Berita Bangkalan

Kisah Warung Legendaris Mak Cenneng Bangkalan, Pertahankan Racikan Sate Kambing dari Rumah Sederhana

Penulis: Ahmad Faisol
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GENERASI KEDUA : Astamin (87), anak dari Mak Cenneng, pemilik warung sate-gule legendaris di Bangkalan sejak tahun 1914 saat ditemui di rumahnya, Kampung Keranan, Kelurahan Pangeranan, Minggu (27/4/2025). Kini Astamin sudah tidak ke warung sate lagi setelah berjualan sejak tahun 1965, warung sate dipasrahkan kepada anak dan menantunya atau generasi ketiga Mak Cenneng

Kenangan-kenangan bersama para pelanggan dari Semarang dan Sumatera semakin lengkap dengan kehadiran seorang pelanggan dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Bangkit Dananjaya. Ia kembali mengunjungi Warung Sate Mak Cenneng pada Senin (21/4/2025) setelah lebih dari satu tahun menetap di Balikpapan.

“Kangen sate ini, paling mantap. Saya dulu ketika masih bekerja dan tinggal di Bangkalan memang sering ke sini sini. Sekarang saya bekerja di Balikpapan,” ungkap pria asal Semarang, Jawa Tengah itu.  

Bagi pria berusia 34 itu, menyantap sate Mak Cenneng di saat masih panas maupun hangat dengan balutan siraman kuah gule yang berisikan irisan daging kambing muda, menciptakan sensasi dan cita rasa yang unik dan sulit dilupakan.

Selain bumbu khasnya, daging sate maupun gule Mak Cenneng dikenal dengan tekstur daging lembut dengan bumbu khasnya meresap di setiap iris daging hingga menyeruak di lidah.

“Di sini rempah pada gule memiliki citarasa yang sangat spesial, tidak ada lawan. Ini gule paling mantap, diolah dengan daging kambing muda yang masih fresh dan tidak berbau amis. Saya lebih suka gule, tapi satenya juga oke,” pungkas Dananjaya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkini