TRIBUNMADURA.COM - Muhaimin Iskandar ungkap alasannya kenapa PKB keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Ketua Umum PKB yang akrab disapa Cak Imin itu menyebutkan soal nasib dirinya di koalisi yang beranggotakan Partai Gerindra, Golkar, dan PAN.
Cak Imin menyebut dirinya merasa tak diajak berunding soal pergantian nama koalisinya.
Tak hanya itu, Cak Imin juga merasa tak jelas nasibnya terlebih soal siapa yang jadi Cawapres dari Prabowo Subianto.
Baca juga: Anies dan Cak Imin Sempat Kunjungi Sampang Sebelum Ziarah ke Makam Sunan Ampel Surabaya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Awalnya kata dia, soal berubahnya nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang digagas bersama Gerindra menjadi KIM.
Perubahan nama koalisi itu disebut Cak Imin tanpa pengetahuan PKB.
"Di tempat itu tiba-tiba koalisi KKIR koalisi kebangkitan Indonesia Raya tiba-tiba berganti nama tanpa ngajak bicara PKB secara detail menjadi Koalisi Indonesia maju," kata Cak Imin saat memberikan sambutan di acara Silaturahmi dengan Kiai dan Ibu Nyai, di Ponpes Al-Aqobah Tebuireng, Jombang, dikutip Senin (11/9/2023.
"Disitu kesimpulannya bahwa akhirnya koalisi khusus bersama Prabowo Muhaimin bisa dikatakan berakhir," sambungnya.
Tak cukup di situ, Cak Imin juga mengaku sudah feeling kalau hubungan Gerindra dengan PKB mengarah ke tanda-tanda berakhir.
Sebab kata dia, sejak hampir 12 bulan menjalin KKIR, Prabowo selalu capres yang diusung tak juga mengumumkan namanya sebagai cawapres.
"Bahkan saya feeling aja ketemu salah satu ketua umum yang ada, saya bilang ini kayaknya, tanda-tandanya yang akan dijadikan Wapres Pak Prabowo ini bukan Ketua Umum PKB ini, nggak jelas posisinya," tutur dia.
Atas hal itu, Cak Imin memilih pergi dan meninggalkan KIM, terlebih perolehan Presidential Threshold Gerindra dengan PAN dan Golkar sudah mencukupi.
"Tapi ternyata setelah ada banyak partai yang bergabung, kemudian terlihat ada
Kandidat Cawapres Prabowo Subianto