Perasaan Eko makin gusar. Ia sudah memasuki jalur Piket Nol yang gelap gulita.
Kegelisahan Eko pun makin tak terbendung.
Dari kejauhan, ia melihat sebuah warung kosong.
Tanpa ragu, Eko akhirnya memarkirkan kendaraanya di dekat warung tersebut. Jalanan kala itu begitu sepi.
"Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti di warung tersebut sejenak sampai menunggu cuaca reda."
"Saat itu sudah jam mau setengah 7 malam," paparnya.
Waktu berlalu, hujan tak kunjung reda. Kadang gerimis, kadang juga beranjak deras.
Eko melihat guyuran air makin deras.
Dirinya berusaha tenang sembari berharap warung yang ia pijak selamat.
Ia pun berusaha tenang sembari beristirahat.
Sekira pukul 20:00 malam, Eko melihat petugas kepolisian bersama BPBD melaju ke arah Barat dari arah Timur.
Para petugas berteriak kepada Eko jika di jalur atas telah terjadi tanah longsor yang menutup seluruh badan jalan.
Lokasi longsor sekitar 2 kilometer dari warung tempat Eko berteduh sejenak.
Seluruh badan Eko pun merinding campur aduk keputusannya berhenti di warung tersebut turut menyelamatkan dirinya beserta muatan dalam truk.
"Jika saya melanjutkan perjalanan kala itu bisa saja saya dan truk ini terkubur tanah longsor. Alhamdulillah masih diberi keselamatan," ucapnya bersyukur.