islam yang difardhukan kepada setiap muslim yang memiliki kemampuan untuk menunaikannya baik secara fisik, finansial, dan spiritual untuk berangkat ke Baitullah.
Lantas bagaimana jika kita belum mampu pergi haji, tapi ingin mendapatkan pahala besar pada bulan haji?
Sambung Buya, Anda bisa mulai untuk menumbuhkan rasa rindu pergi haji.
Lalu lakukan amalan lainnya, yaitu berkurban. Pelaksanaannya dilakukan bersamaan hari Raya Idul Adha.
Dengan kurban, Anda akan mendapatkan pahala besar yang tidak bisa dibandingkan dengan pahala sedekah biasa.
"Ayo kita berkurban, kurban adalah agung, kemudian pahalanya nggak bisa dibandingkan dengan sedekah biasa," imbuh Buya Yahya.
Lebih lanjut, Buya Yahya kemudian memberikan contoh perbedaan pahala jika anda menyembelih kambing pada hari biasa dan menyembelih kambing atau kurban pada momen haji atau Idul Adha.
"Kalau Anda hari ini menyembelih kambing, Anda mendapatkan pahala besar untuk fakir miskin dan yang lainnya, tapi kalau Anda sembelih di bulan haji, jauh lebih besar, nggak bisa dibandingkan, maka ayo berkurban semuanya," pungkas Buya Yahya.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com