TRIBUNMADURA.COM - Beban hidup warga ini bertambah usai rumahnya digusur oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Selasa (2/7/2025).
Selama 10 tahun, dia mengandalkan lahan kosong milik Pemkot untuk mendirikan rumah sementara.
Dia lantas diberi waktu oleh pemerintah untuk mencari tempat tinggal lain.
Sayangnya, lima hari saja tak cukup.
Hingga rumahnya rata dengan tanah, Pian Sembiring belum juga mendapatkan pengganti.
Bukan tanpa alasan. Pilihannya tak banyak dengan penghasilan tak menentu.
Pria berusia 56 tahun itu diketahui bekerja sebagai sopir angkot.
"Sudah seminggu kawasan ini mulai diratakan. Hari ini saya terakhir angkut barang," ujar Pian kepada TribunTangerang.com, Ciputat, Tangsel, Selasa (1/7/2025).
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Baca juga: Wanita Penjual Tuak Ditikam Pacarnya 2 Kali, Api Asmara Jadi Penyebab Peristiwa Berdarah
Dia menceritakan rumah yang ditinggalinya bersama istri dan anak sudah dirobohkan seminggu lalu.
Sebagai sopir angkot jurusan Ciputat - Kebayoran, Pian menceritakan pendapatannya tidak menentu.
Dalam sebulan, ia hanya mampu membawa pulang sekitar Rp1 juta. Penghasilan itu bahkan belum dipotong biaya bensin dan kebutuhan makan harian.
Kini, dengan rumah yang sudah tak ada, beban hidup bertambah berat.
"Saya lagi cari kontrakan, tapi susah nyari yang murah. Dikasih waktu pindah, tapi tempat yang pas belum ketemu. Yang ada mahal-mahal," kata Pian.
Ia mengungkapkan bahwa rumahnya menjadi ruang hidup dan tempat berteduh dari panas juga hujan, serta membesarkan anak untuk menyambung hidup.