Berita Terkini Pamekasan

Sentra PKL Food Colony Pamekasan Merana Ditinggal Pengunjung

Penulis: Muchsin Rasjid
Editor: Taufiq Rochman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beginilah kondisi sentra PKL Food Colony, di Jalan Kesehatan Pamekasan, kini sepi pengunjung. Sehari-harinya, PKL yang buka tidak lebih dari lima kios, Minggu (19/11/2023)

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) dan Tenaga Kerja Pamekasan, Muttaqin, yang dimintai konfirmasinya mengakui, jika saat ini kondisi sentra PKL Food Colony, yang berdiri di atas lahan seluas 8.855 m2, kios yang ditempati PKL dapat dihitung dengan jari.

Menurut Muttaqin, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seperti itu.

Di antaranya banyak PKL yang terpaksa kembali lagi berjualan di area Arek Lancor.

Walau saat itu pemkab sudah meminta agar mereka menempati kios yang sudah disediakan, namun tak dengan alasan sepi pengunjung.

"Mungkin, untuk membuat Food Colony ramai, perlu penertiban kembali terhadap PKL yang masih berjualan di pinggir jalan dan kawasan Arek Lancor."

"Jika tidak seperti itu, maka PKL terus bertahan di Arek Lancor."

"Dan kenapa sampai sekarang belum dilakukan penertiban, masih ditunda dulu karena ada pertimbangan lain,” kata Muttaqin.

Ketika disinggung alasan PKL tidak mau menempati di antaranya bentuk bangunannya seperti pasar dan tidak dibuat melingkar berbentuk huruf U, Muttaqin menyatakan, jika berbicara keinginan, maka setiap orang mempunyai keinginan sendiri-sendiri.

Sehingga, apapun bentuknya pasti di antara mereka ada yang tidak cocok.

“Kalau dibangun seperti keinginan PKL, maka lahannya tidak akan cukup untuk menampung PKL di sana. Sehingga dibangunlah seperti itu,” papar Muttaqin.

Ketua Lembaga Pusat Penelitian dan Pengembangan Madura (LP3M) di Pamekasan, Suroso menilai, faktor utama yang menyebabkan hanya beberapa kios yang buka di Food Colony, di antaranya desain pembangunan sentra PKL itu kurang memenuhi syarat dan tidak layak untuk ditempati PKL.

Menurut Suroso, dari beberapa pengakuan PKL yang ditemui dan ditanya kenapa tidak mau menempati lokasi itu, rata-rata beralasan, jika terpaksa menempatinya yang jelas dagangannya tidak laku, terutama yang berada di bagian dalam los.

“Kami kira, alasan PKL wajar. Jika sebelumnya mereka menempati lokasi itu dan kemudian ke luar, lalu memilih berjualan di Arek Lancor kembali, karena bangunannya yang tidak sesuai di hati mereka,” kata Suroso.

Karena itu, kata Suroso, agar Food Colony itu tidak jadi museum, maka bangunan dan tata letaknya perlu didesain ulang.

Entah bagaimana caranya, pemkab lebih paham, karena di sana terdapat dina pekerjaan umum (PU) yang lebih paham tentang bangunan.

Halaman
123

Berita Terkini