Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Sebagian petani di Kabupaten Sampang, Madura memilih menunda menanam tembakau di musim kemarau tahun ini mengingat, cuaca masih belum stabil.
Meski begitu, mereka tetap optimis dapat menanam pohon yang biasa disebut daun emas tersebut, bahkan besar harapan memperoleh keuntungan di tahun ini.
Sehingga, petani tembakau terutama di Desa Daleman, Kecamatan Kedungdung, Sampang berinisiatif mempersiapkan peralatan produksi tembakau terlebih dahulu.
Petani setempat, Damhuji mengatakan bahwa, petani tembakau di Sampang menghadapi banyak tantangan, termasuk curah hujan tinggi.
Jika dipaksakan tetap mananam tembakau menyebabkan tanaman terendam air dan gagal tumbuh.
"Kerugian jutaan rupiah akibat gagal tanam menjadi beban berat bagi kami sebagai petani," ujarnya.
Dengan begitu, pihaknya memilih mempersiapkan peralatan seperti widik karena saat kemarau basah berakhir, petani dapat langsung memulai produksi dan lebih fokus merawat pertumbuhan tembakau.
Menurutnya, widik bukan hanya sekadar tempat pengeringan, tetapi juga menjadi sumber penghasilan alternatif bagi petani dengan harga yang bisa mencapai Rp 40-45 ribu per biji.
"Meskipun penanaman tembakau gagal, widik yang dibuat masih bisa dijual kepada petani lain yang lagi menanam tembakau," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com