Hadi menyebutkan, jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di Jawa Timur saat ini terus mengalami pertumbuhan. Dari tahun lalu hingga saat ini tumbuh 400.000 tenaga kerja, terutama di segmen informal atau bukan penerima upah (BPU).

Diakui pertumbuhan peserta BPJS Ketenagakerjaan di Jatim ini karena adanya intervensi pemerintah provinsi terus ke pemerintah kabupaten/kota.

“Adanya intervensi dari Pemerintah Provinsi dan dilanjutkan oleh Pemkab- Pemkot ini pertumbuhan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di Jawa Timur meningkat luar biasa. Banyak pekerja rentan terlindungi program BPJS Ketenagakerjaan yang iurannya dibantu oleh Pemkab-Pemkot, oleh instansi-instasi yang sudah mapan,” jelasnya.

Secara terpisah, Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Gresik Bunyamin Najmi mengakui, peningkatan jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan tidak terpisahkan dari adanya intervensi Pemerintah Daerah.

Bunyamin menyebut, jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Gresik tahun ini mengalami peningkatan cukup signifikan berkat intervensi Pemkab Gresik. Namun, lanjut Bunyamin, intervensi itu juga dibarengi kolaborasi dan sinergi terus menerus.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com